Halaman

Sabtu, 19 Desember 2020

Knives Out : Film Pertama setelah Jeda Berbulan-bulan

Bagi para pecinta film, Knives Out yang rilis November 2019 ini mungkin menjadi perbincangan hangat di awal-awal peluncurannya.

Mulanya, saya tahu film ini dari Kakak dan Kakak Ipar. Mereka menyarankan menonton film ini. Sebuah film tentang detektif untuk mencari tahu kasus di balik tewasnya novelis miliuner terkenal, Harlan Thrombey.

Pertama kali menonton, saya sebetulnya agak jenuh karena langsung dihadapkan pada proses wawancara antara detektif dan para tersangka. Selain itu alurnya maju mundur. 

Siapa sangka, tak lama setelah itu film ini ternyata diputar di channel Fox Movie Premium. Sudah sampai di bagian tengah. Meski terjeda-jeda, tapi saya sempat mengikuti. 

"Ternyata seru juga. Bagus ceritanya." Pikir saya. 

Merasa betul menentukan tersangka, ternyata saya terkecoh. Itulah yang akhirnya membuat saya menonton ulang film ini full dari awal hingga akhir.

Tak hanya ending yang menarik, banyak pesan yang saya dapatkan dari film ini. Terutama dari watak/karakter para tokoh.

Jika Anda penikmat film, maka ini salah satu film yang saya rekomendasikan (meski diluncurkan tahun lalu, hhe).

Semoga bermanfaat.

Rabu, 16 Desember 2020

Begini Rasanya Bila Anak Sakit

Bada magrib, rasanya lemas sekali ketika mendengar kakak Banis (anak dari kakak saya) harus dirawat di klinik Karina Medika, Purwakarta. Penyebabnya dehidrasi. 

Sudah sejak Senin sore kakak Banis terus-menerus muntah. Makan sedikit keluar lagi. Minum juga begitu. Selasa badannya agak demam. Hari ini sebetulnya sudah lebih ceria dan aktif. Tapi kakak kembali muntah saat siang hari.

Senin malam kakak Banis sebetulnya sudah berobat. Tapi karena obat sulit masuk (anak kecil kan memang agak gimanaaa gitu kalau minum obat) dan kondisi muntahnya terulang, kakak saya akhirnya memutuskan membawanya ke dokter spesialis anak. Hingga akhirnya dokter putuskan untuk dirawat inap.

Sebagai seorang ibu, saya langsung lemas. Bagaimana tidak? Kakak Banis harus belajar sabar saat disuntik untuk diinfus, tidak banyak bergerak maupun melakukan berbagai hal seperti biasa. Ini mengingatkan saya ketika Fatih (anak saya) sakit panas. Walau hanya satu hari dan tidak sampai dirawat, tapi tetap saja hati ini cemas.

Sekarang, saya pun tidak bisa menemani Banis. Selain anak saya yang masih 1 tahun, suami juga sedang ada acara penting yang tak bisa ditinggalkan.

Besok, saya pun harus rapat dan menyusun rapot kelas. Ingiiiin rasanya menengok. Niat ini juga sudah saya utarakan ke kakak dan orang tua saya. Tapi, karena masih pandemi dan belakangan kasus covid di Purwakarta cukup tinggi, jadi mereka menyarankan agar saya tetap di rumah saja.

Sedih sebetulnya karena tidak bisa menjenguk keponakan. Hanya doa yang semoga sampai dan diijabah agar kakak Banis lekas sembuh.

Sehat sehat ya Kakak Banis ...

Senin, 07 Desember 2020

Pengumpulan Jawaban PAS

Kurikulum PJJ saat pandemi memang bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah. Salah satu hasil evaluasi PJJ tengah semester adalah dilaksanakannya penilaian akhir semester (PAS) secara luring.

Teknisnya, siswa mengambil soal di sekolah lalu mengerjakan di rumah dalam waktu yang telah ditentukan (di kabupaten kami masih belum diizinkan tatap muka). Kemudian, pada hari ini, siswa mengumpulkan semua jawaban PAS yang telah dikerjakan. 

Untuk mematuhi protokol kesehatan, maka siswa dan guru yang datang harus mengenakan masker. Agar tidak berkerumun, maka proses pengumpulan dibagi sesuai kelas masing-masing. Di kelas pun, masih tak boleh berkerumun. Peserta didik harus antri dan menjaga jarak saat akan mengumpulkan jawaban.

Dengan cara ini, hampir 100% siswa mengikuti PAS. Bila harus dilaksanakan online, mungkin hanya separuh bahkan kurang yang akan mengikuti. 

Oh iya, bila biasanya soal PAS dibuat MGMP, di semester kali ini guru mapel di sekolah masing-masing yang membuat.

Well ... Lembar jawaban siswa sudah terkumpul. Kini saatnya memeriksa secara manual 😀

SEMANGAT!!!

Minggu, 06 Desember 2020

Akhir PPG

Memeluk Fatih (anak saya yang hampir genap 1 tahun) adalah salah satu hal pertama yang saya lakukan usai mengikuti Uji Pengetahuan PPG Daljab 2020.

Betapa tidak? Selama mengikuti perkuliahan, dengan tugas yang cukup menyita waktu dan tenaga, saya tidak bisa bermain dengan Fatih sepuasnya. Ada waktu dimana saya harus "kabur" dari Fatih agar tugas terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Sebuah pengorbanan yang semoga berbuah manis.

Sungguh bersyukur memiliki suami dan orang tua yang begitu peduli. Di masa-masa sibuk itu, keluarga saya mau bergantian menjaga Fatih. Menemaninya bermain dan belajar banyak hal.

Saya, terkadang hanya kebagian di saat-saat Fatih harus menerima ASI atau menjelang tidur. Tak lupa untaian doa saya bisikkan ke telinganya.

Hari ini, Ahad, 6 Desember 2020. Saya mengikuti Uji Pengetahuan (UP) PPG Daljab 2020. Sebuah tes akhir bagi siapa pun yang mengikuti PPG. Bertempat di Direktorat TIK UPI Kelas H, saya mengikuti ujian yang terjadwal pukul 08.30-11.30 WIB.

Hujan yang mengguyur Bandung sedari pagi tak menyurutkan langkah mengikuti tes ini. Alhamdulillah Fatih sudah terbiasa bangun pagi. Mandi pukul 04.30 WIB pun sudah tak masalah lagi bagi Fatih yang memang senang air.

Hasil ujian kali ini akan diumumkan serentak oleh panitia nasional di situs resmi UKMPPG (Uji Kompetensi Mahasiswa PPG). Kelulusannya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan batas minimal 70.

Saya sendiri belum tahu apakah nilai saya mencukupi atau belum. Tapi untuk saat ini, saya sungguh lega karena seluruh rangkaian PPG Daljab Angkatan 3 tahun 2020 telah terlaksana. Kini, saya bisa melakukan aktivitas-aktivitas lain yang lebih ringan dan menghibur seperti membaca buku favorit atau melanjutkan menulis proyek buku. Hehe ...

Menjadi mahasiswa PPG Daljab sungguh memberi pengalaman yang berarti. Selain belajar membuat perangkat yang baik, saya pun telah belajar bagaimana praktik mengajar yang baik. Tak hanya meningkatkan ilmu/pengetahuan/pengalaman di bidang pedagogi, tetapi juga profesional pun terasah. Alhamdulillah 🤲🏻

Ya Allah, terima kasih atas kesempatan ini. Semoga hasil UKMPPG nya baik dan lulus. Aamiin ...

Jumat, 13 November 2020

Kembali Menjadi Narasumber di Kelas Menulis Online bersama Omjay

Ahad, 8 November 2020
Ada pesan masuk dari Omjay :
Yth Bu Ditta
Mohon kesediannya menjadi narsum kembali hari senen
(09.35 WIB)

Namun, karena pada hari itu saya sedang ikut ziarah ke Cirebon, hampir seharian saya tidak mengecek WA. Pesan Omjay baru saya buka esok paginya.

"Senin skg Omjay?" Tanya saya pada Omjay untuk memastikan.

"Iya nanti malam di gel 16", jawab Omjay.

Saya tak langsung menjawab. Hari Senin, 9 November 2020, saya harus melaksanakan PPL dalam program PPG dan langsung membuat laporan untuk diunggah pada hari tersebut. 

Namun, hati saya tak bisa menolak permintaan Omjay. Biar bagaimana pun, melalui Omjay, saya bisa bertumbuh dan berkembang lebih baik terutama dalam dunia kepenulisan. Beliau adalah guru yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri.

Maka, diawali dengan bismillah dalam hati, saya menyatakan siap.


1 jam sebelum belajar
Seperti biasa, pelatihan akan dimulai pukul 19.00 WIB. Beberapa konsep materi sudah ada di dalam otak. Tapi, saya harus menuangkannya dalam bentuk tulisan terlebih dahulu. Membuat peta konsepnya agar berjalan runut.

Usai menyelesaikan editing video praktik PPL, di satu jam sebelum pembelajaran mulai, saya mengebut untuk menuangkan semua konsep yang ada. Hehe, mungkin karena saya seorang guru ya jadi apa-apa harus ditulis dulu layaknya membuat RPP sebelum melakukan proses pembelajaran.

Selain ngebut, saya masih harus membagi waktu dengan anak saya yang masih berusia 11 bulan. Setelah magrib adalah jadwal Fatih tidur. Jadi, saya pun harus stand by menemani.

Ternyata ...
Saat menengok grup Gelombang 16 dimana saya akan bergabung sebagai narasumber, ternyata sudah mulai ramai sejak flyer narasumber dibagikan.

Namun, yang membuat saya kaget adalah kabar bahwa ternyata Omjay sedang sakit. Hal itu dibenarkan oleh Bu Kanjeng yang menjadi moderator membersamai saya.

Omjay ...
Saya masih ingat ketika dulu Omjay pernah pingsan dan dirawat namun tetap mengayomi kami bahkan membuat tulisan di saat sakit! Membuktikan bahwa menulis bisa dilakukan dalam kondisi apa pun.

Sekarang, Omjay yang sedang tidak fit, ternyata masih saja memikirkan nasib kami para peserta. Bagaimana agar perkuliahan tetap jalan dengan menghadirkan narasumber.

Omjay, engkaulah salah satu guru sejati yang sungguh menginspirasi. Kembali, Ditta ucapkan beribu terima kasih karena telah memberi kesempatan kedua kalinya untuk menjadi narasumber di kelas menulis bersama Omjay dkk.

Tak lupa, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang tergabung dalam kelas menulis bersama Omjay dkk. Terima kasih pula kepada yang telah meluangkan waktunya untuk membuat resume materi dari manusia biasa ini.

Semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan untuk dapat terus berkarya dan berbagi. 

Salam Guru Blogger,
Salam Literasi.

Jumat, 06 November 2020

Sehari Tak Buka Laptop

Sehari nggak buka laptop pada saat PPG itu ternyata ... #aneh! Hehe. Mungkin karena terbiasa menyeleskan tugas dsb sehingga setiap hari harus buka laptop. Akhirnya ketika tidak buka laptop sama sekali menjadi terasa janggal.

Seperti hari ini. Hingga pukul 22.39, saya belum membuka laptop. Bukan karena tak ada tugas. Tapi, karena memang tugas sudah selesai lebih awal dan sudah diunggah kemarin malam.

Rasanya benar-benar aneh! Mungkin setelah ini saya akan kembali membuka laptop. Sekedar mengetik rancangan tugas berikutnya barangkali. Atau sekedar menyalakan lalu mematikan kembali. Hehe ...

Rabu, 04 November 2020

Senangnya Tuh Di Sini

Senin, 2 Nov 2020, seharusnya setiap mahasiswa PPG Daljab 2020 melakukan praktik mengajar untuk PPL 1. Tapi saya tidak bisa. Pada hari tersebut, saya sebagai wali kelas 7, harus mendampingi peserta didik untuk sesi pemotretan.

Selain itu, memang sebelumnya setelah berkoordinasi dengan guru IPA kelas 9A dan wali kelas 9A, praktik PPL akan dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Nov 2020 karena pada tanggal tersebut saya pun harus disupervisi (biar sekalian).

Saat melihat panduan, jadwal unggah video praktik PPL (karena PPG kali ini full daring) adalah hari Selasa. Karena itu, saya pikir bisa melakukan PPL di hari Selasa. Mengingat pada saat orientasi (penyamaan persepsi) tentang PPL, saya pernah bertanya terkait jadwal dan ternyata boleh disesuaikan.

Namun, izin tersebut tentu bukan berarti kita harus abai saat melaksanakan tugas. Maka, saya pun berusaha usai melaksanakan kewajiban sebagai wali kelas untuk mengondisikan peserta didik kelas 9.

Saya komunikasikan ulang pada guru pendamping (observer) bahwa saya akan coba praktik hari Senin. Lalu, saya pun mulai mencoba mengondisikan.

RPP yang saya buat sifatnya daring yang terdiri dari kegiatan sinkron dan asinkron. Pada kegiatan sinkron, sebenarnya peserta didik sudah bisa masuk platform meeting room online. Namun, qodarullah saat itu saya mengalami kendala tidak bisa share screen dan setelah melihat rekaman video praktik mengajar, ternyata suara tak terekam.

Saya coba kembali bagian sinkron hanya dengan video call biasa, tetap suara tidak terekam. Pembelajaran harus berlanjut ke asinkron. Maka saya coba komunikasi. Namun seperti terdampar di hutan belantara sendirian, ruang chat begitu sepi hingga saya pun merasa sedang melakukan monolog.

Saya benar-benar tidak tahu apakah mereka mengerjakan atau tidak. Tapi, mungkin karena memang bukan jadwal PJJ IPA, jadi belum ada respon.

Akhirnya, praktik PPL pun tetap saya laksanakan pada hari Selasa. Hasilnya sudah lebih baik karena saya gunakan platform meeting online yang berbeda. Suara saya juga terekam. Alhamdulillah.

Sedih Tak Dianggap
Saya berusaha mengejar ketertinggalan. Usai praktik mengajar, saya gabungkan video sinkron dan asinkron untuk kemudian diunggah ke YouTube dan dikirimkan ke link (ternyata ini menjadi tagihan hari Senin).

Selasa malam, webmeeting antara mahasiswa dosen dan guru pamong membahas video yang telah dikirim linknya. Dan sedihnya tuh di sini. Nama saya tak disebut. Satu-satunya yang tidak dibahas dari 9 orang yang atau kelompok. Padahal siang tadi usai dzuhur saya langsung mengirim link di LMS.

Namun, saya pun sadar. Dosen dan guru pamong tentu memiliki kesibukan. Mungkin mereka belum sempat melihat kiriman saya yang 'telat' itu. Saya masih bisa belajar dari masukan masukan terhadap video teman-teman.

Merasa tidak nyaman dan tidak tenang, saya pun menghubungi admin, memaparkan apa yang sebenarnya terjadi. Dan memohon maaf.

Saya bisa menjadi lebih tenang saat admin menjelaskan bahwa nama saya tidak disebut mungkin karena memang belum dilihat. Jadi, datanya melihat yang hari sebelumnya telah mengirimkan. Saat itu saya sudah pasrah berapa pun nilai yang akan saya dapat.

Senangnya Tuh Di Sini
Di WA Grup ada kabar hari ini (Rabu, 4 Nov 2020) video praktik pembelajaran telah dinilai untuk PPL 1. Saya cek di bagian grade, benar saja sudah dinilai. Eh, ternyata nilainya sudah baik. Saya dapat 90. Alhamdulillah.

Karena sempat ada yang menanyakan siapa yang memberi nilai, maka saya pun akhirnya membuka di bagian penugasan. Betapa bahagianya saya ketika melihat ternyata yang menilai adalah dosen saya! Pak Dr. Mohammad Wijaya.

Membaca feedback dari beliau, saya sungguh terharu 😭 ternyata saya tak dilupakan, hanya memang belum sempat dilihat saja videonya jadi tak disebut saat wm.

Minggu, 01 November 2020

Tips (untuk) Lupa Waktu

Pernah kaget saat melihat jam ternyata sudah siang padahal rasanya masih pagi? Atau melihat tanggal ternyata sudah tanggal tua? 😁😁😁

Lupa waktu memang identik dengan hal-hal yang kurang baik. Terlalu banyak main, terlalu banyak begadang, terlalu banyak nonton, dll sampai-sampai lupa waktu nggak makan, lupa waktu sama keluarga bahkan yang lebih parah, lupa waktu untuk beribadah. Astaghfirullah.

Tapi, terkadang lupa waktu memang dibutuhkan. Saat kita harus fokus mengerjakan tugas misalnya. Saat mengerjakan malam hari dan kita melihat waktu (jam), mungkin tubuh kita akan sadar sudah saatnya beristirahat. Kalau sudah begini, pekerjaan mungkin tidak akan selesai.

Lalu, bagaimana caranya agar sesekali bisa lupa waktu? Jawabannya sederhana. Dengan tidak memerhatikan waktu itu sendiri. Alias tidak usah melirik jam. Cukup setel alarm tanda pengumpulan tugas atau untuk ibadah dan makan. Selebihnya biarkan waktu berjalan dengan sendirinya.

Tips ini mungkin juga berguna saat kita sedang dalam posisi "menunggu". Bukankah menunggu itu terkadang menjemukan? Terlebih jika tiap saat kita melihat jam. Waktu rasanya berjalan lambaaaaaattttt sekali. Maka, tipsnya adalah ya jangan lihat waktu 😁

Saya tidak sarankan untuk terus lupa waktu loh ya. Hehe. Tiap kita harus tau kapan waktunya kita ingat dan kapan sebaiknya kita lupa.

Saat kita ingin ingat waktu, maka lihatlah waktu. Saat kita ingin lupa, maka abaikan sejenak sang waktu.

Mau pilih yang manapun, kuncinya tetap sama. Gunakan untuk kebaikan. Ibarat pisau yang bisa berguna atau tidak, bukan tergantung pisaunya, tapi tergantung pada siapa yang menggunakannya.

Semoga kita tetap jadi sebaik-baik insan. Karena setiap waktu yang kita lalui, tak akan pernah kembali walau hanya sepersekian detik.

Jumat, 30 Oktober 2020

Saatnya Meliburkan Diri

Cuti bersama tanggal 28 dan 30 Oktober kali ini tak seperti biasanya. Kamis, 29 Oktober yang merupakan libur nasional Maulid Nabi Saw plus dua hari libur yang mengapitnya membuat perkuliahan PPG pun dijeda.

Tapi, seolah sudah menjadi bayangan yang selalu mengikuti, tugas dll yang berkaitan dengan PPG selalu menghantui. Jangankan berlibur, diam saja isi otak selalu dipenuhi dengan PPG.

Di hari pertama libur, saya sibuk mempersiapkan portofolio. Uji kinerja PPG Daljab 2020 kali ini harus menyertakan portofolio dua tahun terakhir. Alhamdulillah, telah tergantikan takdir. Dua tahun ini saya memang mengikuti beberapa Diklat, seminar/webinar bahkan menerbitkan buku. Jadi, insya Allah tidak akan kalap.

Di hari kedua libur, saya sibuk mencermati kembali perangkat pembelajaran (RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD dan Evaluasi) serta proposal PTK yang akan digunakan saat PPL. Seperti umumnya proses editing. Revisi perangkat pun memakan waktu yang tidak sebentar. Semakin dicermati, semakin banyak yang direvisi seolah akan menjadi revisi tidak berujung. Maka satu-satunya jalan adalah dengan berhenti merevisi. Hehe ...

Di hari ketiga, setelah selesai menscan beberapa sertifikat, saya memutuskan untuk meliburkan diri. Sejenak rehat dari segala aktivitas PPG. Bermain dengan Fatih (anak saya). Berbelanja online. Mengunjungi blog teman dan lain sebagainya.

Yap. Otak dan badan pun perlu beristirahat sejenak. Merasakan hal-hal baru untuk sekedar refresh, menyegarkan kembali. Toh, manusia itu bukan robot, kan? Setiap kita harus tau batasan diri. Jangan sampai target yang terlalu besar membuat kita lupa diri.

Bismillah ... Besok akan dimulai kembali. Wahai segala aktivitas, saya sudah siap dengan energi dan semangat baru!

Sabtu, 17 Oktober 2020

Tips Membuat Video Praktik Pembelajaran

Halo Sahabat Ruang Inspirasi,
semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya!

Seneng syuting bikin video pembelajaran? Pernah nggak bikin video praktik pembelajaran yang ternyata bisa dimanfaatkan untuk bahan evaluasi dan peningkatan kualitas pembelajaran?

5 tahun tak mengajar kelas 9, dan kini harus bikin video praktik pembelajaran tentang Hukum Coulomb merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Terlebih membuatnya hanya dalam waktu 2 hari di masa pandemi. Coba deh simak video berikut :


Video Praktik Pembelajaran ini merupakan salah satu tugas yang saya buat saat mengikuti PPG Dalam Jabatan Angkatan 3 di Universitas Negeri Makassar Tahun 2020.

Sesuatu pokoknya bikin video ini karena dalam waktu 2 hari, kami harus sudah selesai membuat video praktik pembelajaran 😁 saya sempat bingung mencari siswa yang berkenan ikut berpartisipasi karena saat ini masih pandemi. Tapi syukurlah tetap ada yang berbaik hati membantu gurunya ini 🥰

Tips untuk yang mau membuat video praktik pembelajaran :
1. Siapkan skenario dan komunikasikan kepada siswa agar lebih terarah.
2. Siapkan berbagai teknik pengambilan video (mulai dari screen recorder, rekaman sendiri, hingga dibantu oleh orang lain)
3. Pastikan setiap langkah pembelajaran yang sudah tertulis di RPP terwakili dengan baik mulai dari pendahuluan, kegiatan inti hingga penutup (beri keterangan saat mengedit video, tuliskan juga model pembelajaran apa yang digunakan)
4. Perhatikan apa yang diminta, apakah berorientasi HOTS, TPaCK, daring/luring? munculkan!
5. Pastikan suara terdengar dengan baik, gambar terlihat jelas, serta tidak monoton.

Nah beberapa catatan penting lainnya adalah :
Tunjukkan (judul) materi apa yang akan disampaikan.
Tampilkan tujuan pembelajaran.
Jika dilakukan sinkron (tatap muka) dan asinkron (misalnya via WA/Google Classroom), tampilkan. Hee di video ini sesi diskusi asinkronnya tidak muncul ya 😁 (maafkan yang tak sempat mengedit lagi #padahal ada filenya)

Mmm ...
sepertinya cukup 😀

semoga bermanfaat 🤗

Kamis, 17 September 2020

Menanamkan Nilai Karakter di Masa Pandemi

Menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai karakter dalam diri peserta didik bukanlah hal yang mudah. Terlebih di masa pandemi seperti yang kita alami saat ini. Oleh karena itu, guru harus kreatif  dan inovatif dalam proses pembelajaran agar karakter siswa tetap terbentuk meski dilakukan dengan jarak jauh. 

Tangguh dalam belajar = berjuang
Dalam KBBI, kata tangguh dimaknai sebagai (1) sukar dikalahkan; kuat; andal; (2) kuat sekali (tentang pendirian dsb); tabah dan tahan (menderita dsb); kukuh. Memiliki sikap tangguh dalam belajar tentu merupakan hal penting bagi seorang pelajar terlebih di masa pandemi seperti saat ini. 

Sejak jumlah penderita corona kembali meningkat di Kabupaten Subang, komunikasi antara guru dan peserta didik sepenuhnya beralih ke dalam jaringan (daring). Memasuki pertengahan semester, tampaknya peserta didik di tempat penulis mengabdi sudah mulai mencapai titik jenuh. Jika di awal semester masih ada sekitar 50-75% siswa yang aktif dari total 32 siswa per kelas, kini jumlahnya bahkan tidak mencapai angka 10 orang per kelas. 

Jenuh. Itulah hipotesis awal saya terhadap kondisi anak-anak (baca: peserta didik) saat ini. Oleh karena itu, saya meminta kepada anak-anak untuk berani menuliskan kondisi dan perasaannya masing-masing dengan jujur selama belajar dari rumah. Sebanyak 30 orang siswa telah mengirimkan tulisan melalui chat pribadi pada 15-17 September 2020. Hasilnya, ternyata mereka memang sedang  mengalami kejenuhan. Mulanya banyak yang merasa senang namun pada akhirnya mereka pun mulai bosan.  

Beberapa alasan yang dikemukakan adalah karena pada pembelajaran daring, saat ada materi yang tidak mereka mengerti, mereka tidak bisa bertanya langsung kepada gurunya. Mereka memang masih bisa mencari jawaban dengan berselancar di internet, bertanya ke teman dengan chat, maupun bertanya kepada kakak atau orang tua. Tapi, mereka tetap lebih memilih untuk dapat bertatap muka langsung dengan gurunya. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa pun teknologi telah berkembang pesat, namun peran guru tetap tak tergantikan. 

Ketiga puluh orang siswa yang telah mengirimkan tulisan, sedikit banyak telah menunjukkan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang tangguh dalam belajar. Saat ditanya mengapa mereka tetap sanggup belajar walau teman-teman yang lain banyak yang berguguran, ternyata jawabannya luar biasa. Sebagian mereka mengaku bahwa saat jenuh melanda, mereka mengingat kembali perjuangan orang tuanya untuk membeli kuota dan menyekolahkan. Ada yang kembali bangkit belajar dengan ingat cita-cita ingin menghajikan orang tua. Ada yang termotivasi karena ingin menjadi manusia yang lebih baik dari kedua orang tuanya, dsb. 

Seolah darah para pahlawan mengalir dalam tubuh mereka. Ketiga puluh anak tersebut mencerminkan sikap nasionalis dengan mewujudkan salah satu cita-cita para pahlawan kemerdekaan, yaitu semangat belajar untuk masa depan Indonesia yang lebih cerah. 

Praktik Mandiri untuk Kemandirian Belajar
Tak hanya proses penilaian yang bergeser menjadi online, kegiatan praktikum pun harus direncanakan sedemikian rupa agar tetap dilaksanakan walau peserta didik di rumah saja. Menyiapkan lembar kerja peserta didik (LKPD) atau memberi arahan yang jelas telah menjadi salah satu faktor pendukung suksesnya praktik mandiri. 

Di pembelajaran IPA misalnya, saya pernah menugaskan peserta didik untuk melakukan pengukuran secara mandiri dengan menggunakan satuan baku dan tidak baku. Feedback diberikan di forum diskusi dalam chat group. 

Integritas dan Religius
Orang cerdas itu banyak. Tapi belum tentu semua orang yang cerdas memiliki karakter yang baik. Saat ucapan sesuai dengan apa yang ada dipikiran dan perbuatan, maka dapat dikatakan orang yang melaksanakannya memiliki integritas. Disiplin sesuai jadwal pembelajaran jarak jauh dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas bisa dijadikan indikator sederhana bahwa peserta didik maupun guru memiliki integritas. 

Mengawali kegiatan pembelajaran dengan doa dan saling mengingatkan jika sudah masuk waktu shalat adalah contoh sederhana yang dapat dilakukan dalam menanamkan nilai religius. 

Bekerja sama
Bekerja sama merupakan salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh generasi penerus bangsa. Tabir yang menjadi batas antara ruang dan waktu sudah tidak ada. Peserta didik mampu belajar dimana pun, kapan pun dan dengan siapa pun. Berkolaborasi secara kreatif dan komunikatif.

#CerdasBerkarakter, #BlogBerkarakter, #SeruBelajarKebiasaanBaru, dan #BahagiaBelajardiRumah


Nama : Ditta Widya Utami, S.Pd.
Email : dittawidyautami@gmail.com
Blog : https://dittawidyautami.blogspot.com
IG : @dittawidyautami
Youtube: ditta widya utami

Senin, 14 September 2020

Menulis untuk Menyegarkan Otak

Banyak sekali yang menjadi pikiran saya beberapa hari ini. Mulai dari pertanyaan dosen PPG di forum diskusi, benjolan di belakang telinga Fatih, hingga perilaku anak-anak SMP yang mulai tidak aktif belajar dari rumah.

Pertanyaan Dosen
Perkuliahan PPG sudah masuk ke modul profesional. Membahas materi IPA secara lebih mendalam. Jumat lalu, kami (peserta PPG) masuk ke Modul 2 IPA yang membahas sel, sistem organ dan kelangsungan hidup (hereditas dan teori evolusi).

Pertanyaan menantang disampaikan oleh dosen di forum diskusi seperti "Mengapa sudah tidak ada lagi organisme tingkat organ? Apakah masih ada organisme tingkat jaringan? Jika ya, apa contohnya?" atau "Mengapa sel berukuran sangat kecil?"

Semua orang mungkin tau bahwa (umumnya) sel berukuran sangat kecil. Tapi pertanyaan "mengapa" membuat saya berhenti sejenak. Berpikir. Mencari referensi. Membaca. Memahami. Hingga akhirnya membuat kesimpulan untuk disampaikan dalam forum diskusi.

Pertanyaan unik. Menarik. Membuat kami berpikir.

Benjolan di belakang telinga Fatih
Sudah sejak Jumat lalu pula, ada benjolan di telinga Fatih. Saya yang kepo langsung berselancar mencari jawaban dengan internet. Wah, yang saya temukan sungguh membuat was was.

Benjolan di belakang telinga bisa jadi karena pembuluh limfa yang membengkak. Ada yang karena infeksi di bagian dalam telinga. Bahkan yang lebih parah bisa jadi gejala meningitis atau kanker. Astaghfirullah.

Saya sungguh tak tenang. Terlebih karena sampai hari Minggu benjolan kecil itu tak kunjung hilang. Meski sebetulnya saya sempat berpikir Fatih baik baik saja karena tidak demam dan tetap aktif, tapi saya tak mau main main dengan kondisi anak. Harus bertanya pada ahlinya.

Akhirnya, di Minggu pagi, saat kuliah PPG libur, saya dan suami pergi ke bidan. Syukurlah ternyata bidan bilang itu masih normal. Bisa hilang timbul. Yang patut diwaspadai adalah jika benjolan lebih dari 3. Harus cek karena bisa jadi ada masalah dari paru-paru.

Aktivitas anak belajar dari rumah yang menurun
Pikiran lainnya yang hinggap di otak saya adalah terkait keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring yang kian hari kian berkurang saja.

Bukan tanpa alasan, saya rasakan malah sejak Minggu Minggu lalu. Grup kelas mulai sepi dari pertanyaan materi apa sekarang, ada tugas atau tidak, dsb.

Setelah bertanya ke beberapa guru, ternyata memang benar. Kian hari makin banyak saja yang tidak aktif. Saya sampai bertanya ke anak. Tapi ternyata teman-teman kelasnya masih banyak yang aktif di medsos. Ada juga yang bermain game.

Saya sudah berusaha untuk bervariasi dalam mengajar. Tapi tampaknya anak memang mulai jenuh belajar online. Tak hanya di pelajaran saya, pelajaran lain pun sama.

Apakah ada yang punya alternatif solusi?

Kamis, 03 September 2020

Berbagi di Kelas Menulis Omjay

Saya selalu terkesima saat satu demi satu pemateri dihadirkan oleh Omjay ke dalam grup menulis bersama Omjay dan PGRI. Bagaimana tidak? Pemateri-pemateri tersebut bagai intan permata yang kilaunya kemana-mana dengan prestasi yang melimpah. Saat itu, saya sempat membayangkan jika suatu hari nanti saya pun akan ikut mengisi sebagai pemateri. Ah, tapi itu mungkin hanya sekedar mimpi.

 

Betapa mulia hati Omjay yang telah menggagas grup menulis gratis ini. Ilmu tentang kepenulisan, penerbitan dan pemasaran buku, menjadi blogger dan youtuber, hingga menjadi guru berprestasi saya dapatkan di grup binaan Omjay yang kini telah mencapai angkatan ke-15.

 

Ba’da subuh, 23 Agustus 2020, 

Saya mendapat pesan chat dari Bu Prapti, salah satu guru saya dalam dunia kepenulisan :

“Neng, mo jd pemateri di Belajar Menulis Om Jay ya, sama Om Jay ditambahkan di gel 15 … Ibu masih di situ Neng.”

 

Rabu, 02 September 2020

Kisah Si Tukang Kayu

Sumber : pexels

Sore ini Ibu saya bercerita tentang seorang tukang kayu yang sempat mengontrak di lingkungan rukun tetangga kami. Katakanlah namanya Pak Kai. Pak Kai ini pada hari Senin sempat mendatangi ayah saya. Menawari kursi kayu yang dibuatnya.

Sudah 8 bulan ia menganggur. Tak dapat penghasilan. Jika pun ada yang membeli, hanya cukup untuk makan saja. Posisi kontrakan yang masuk ke dalam gang dan bukannya di pinggir jalan, juga membuat dagangannya menjadi lebih sepi pengunjung.

Ayah saya yang jiwa sosialnya sangat tinggi dan tidak tegaan, lantas memberi uang sebagai uang muka sebesar Rp 50.000. Uang yang asalnya akan digunakan membayar jasa tukang urut (ayah saya sedang sakit pinggang).

Sabtu, 29 Agustus 2020

Kemandirian Belajar terbentuk dari Belajar Mandiri

Pada webmeeting refleksi pembelajaran PPG hari ini, ada kalimat menarik yang diungkapkan oleh dosen fasilitator, Dr. Alimuddin, M.Si.

"Kemandirian belajar terbentuk dari belajar mandiri."

Kemandirian belajar itu adalah sesuatu yang sudah membudaya. Tak perlu disuruh, mereka yang sudah pada tahap ini akan gatal sendiri jika tak belajar atau tak menerapkan. 

Jika kita meminta anak untuk mencari ilmu, maka kita sedang menyiapkan dirinya untuk belajar mandiri. Kebiasaan belajar mandiri bisa membuat anak memiliki kemandirian belajar, yaitu ingin belajar walau tanpa ada yang memintanya. Hal ini bisa terjadi karena belajar telah membudaya pada diri si anak.

Hal lain yang dicontohkan oleh Pak Ali adalah ketika seorang anak diajari untuk membuang sampah pada tempatnya. Artinya kita melatih anak untuk belajar mandiri menjaga kebersihan. Jika telah membudaya dan si anak mampu memiliki kemandirian belajar, anak tersebut akan merasa tidak nyaman ketika melihat lingkungannya penuh sampah.

Dengan kata lain, kemandirian belajar bisa menimbulkan rasa tidak nyaman apabila tidak dilakukan.

Seorang guru profesional bahkan setiap manusia yang hidup di dunia ini sudah seharusnya menjadi pembelajar seumur hidup. Menjadi profesional learning dan bukannya profesional teaching.

Pertanyaannya adalah, sudahkah kita menjadi guru profesional yang memiliki kemandirian belajar? 😊 Semoga sudah, atau paling tidak dalam tahap mendekati. Aamiin.

Jumat, 28 Agustus 2020

Serunya Update Dapodik sambil Daring PPG 😄

Ada yang unik di perkuliahan PPG tahun ini. Ketika masuk Modul 2, saya sedikit terperanjat melihat tema besarnya. Pedagogi 2 : Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21. 

Seketika saya jadi teringat dengan buku "Menyongsong Era Baru Pendidikan" yang saya tulis bersama Prof. Eko Indrajit. Buku ini merupakan pengembangan dari kompetensi TIK yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO.

Seolah materi PPG adalah pengayaan dari buku kami, saya pun bersemangat mempelajarinya. Unik, karena materi ini dibahas khusus dalam 1 Modul Pedagogi PPG yang terdiri dari 4 Kegiatan Belajar (KB). Yap, bisa dibilang tema ini dibahas dalam 4 BAB. Lihatlah ... betapa guru benar-benar disiapkan untuk profesional dalam menghadapi perubahan dan perkembangan zaman, sehingga materi ini dibuat khusus dalam 1 modul.

Hari ini, mahasiswa PPG Daljab IPA Angkatan 3 UNM mulai mempelajari KB 1 dan 2. Pada KB 1, ada materi berupa video tentang anak abad 21. Ternyuh dan berkaca-kaca melihat kalimat demi kalimat yang ditunjukkan anak-anak generasi z (lahir dari 1995 atau setelahnya). Kalimatnya ada yang berupa pertanyaan maupun pernyataan terkait pembelajaran. Harapan mereka saat belajar, hingga ada satu kalimat yang intinya bertanya bagaimana jika kami adalah anakmu?

Rabu, 26 Agustus 2020

Menyusun Strategi saat PPG

Tak bisa dipungkiri, menjadi mahasiswa PPG Dalam Jabatan (Daljab) sungguh menguras energi, waktu dan pikiran. Meski demikian, saya merasa senang menjalaninya. Seperti refleksi pembelajaran modul 1 yang saya rasakan.

Saya senang mengikuti perkuliahan ini karena beberapa hal berikut :

  1. Adanya webmeeting sebelum dan setelah pembelajaran. Dengan demikian, setiap mahasiswa bisa terarah dalam mempelajari modul serta bisa berdiskusi/melakukan refleksi secara langsung dengan dosen dan teman-teman yang lain.
  2. Kalimat-kalimat sapaan dan motivasi yang terdapat di dalam modul/LMS membuat saya merasa lebih semangat belajar karena meski PPG dilaksanakan full daring, tetapi terasa seperti tatap muka.
  3. Modul dan LMS yang dibuat menarik. Penggunaan berbagai media dalam modul dan LMS seperti adanya gambar, video, pdf, link website membuat belajar menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan.
  4. Adanya forum diskusi di tiap Kegiatan Belajar (KB) telah membuka wawasan saya terkait pelaksanaan pendidikan sesuai materi modul di berbagai daerah seperti yang dikisahkan teman-teman PPG.
  5. Adanya tes formatif membantu saya mengecek sejauh mana pemahaman saya terhadap materi yang telah dipelajari.

Setelah melakukan pembelajaran selama dua hari (25-26 Agustus 2020) saya belajar mengenai :

  1. Konsep dasar pendidikan serta landasan pendidikan yang terdiri dari landasan filosofis, yuridis, empiris (landasan psikologis, sosiologis, historis),  dan religi. Selain itu, saya juga belajar terkait contoh-contoh implikasi dari landasan tersebut.
  2. Karakteristik peserta didik, ragam serta manfaatnya.
  3. Teori-teori belajar seperti teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik dan humanistik.
  4. Kurikulum pendidikan.

Senin, 24 Agustus 2020

Kalut karena 1GB

Pagi ini saya sudah siap mengikuti orientasi akademik mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan 3 Universitas Negeri Makassar. Karena registrasi mulai pukul 07.00 WITA, artinya saya mesti siap pukul 06.00 WIB.

Saya akhirnya menggunakan sarung hijau untuk latar (green screen) agar bisa diganti virtual background saat meeting zoom berlangsung. Saya sudah duduk manis di depan laptop. Dan eng ing eng ... Hanya dalam hitungan menit sambungan zoom langsung terputus!

Saya cek hp (saya gunakan untuk hotspot). Ternyata ada pemberitahuan kuota hampir habis. Saya cek, benar saja. Tersisa 31 MB! Mana cukup untuk zoom? Masya Allah, hitungan menit saja 1GB sudah habis kuota saya.

Padahal hari ini orientasi akan berlangsung seharian. Saya memang sudah siapkan paket 15GB khusus untuk conference. Tapi entahlah saya khawatir tak bisa digunakan jika hotspot nyala.

Lagi pula dengan kejadian ini, mungkin akan butuh lebih dari 15GB bahkan hingga tengah hari saja. Maklum, setiap peserta PPG harus menyalakan videonya. Dan ada lebih dari 400 peserta yang tergabung di dalamnya. Fantastis!

Minggu, 23 Agustus 2020

Serunya Persiapan Orientasi Akademik PPG

Siang ini, undangan resmi untuk orientasi akademik bagi mahasiswa PPG Daljab Angkatan 3 UNM Tahun 2020 resmi dibagikan. Dalam undangan tersebut terlampir pula jadwal orientasinya. 

Waaaah ... Padat! Full dari pagi hingga sore. Istirahat 2 kali saat Dzuhur dan Ashar. Hmm hmmm ... Otak saya langsung bekerja membuat rencana untuk Fatih. Pasalnya,dalam tata tertib, peserta tidak diperkenankan meninggalkan video zoom. Padahal, saya sebagai seorang ibu tentu harus memandikan anak, menyusui dan memberi MPASI plus meninabobokan di jam tidur siangnya Fatih.

Tapi syukurlah di wilayah saya masih diberlakukan WFH. Jadi, untuk sementara beberapa tugas tersebut ada yang bisa diambil alih oleh suami. Saya komunikasikan dengan suami saya. Alhamdulillah ia siap membantu dan mendukung saya 🥰

Saya juga baru ngeh kalau ternyata UNM itu masuknya zona WITA. Jadi, saya harus siap satu jam dari jadwal yang telah ditentukan (mulai pukul 07.00-17.30 WITA). Baiklah ... Siap!

Sekitar pukul 17.30 WIB, ada pengumuman di WAG Kelas (saya masuk IPA 2) bahwa semua peserta dapat mencoba untuk mengakses link zoom besok. Ternyataaaaa ... Setiap peserta harus mengubah background videonya menggunakan virtual background dengan gambar yang telah dibagikan.

Wah, ganti background video mah harus green screen, pikir saya. Alias, saat kita nyalakan video, latarnya harus hijau sehingga bisa diganti backgroundnya dengan file lain.

Baiklah ... Saya mulai dengan kerudung hijau muda. Karena tipis, saya tempelkan ke dinding menggunakan selotip. Hehe ... Berhasil? Belum. Wajah sayanya masih belum nampak full.

Kemudian saya coba menggunakan jilbab toska. Digantung di pintu kamar. Dicoba lagi. Berhasil? Belummm ... Alhamdulillah.

Ketiga, saya coba pakai selimut hijau yang seperti handuk tapi lebih halusss. Weeeh belum berhasil juga.

Saya coba pakai latar tembok yang kuning. Belom bisa. Pakai latar lemari. Nah sayanya terlihat, tapi lemarinya juga ikut terlihat 😄🤭

Tak ada lagi. Saya pun memutuskan untuk leave. Mengisi perut yang sedari tadi keroncongan. Dan memberi ASI pada Fatih yang terbangun.

Hari Minggu begini, jika keluar malam, tempat fotocopy biasanya tutup. Saya tak bisa membeli karton hijau. Otak saya tak berhenti berpikir hingga akhirnya mata saya memandangi tutup container (box gede buat nyimpen makanan/mainan/baju dll).

Beres makan, saya langsung menyiapkan green screen saya lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB. Saya taruh di tutup container di antara pintu lemari. Daaaan taraaa ... qodarullah. Setelah semua siap, tetiba tak ada jaringan (sinyal) sama sekali 😄😄😄

Hyahahah ... Saya menertawakan diri sendiri. Tapi saya tak putus asa. Saya lalu merestart hp saya. Biasanya setelah dilakukan hal demikian, sinyal akan kembali muncul. Tapi, kali ini kok tidak ada? Saya bahkan sampai mengulang 3x. Hasilnya? Sama saja.

Saya lalu melihat Fatih. Kesian juga sedari tadi tidurnya terusik karena saya berisik menyiapkan ini itu. Mungkin Allah ingin saya menemani Fatih dulu untuk saat ini. Jadi, sudah. Saya tidak berniat mencoba lagi. Biarlah esok tampil sesuai usaha yg telah diuji cobakan.

Tahu apa? Ternyata setelah saya ganti niat, sinyal hp lalu muncul!

Subang, 23 Agustus 2020
Di samping Fatih yang terlelap 
21.35 WIB

Rabu, 19 Agustus 2020

Flu yang Bikin Kangen

Sudah sejak kemarin hidung saya terus berair. Tenggorokan gatal dan kepala yang sedikit pusing. Badan lemas tentu saja. Ya Allah, saya terserang flu.

Maka sejak kemarin pula saya jaga jarak dengan Fatih, anak saya yang kini berusia 8 bulan. Tapi saya bersyukur karena dua hari ini diberlakukan work from home (WFH), suami dan orang tua saya jadi bisa menemani Fatih bermain.

Kebijakan WFH yang berlaku di kabupaten Subang sebetulnya buah dari hasil SWAB di lingkungan pemda yang ternyata menunjukkan beberapa orang positif (3-14 Agustus). Padahal sebelumnya Subang sudah 0% yang positif. Oleh karena itu, berdasarkan surat edaran sekda nomor OT.03/1727/Org tentang pengaturan kerja ASN, di wilayah kabupaten Subang untuk tanggal 18-19 diberlakukan work from home (WFH), kecuali pejabat tertentu seperti Eselon II, III dan IV harus tetap bekerja dari kantor.

Hari ini, keadaan saya sudah membaik. Tapi yang namanya flu, proses pemulihannya tak bisa instan. Butuh waktu. Dan lagi, saya bersyukur karena besok adalah tahun baru hijriah, libur nasional. Lusa, cuti bersama. Alhamdulillah, saya tak akan khawatir memikirkan Fatih harus bermain dengan siapa sementara saya dalam masa pemulihan.

Sebisa mungkin saya tetap menjaga jarak. Tujuannya tentu agar Fatih tak tertular. Sering mencuci tangan dan menggunakan tisu ketika batuk atau mengeluarkan lendir di hidung.

Tapi, rindu ini memang berat. Saya rindu bermain dengan Fatih. Fatih yang sedari kemarin hampir tidak bermain dengan saya, ditambah hari ini yang saya pun masih jaga jarak, tampaknya kangen juga. Ah, flu ini sungguh bikin kangen sama Fatih. 

Di usianya sekarang, Fatih sedang senang duduk-berdiri berkali-kali. Bahkan sesekali tak ingin dipegangi. Sore ini, Fatih kembali bermain duduk-berdiri. Tapi setiap berdiri tangannya menggapai ke depan, ke arah saya. Kakinya lantas mendekat, lalu tangannya mendekap. Fatih memeluk saya :')

Baiklah, Nak, kangen digendong Ami, ya? Sini ... Ami gendong ya ....

Minggu, 16 Agustus 2020

Menjadi Mahasiswa PPG 2020

Sejak ditetapkan sebagai Mahasiswa PPG Dalam Jabatan (Daljab) Angkatan 3 pada tanggal 14 Agustus 2020, berbagai persiapan mulai dilakukan.

Saya ditempatkan di LPTK Universitas Negeri Makassar (UNM). Sejak lulus pretes PPG tahun 2018, saya baru terpanggil menjadi mahasiswa di tengah pandemi corona. 

Meski tak bisa merasakan PPG tatap muka, saya tetap bersyukur. Tak terbayang jika harus terbang ke Makasar saat memiliki bayi berusia 8 bulan. Tentu saya akan membawa Fatih yang masih diberi ASI dan mungkin suami juga.


✓ Sekilas tentang PPG Daljab 2020
Seperti dilansir di laman sergur.id, berikut adalah keterangan mengenai pelaksanaan PPG Daljab 2020 :

Seleksi administrasi bagi calon peserta PPG dalam Jabatan tahun 2020 sudah selesai dilaksanakan pada bulan oktober 2019 dan sebanyak 50,132 calon lulus seleksi administrasi.

Peserta PPG Daljab tahun 2020 berasal dari calon lulus seleksi akademik tersebut dan dilaksanakan dalam 3 (tiga) angkatan. Informasi penetapan calon mahasiswa PPG Daljab diinformasikan sebelum jadwal konfirmasi kesediaan disetiap angkatan.

Calon/cadangan calon mahasiswa PPG Daljab wajib melakukan konfirmasi kesediaan. Bagi calon yang konfirmasi tidak bersedia akan digantikan oleh cadangan calon yang sudah melakukan konfirmasi bersedia.

Penetapan calon mahasiswa dan penempatan di LPTK pelaksana dapat dilihat melalui tautan PPG Daljab 2020 sedangkan laman konfirmasi kesediakan melalui tautan Konfirmasi dan Registrasi di laman sergur.id. 

Konfirmasi kesediaan dibuka sesuai jadwal disetiap angkatan. Jadwal dan pelaksanaan PPG daljab tahun 2020 selengkapnya dapat dilihat di Surat edaran pelaksanaan PPG Daljab 2020 melalui tautan Dokumen di laman sergur.id.

Bahwa dalam kondisi pandemi covid 19 ini PPG Daljab akan diselenggarakan full daring. Pelaksanaan Uji Kinerja UKMPPG (UKIN-UKMPPG) dilaksanakan dengan moda rekaman video yang dikirim ke perguruan tinggi dimana mahasiswa mengikuti pembelajaran PPG Daljab. Sedangkan pelaksanaan Uji Pengetahuan UKMPPG (UP-UKMPPG) dilakukan di perguruan tinggi terdekat dari domisili peserta (sesuai daftar perguruan tinggi PPG yang ditunjuk Kemdikbud).

PPG Daljab 2020 Angkatan 3

Berdasarkan informasi di laman sergur.id, ada peserta angkatan 3 yang sudah ditetapkan sebanyak 226 peserta diantaranya mengalami perubahan LPTK pelaksana PPG Daljab.

Pemindahan LPTK ini dikarenakan peserta yang bersedia jumlahnya kurang dari syarat minimal jumlah peserta untuk satu rombel. Hasil penetapan angkatan 3 dapat dilihat melalui tautan informasi PPG Daljab 2020 yang tersedia di laman tersebut.

Berikut adalah jadwal PPG Daljab 2020 untuk angkatan 3 :


Lapor Diri

Kemarin tampaknya semua peserta PPG Angkatan 3 UNM sudah dihubungi oleh admin. Saya sendiri dihubungi oleh Pak Andi Muhammad Irfan (admin lainnya adalah Pak Andi Muadz).

Beliau melalui pesan WA, menyampaikan dan mengingatkan hal-hal yang harus disiapkan untuk lapor diri. 

"Selamat Datang Peserta Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2020 Universitas Negeri Makassar, Batas Akhir Lapor diri tanggal 20 Agustus 2020. Saat ini anda sudah bisa lapor diri. silahkan lihat laman  ppg.unm.ac.id  informasi lapor diri." Demikian sapa beliau di awal pesan.

Lalu diikuti dengan pesan berisi link untuk lapor diri, berkas apa saja yang harus disiapkan (disertai penjelasan), jawaban dari pertanyaan yang umumnya disampaikan, serta link grup WA khusus angkatan 3 PPG Daljab UNM.

Kaget juga sih dikira cuma A1 dan Pakta Integritas yang harus diupload. Tapi ternyata ada 8. NPWP alhamdulillah sudah punya. Saya buat NPWP saat akan teken kontrak dengan penerbit buku.

Surat izin kepala sekolah nih yang masih harus diperjuangkan. Karena baru saja ada rotasi kepala sekolah dan serah terima jabatannya baru dilaksanakan Kamis Minggu lalu.

Jumat (14/08) baru penetapan mahasiswa dan baru bisa mengunduh A1 dan Pakta Integritas saja. Sabtu (15/08) sekolah libur karena diterapkan 5 hari kerja. Pagi ini baru download format surat ijin KS sesuai pemberitahuan tadi malam pukul 23.00 WIB. Sedangkan besok (17/08) tanggal merah. Kepala sekolah akan menghadiri upacara terbatas di kabupaten.

Jadi, saya baru bisa mengusahakan surat izin tersebut mulai lusa (Selasa, 18/08). Bismillah meski mepet semoga dilancarkan segala sesuatunya.

Lapor ke Fatih

Sudah menjadi kebiasaan sejak Fatih masih berada dalam kandungan. Jika ada sesuatu, saya akan memberi tahu Fatih. Misalnya saat akan pergi USG atau saat akan pergi imunisasi. Biar Fatihnya nggak kaget dan tetap enjoy.

Maka begitu pula dengan PPG ini. Ke depan, saat PPG mulai dilaksanakan, tentu saya akan ditelan dengan kesibukan. Oleh karena itu, tak hanya ke LPTK, saya pun ikut lapor ke Fatih. Memberi tahu Fatih bahwa saya akan mengikuti PPG. Mengatakan bahwa mungkin saya akan sedikit sibuk hingga waktu bermain dengan Fatih akan berkurang, dsb.

Terakhir, saya pun minta didoakan oleh Fatih agar aminya (Ami=ibu) ini bisa mengikuti PPG dengan baik dan lancar.

Bismillah ...

PPG Daljab Angkatan 3 UNM tahun 2020, insya Allah saya SIAP!!!




Sabtu, 15 Agustus 2020

Kejutan Manis Hari Ini

Siang ini saya terkejut saat melihat di grup MGMP dan KPPJB Regional Subang ada yang memosting flyer buku yang saya tulis bersama Prof. Eko.
"Selamat Neng Ditta , Barokallaahu udh terbit buku mayor bersama Prof. R. Eko Indrajit. Sukses dan barokah yaa..."
Begitu tulis Bu Prapti sebagai caption foto yang dishare beliau. Setelahnya, ucapan doa dan selamat disampaikan oleh anggota grup yang lain.

Masya Allah ... 
Saya tentu terharu. Beliau merupakan salah satu mentor saya dalam menulis. Tulisan beliau selalu enak dibaca dan menambah wawasan.

Tapi tentu, ini pun atas kehendak Allah. Laa hawla wa ala quwwata Illa Billah. Tiada daya upaya kecuali atas izin Allah.

Lantas saya pun tersenyum karena mendapat kejutan manis ini dari Allah.
Duhai Allah, terima kasih.

Rabu, 05 Agustus 2020

Kisah Tiap Suapan Terakhir Fatih

Sejak memasuki usia MPASI, seringkali Fatih selalu menyisakan 1 suapan terakhir. Padahal, ia (hampir) tak pernah diberi tahu bahwa itu adalah suapan terakhir di setiap sesi makan. Tapi, hampir selalu saja berulang, seolah tahu bahwa itu suapan terakhir, Fatih akan berhenti makan. Ia akan menggunakan jurus GTM (gerakan tutup mulut) di setiap suapan terakhir.

Lucu juga dengan kelakuan anak saya yang satu ini. Hingga kini usianya yang memasuki 8 bulan, kejadian yang sama kerap terjadi. Pagi-siang-sore, selalu menyisakan satu suapan.

Seperti tadi sore. Fatih pun enggan memakan suapan terakhir. Lalu, suami saya berkata (seolah menggantikan Fatih berbicara), "Udah cukup Ami ... kan berhentilah makan sebelum kenyang".

Masya Allah tabarakallah, Nak ...
Jadi anak soleh ya, insya Allah 🤲🏻

Selasa, 04 Agustus 2020

Bersedekah pada Burung Pipit

Hari ini, seperti biasa Fatih bangun sekitar pukul 03.00 WIB. Bermain merangkak, berguling, sarapan, hingga waktu subuh. Usai solat subuh, biasanya Fatih ingin jalan-jalan keluar rumah. Mumpung masih sepi dan udara masih segar, saya dan suami membawanya ke sawah.

Sawah di lingkungan rumah mertua sudah mulai menguning padinya. Sepanjang perjalanan, Fatih senang mengamati hal-hal baru. Tak lupa, momen jalan-jalan di sawah kami abadikan dalam bentuk foto.

Melihat banyak burung pipit yang beterbangan ke sana kemari atau yang sedang hinggap melahap padi, saya jadi tersadar. Sejauh mata memandang, saya tak menemukan orang-orangan sawah atau kaleng yang diikat tali dsb. Hal yang lumrah ditemui di sawah untuk mengusir burung-burung yang sebagian mengatakan hama padi.

Wah, ini petaninya baik sekali. Mau berbagi dengan burung pipit. Pikir saya. Suami saya ikut mengiyakan. Sepertinya para petani memang sengaja tak memasang apa pun untuk menghalangi burung pipit makan. Mereka mungkin ingin bersedekah untuk kawanan burung pipit itu. Subhanallah.

Senin, 03 Agustus 2020

Menghantam Tembok

Pernahkah kamu bergerak, berlari, lalu tiba-tiba menghantam tembok?

Mungkin seperti itu rasanya ketika kita bergerak menuju perubahan, beraktivitas, namun menemui sesuatu yg menghalangi kita untuk bergerak.

Seperti bola pejal yang terpental sejauh gaya yang ia berikan semula. Akan ada satu titik dimana kita mungkin mati gaya. Bingung dengan apa yang harus dilakukan. Karena semua terasa serba salah.

Sebagus apa pun niatan, jika cara penyampaiannya salah, hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan. Ini saatnya kita mengintrospeksi diri sendiri.

Ingatlah, kita tak mungkin menyenangkan semua orang. Bukankah para nabi dan rasul yang begitu mulia pun masih saja ada yang membenci, menghina dan mencaci maki? Apalagi kita yang hanya manusia biasa.

Tak perlu risau dengan segala kritikan. Hidup itu seperti bercermin. Jika ada yang kurang, maka yang harus dibenahi tentu ada pada diri kita. Bukan pada bayangan di cermin.

Negara ini negara demokrasi. Setiap warga negara berhak untuk berpendapat. Jadi, perbedaan itu wajar. Hadapi dengan hati yang tenang dan lapang.

Segelas air akan terasa sangat asin jika ditambahkan garam 1 sdm. Tapi, jika wadah airnya seluas danau, berkali-kali lipat garam ditabur pun, mungkin tak kan terasa asinnya. Jadi, mari berbenah menyiapkan wadah terbaik untuk menerima segalanya.

Bersyukur dan tetap bersyukur.

2nd Time-nya Fatih ke Cirebon

Hari ini (3/8/2020) adalah kedua kalinya Fatih pergi ke Cirebon. Sepanjang perjalanan, alhamdulillah Fatih senang memerhatikan jalan sambil sesekali berteriak atau berceloteh. Bahkan, Fatih sempat makan, mimi dan tertidur pulas 😊

Lebaran Iduladha tahun ini (31/7/2020), alhamdulillah Abi Kholil bisa ikut kurban sapi dengan 6 orang lainnya di lingkungan RT. Fatih juga ikut menyaksikan acara penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan kemarin (2/7/2020).

Kami sempat singgah di rumah saudara di Subang untuk memberikan daging kurban. Baru kemudian dilanjutkan ke Cirebon. Lewat gerbang tol Subang dan keluar di Kertajati.

Kami sampai sekitar dzuhur. Sempat menikmati cilok bumbu seblak sebelum akhirnya beristirahat sejenak.


Sore hari, usai shalat ashar dan mandi, kami mengunjungi rumah saudara yang letaknya tidak jauh dari rumah Bapak Qosim (mertua). Lalu kami berjalan-jalan sore sekitaran rumah.


Ba'da isya, Fatih sudah tertidur pulas. Siap untuk bertualang lagi esok hari. 😊

Catatan :
Rumah mertua di Cirebon termasuk kawasan hijau dari Covid-19.



Selasa, 28 Juli 2020

Polemik BDR

Sejak gejolak pembelajaran online Minggu lalu, saya terus berpikir mencari jalan terbaik untuk proses pembelajaran berikutnya.

Selasa (21/7/2020), pasca pemberian materi daring pertama, ternyata banyak siswa yang update status dan berkata "lieur" (B. Sunda = pusing). Sontak hal tersebut menjadi perbincangan hangat di grup guru SMP.

Saat itu, saya memang memberi materi berupa video pembelajaran yang sudah saya unggah ke channel YouTube. Pertemuan pertama, cukup nonton saja deh. Pikir saya. Nah, karena bahasannya tentang satuan baku dan tidak baku, serta adanya praktik sederhana berdasarkan kapita selekta MGMP IPA, maka saya tambahkan tugas.

Tugasnya sederhana. Saya meminta anak-anak untuk mengukur benda dengan satuan baku lalu difoto. Kemudian membuat video saat mengukur dengan satuan tidak baku. Foto dan video tersebut saya minta kirimkan via kantung tugas yang telah saya buat.

Berbagai pertanyaan muncul. Mulai dari anak yang tidak bisa login (saya buat kantung tugas dengan Google Form sehingga yang memiliki akun google biasanya diminta untuk login), anak yang tidak tahu folder fotonya (ketika pilih file untuk diunggah), dsb.

Akhirnya sebagai solusi dari permasalahan tersebut, saya izinkan anak-anak yang tidak bisa mengakses kantung tugas untuk berkomentar (menjawab pertanyaan) di video YouTube yang linknya sudah dibagikan. Atau, jika tidak bisa, jawabannya boleh ditulis di buku dan anak boleh mengirimkan foto dan video melalui WA.

Tak hanya masalah anak yang pusing dengan sistem, ternyata para wali kelas pun kewalahan menjawab pertanyaan dari anak didiknya. Oleh karena itu, saya berinisiatif membuat WA Grup kelas besar khusus IPA untuk 7A-G. Dengan demikian, siswa yang merasa kesulitan dapat bertanya langsung kepada saya melalui grup tersebut.

Oh iya, sebelumnya telah disepakati bahwa di tiap kelas ada yang bertugas menjadi admin. Admin ini fungsinya mirip seperti moderator dalam seminar. Jika guru akan menyampaikan materi/tugas, guru tersebut akan menyampaikan melalui admin. Admin kelas kemudian menyampaikan ke grup kelasnya. Jika ada yang bertanya, melalui admin, lalu admin sampaikan ke guru. Ribet? Iya. Dan terbukti membuat admin lumayan stress.

Bagaimana hasilnya? Alhamdulillah, 100 orang mampu mengirim ke kantung tugas. 22 orang berkomentar di youtube, dan sisanya ada yang mengirim di wa atau menulis di buku.

Senin, 27 Juli 2020

Diklat Penggerak GLN Jabar 2020

Satu bulan yang lalu (25/06/2020) saya dihubungi oleh salah satu rekan senior dalam literasi, Ibu Khususiatul. Beliau meminta nama lengkap saya. Katanya untuk dimasukkan ke kepengurusan majalah.

Saya kaget setelah masuk grup, karena ternyata tak hanya jadi pengurus majalah. Saya dan beberapa orang yang tergabung didalamnya diajukan menjadi Penggerak GLN Gareulis Jabar Tingkat Kabupaten Subang. Suatu kehormatan dan kebahagiaan tentunya bisa bergabung dalam tim ini.

Sabtu-Ahad, 25-26 Juli 2020, kami pun mengikuti diklat via zoom meeting. Dalam Diklat tersebut, selain diberikan materi-materi yang luar biasa, dipaparkan pula tentang rencana program GLN Gareulis Jabar.

Salah satunya adalah tantangan review membaca buku, serta tantangan menulis buku. Diharapkan pula akan terbentuk buku antologi berbagai jenjang (seperti tingkat sekolah, kabupaten atau provinsi). Program ini dilaksanakan dalam rangka mendukung Jabar Juara.

Bismillah. Semoga bisa mengemban amanah dengan baik.

Kamis, 16 Juli 2020

Jadi Ibu itu Harus Mau Berteman dengan "Kurang Tidur"

220 hari sejak Fatih lahir.
Biasanya tiap Fatih bangun, saya juga bangun. Jam setengah 12 malam, setengah satu dini hari, jam 2, 3, atau 4 pagi.

Jam berapa pun, pokoknya saat anak saya terbangun, saya juga ikut bangun. Karena Fatih bangun pada jam-jam tertentu. Baru kali ini saya terlelap lagi. 

Sejak Fatih bisa tengkurap sendiri, saya biasa menaruh bantal dan guling di pinggir tempat tidur. Hanya butuh menjaga 2 sisi karena 2 sisi lainnya berbatasan dengan tembok. 

Malam ini, setelah saya menyusui sekitar pukul 1, saya terlupa untuk memasang guling di bagian sisi yang terbuka.

Pukul 4 pagi, sebetulnya saya sudah melihat Fatih terbangun (setelah sebelumnya bangun-tidur-bangun untuk menyusui). Posisinya sedang tengkurap dan bermain dengan botol.

Laa Haula wa laa quwwata illaa billaah. Tiada daya dan upaya kecuali atas izin Allah. Saya terlelap lagi.

Saya terbangun saat suara gedebuk terdengar. Astaghfirullah. Fatih terjatuh dari tempat tidur setinggi 50 cm.

Saya langsung menghampiri Fatih, menggendong, memeluk, dan terus menerus meminta maaf padanya yang mulai menangis.

Benarlah kalimat bahwa menjadi seorang ibu itu harus mau bersahabat dengan rasa kantuk alias kurang tidur.
Muhammad Fatih Musyfiq, maafkan Ami :'(

Sabtu, 11 Juli 2020

Cara Membuat Homepage pada Edublog

Halo Sahabat Ruang Inspirasi!

Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat dan bahagia selalu, ya! 

Di postingan kali ini, saya akan berbagi tentang tata cara membuat homepage pada Edublog.

Saat kita mengunjungi suatu blog, terkadang ada yang menampilkan halaman yang itu-itu saja saat kita membuka blognya. Sementara ada juga blog yang ketika kita kunjungi, tampilan awalnya merupakan postingan-postingan terbaru.

Tahukah Anda, pada Edublog, kita bisa mengaturnya loh. Di bagian homepage. Berikut step by stepnya :

1. Buat Halaman Baru
Pada Dashboard, klik Laman lalu pilih Tambah Baru. Silakan tulis judul laman (nantinya akan muncul di menu bar), misal : Home, Homepage, Beranda, dsb. 

Setelah itu, tulis juga isi dari laman tersebut. Boleh tentang blog, profil Anda, dsb. Jika selesai, klik terbitkan.

2. Menetapkan Homepage
Pada Dashboard, klik Tampilan - Kepala Laman - Homepage settings. Nah silakan pilih, tampilan awalnya mau halaman statis atau postingan-postingan terbaru.

Jika memilih halaman statis, maka pilih halamannya yang mana (pilih yang sudah kita buat). Langkah terakhir, klik Terbitkan. SELESAI.

Mudah, bukan?

Jika ingin lebih jelas, silakan simak video berikut :


Jumat, 10 Juli 2020

Tentang 2 Quotes

Sadar ataupun tidak, setiap langkah kita pasti telah dituntun menuju kebaikan. Setiap kita melenceng atau keluar jalur, Kuta akan dihadapkan pada pilihan baik dan buruk. Begitu seterusnya.

Hari ini saya mendapat dua kalimat bijak yang luar biasa. Pertama, saya dapatkan dari buku karya bersama dimana saya pun jadi salah satu penulisnya : Pelangi Jiwa (2020).

Buku Pelangi Jiwa yang dibidani oleh Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB) berisi kisah-kisah inspiratif yang diangkat dari kisah nyata. Di halaman 44, saya membaca kalimat bijak pertama :

"KEMAUAN adalah kunci istimewa untuk membuka cakrawala baru."

Kalimat tersebut merupakan penggalan kalimat yang ditulis oleh Eti Nurhayati, S.S., M.Pd. (Guru Berprestasi dari SMPN 1 Sariwangi, Tasikmalaya) dalam artikel berjudul Melangkah ke Panggung Desiminasi Nasional Literasi.

Kalimat bijak kedua, saya dapatkan dari Pak Andi Sulistiyono (Pusdatin Kemdikbud). Dalam info kontak WA-nya, beliau menulis :

"Menjadi Orang Penting itu Baik. Tapi Lebih Penting Menjadi Orang Baik."

Josss ...
Luar biasa bukan, kalimatnya?

Hmm ... Hmm ...
Senang rasanya membaca dua kalimat singkat yang penuh makna sebagai renungan di sore ini.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi 😊🙏🏻

Selasa, 07 Juli 2020

Ini loh Hasil Program Didamba PPPPTK IPA Kelas Edublog

Diklat Daring Masif dan Terbuka (Didamba) Angkatan 3 Tahap 1 telah berakhir. Kini saatnya para peserta untuk menyebar luaskan ilmu yang telah didapat.

Saya mengikuti Kelas Blended Learning IPA dengan Edublog. Kelas ini diampu oleh Ibu Lia Zalilia, S.Kom., M.T..

Berikut adalah video rekaman diseminasi saya yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2020 di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang.


Sabtu, 04 Juli 2020

Cara Membuat MPASI yang Tepat

Usai berselancar di internet mencari berbagai info, termasuk mengikuti Kuis Parenting UNICEF dan mendaftar untuk mendapatkan E-Book UNICEF, saya akhirnya tahu bagaimana cara membuat MPASI yang tepat.

Cuma Butuh Saringan Kok Moms 
Well, untuk membuat MPASI usia 6-9 bulan, bayi butuh makanan yang dilumatkan. Setelah cek KBBI, kalau kita mau "melumatkan" makanan, artinya menumbuk halus. Tumbuk halus ya Moms, bukan di-blend.

Jadi, setelah makanan matang (baiknya sih dikukus ya, kecuali buah yang tak perlu dimasak), cukup ditumbuk saja dan gunakan saringan. Pastikan, ketika disendok, makanan tidak jatuh. Itu adalah tekstur yang sesuai untuk bayi 6-9 bulan.

Kalau Moms kerepotan menumbuk (pakai sendok/ulekan) sambil menyaring, Moms bisa membeli baby food masher/maker. Manual atau elektrik. Murah kok, mulai dari 25 ribuan juga ada. Mau yang ratusan ribu? Ada. Atau mau yang jutaan? Ya ada juga. Sesuai selera saja. 

Dari pengalaman, ternyata menumbuk sambil menyaring itu cukup membutuhkan energi. Makanya sesekali saya minta suami yang menghaluskan. Hehe, kan tenaganya lebih besar.

Jika sedang repot, sesekali saya pun masih menggunakan baby food maker. Tinggal diset waktu lama mengukus, kemudian haluskan (setelahnya tetap saya saring). Atau blend sebentar (tanpa ditambah air) lalu saring.

Untuk bayi berusia 9-12 bulan, makanan boleh dicincang halus atau tim. Sedangkan untuk usia 12-24 bulan, makanan bisa dicincang, diiris, ditumbuk atau yang bisa dipegang.

Berikut info lengkap dari buku Unicef yang saya dapatkan :
Apa pun yang dibuat dengan handmade akan terasa bedanya, ya Moms? Seperti sambel ulek dan sambel hasil blender. Saya pernah lihat survei di tv, ternyata konsumen lebih suka yang ulek (padahal tidak diberi tahu mana yang diulek mana yang diblender).

Maka, mari buat sendiri MPASI untuk anak kita. Salurkan cinta dan kasih sayang melalui tangan saat kita membuatnya agar si kecil tumbuh sehat dan bahagia.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Happy cooking Moms 🤗

Selasa, 23 Juni 2020

Sosok ini Memang Luar Biasa : Menulis Bahkan Saat Sakit

Sudah seminggu ini saya lebih fokus ke Diklat Daring Massive dan Terbuka (Didamba) PPPTK IPA Angkatan 3 Tahap 1. 

Tugas-tugas Didamba di kelas yang saya ikuti sebetulnya sederhana : membuat blog edukasi. Hanya saja, karena masih newbie dengan beberapa aplikasi/situs-situsnya, banyak yang harus saya pelajari.

Hal tersebut membuat saya jadi sesekali atau melihat sekilas saja ke grup WA kelas menulis bersama Omjay. Tentu agar tidak ketinggalan info dan agar tetap bisa menyimak paparan materi.

Tapi toh, saya hanya manusia biasa. Tetap saja ada yang terlewat. Kabar Omjay sakit. Bukan dari grup, saya justru mendapat kabar ini pertama kali dari Pak Brian.

Saya lantas kembali membuka grup WA Gelombang 7. "Oh, ternyata tulisan ini", pikir saya dalam hati. Berikut adalah tulisan yang Omjay buat sendiri :

"Tiba tiba saya terjatuh. 

Mata saya tiba tiba gelap.  Tangan sebelah kiri tidak bisa digerakkan. 

Saya terjatuh dari kursi duduk.  Untunglah ada bu sijo yang secara sigap memegang tubuh saya. 

Saya jatuh telentang.  Tak bisa bersuara.  Tiba tiba semuanya gelap dalam sekejap.

Saya terbangun ketika petugas poliklinik datang.  Langsung diperiksa tensinya.  Ternyata tinggi.  Gula darah juga tinggi. Mungkin itu salah satu pemicunya. 

Sekarang sudah agak enakan.  Cuma belum minum obat.  Saya minta teman guru menelpon istri untuk menjemput ke sekolah. 

Saya merasa tidak mampu membawa mobil.  Kepala ini masih terasa berat.  Mohon doanya kembali sehat. 

Salam blogger persahabatan

Omjay
Guru Blogger Indonesia 
Blog http://wijayalabs.com"

Masya Allah ... 
Saya hanya baca paragraf awalnya saja. Saya pikir ini cerpen atau hasil tulisan peserta yang dishare di blog beliau.


Seketika saya lemas. Beliau adalah salah satu tokoh yang menginspirasi saya untuk kembali menulis di blog. Untuk terus menulis sesibuk apa pun dan dalam kondisi bagaimanapun juga.

Beliau sudah seperti orang tua saya sendiri. Saya berharap semoga Omjay lekas sembuh. Sahabat, mari kita doakan untuk kesembuhan guru kita ini.

Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi bukan slogan semata. Omjay telah membuktikan bahwa dalam kondisi yang kurang fit pun, beliau masih menyempatkan diri untuk menulis.

Omjay, lekas sembuh ya ....
Semoga sehat selalu.

Salam,
Ditta Widya Utami
Kelas Menulis Bersama Omjay
Gelombang 7



Senin, 22 Juni 2020

Keunikan Kelas Maya, Panggil Pak atau Ibu?

"Terima kasih, ya, Bu."
"Iya, sama-sama. Oh ya, saya Pak, bukan Bu."
😁😁😁

Pernahkah Anda mengalami hal di atas? Dalam suatu chat, bingung untuk memanggil Bapak/Ibu? Hehe, kalau saya sering 🤣

Banyaknya grup yang diikuti di WhatsApp katakanlah, terkadang membuat saya tidak menambahkan setiap nomor hp anggotanya ke dalam kontak baru.

Bukan tak ingin kenal tentunya. Hanya saja, bahkan tanpa tambahan pun, kontak di HP saya saat ini sudah melampaui angka 500 😅 

Untunglah di aplikasi WhatsApp sekarang, tanpa harus menyimpan kontak terlebih dahulu, kita bisa melihat nama tampilan dari setiap anggota grup atau bahkan dari nomor baru yang chat ke kita.

Sebagaimana bumi yang berpasangan dengan langit atau malam yang datang mengganti siang, setiap kelebihan tentu ada kekurangan. Begitu pula dengan nama tampilan WA.

Karena saat chatting yang muncul hanya nomor dan nama tampilan (tidak beserta foto), kita -mungkin saya saja, hee- jadi sering salah menulis sapaan. 

Hal ini dikarenakan ada beberapa nama yang kita anggap gendernya sesuai dengan persepsi kita. Akhirnya, yang seharusnya dipanggil Pak, malah disapa Bu. Begitu pun sebaliknya. 

Nah, biasanya, sebelum menyapa (jika tidak buru-buru), saya lihat dulu foto profilnya. Hal ini untuk menghindari aksi salah sapa.

Syukur kalau foto diri yang dipakai. Kita jadi bisa tahu pemilik nomor tersebut apakah insan berkumis atau tipe berdaster 😁 Kalau ternyata bukan foto selfie yang dipasang, ya ... bismillah, semoga kita tak salah sapa 😄

Meminjam istilah Bu Melan dari grup Edublog Didamba A3T1, "Itulah keunikan kelas maya." 😊😊😊

Jumat, 19 Juni 2020

Sport Jantung Gegara Pengumuman PPG

Sejak corona datang tanpa diundang, banyak orang dirumahkan. Bahkan kegiatan di beberapa grup WA pun menjadi sepi. Seolah ikut bersembunyi.

Grup WA PPG SMP yang saya ikuti memang lebih sepi saat pandemi. Tentu saja karena memang sampai bulan Mei pun belum ada pengumuman peserta PPG 2020.

Di sisi lain, segala kegiatan yang di-online-kan membuat grup WA semakin menjamur. Ratusan bahkan ribuan chat dalam sehari datang bertandang ke hp ini. Memukul mundur grup PPG hingga tak terjamah (apaan sih duh?).

Tuing. Ada chat masuk di grup PPG SMP kemarin (18/06). Waduh! Ini dia yang bikin sport jantung! Ternyata sudah ada pengumuman peserta PPG dalam jabatan angkatan 1 untuk tahun 2020!

Saya langsung close WA dong dan segera meluncur ke laman sergur.id. Memasukkan nomor UKG untuk mengecek hasilnya. Aiiiiih ... sport jantung ternyata masih belum berhenti!
Begitulah tampilan setelah saya memasukkan nomor UKG. Saya rasa panik karena lupa tampilan yang lulus jadi peserta PPG itu bagaimana 🤭

Akhirnya saya bertanya di grup, berharap ada yang punya cuplikan lulus jadi peserta. Alhamdulillah Pak Anton Wardani membalas dengan mengirimkan foto berikut :
Hihihi ... Fiuh ... Tenanglah saya kemudian. Karena ternyata saya masih ada di daftar antrian calon peserta PPG. Maklum, saat ini ada diklat online yang sedang saya ikuti. Wahaaa tak terbayang kalau seumpama bersamaan jadwalnya 😆

Ya Allah, semoga diterima jadi peserta PPG dalam jabatan di waktu dan kondisi yang tepat. Aamiin 🤲🏻

Rabu, 17 Juni 2020

Hasil Ngubek 2 Sumber Belajar Online : Science Buddies dan Learning Science

Seharian ini di sela-sela mengasuh anak yang masih berusia 6 bulan, alhamdulillah saya bisa meng-explore berbagai sumber belajar online (total ada 15) yang linknya telah disediakan di kelas Edublog Didamba A3T1.

Dua sumber belajar online yang akan saya share pengalaman dalam mengeksplorasinya adalah Science Buddies dan Learning Science.

1. Science Buddies

Science Buddies ini sederhananya adalah tempat untuk berbagai proyek IPA. Kita bisa mengetahui berbagai macam proyek IPA, bertanya pada ahlinya, berkunjung ke blog yang berisi berbagai inspirasi, tips dan trik hands-on STEM, bahkan kita juga bisa berbelanja KIT Science untuk proyek yang kita butuhkan! 

Untuk menemukan proyek yang sesuai, kita bisa klik di bagian Find a  Science Project.

Ada dua pilihan yang muncul : (1) Help Me Find a Project, dan (2) Browse All Projects.

Saya coba klik yang pertama. Weits ... Langsung muncul bejibun pertanyaan donk! Hee, nggak langsung sih, sebelumnya ada pemberitahuan bahwa kita akan diminta mengisi kuisioner terkait ketertarikan dan hobi kita. Jawaban kita yang nantinya akan mengarahkan ke berbagai proyek sains yang diperkirakan cocok dengan hobi dan minat kita.

Di bagian pertama kuisioner, kita hanya perlu menjawab 5 pertanyaan. Seperti berapa lama waktu proyek kita atau proyek kita tuh dalam lingkup apa sih? Fisika? Biologi? Ilmu Bumi?

Nah, di bagian kedua yang bikin saya mangap lebar. Hehe, karena muncul 26 pertanyaan seputar hobi dan ketertarikan kita. Misalnya, ketika sebelumnya saya memilih proyek biologi, di bagian kedua saya ditanya apakah saya senang berkebun?

Terakhir (ni kuisioner nggak ada ujungnya apa yak?), di bagian ketiga, kita akan ditanyai tentang gender dan ras. Wah, apakah rasis? Heheh tentu tidak.

Di website Science Buddies kan ada lebih dari 1.200 proyek sains. Pertanyaan yang begitu detail termasuk gender dan ras tentu akan memudahkan sistem untuk merekomendasikan ide-ide proyek yang paling sesuai dengan diri kita.

Nah, berikut salah satu saran yang saya dapatkan :

Lengkap ya? Ada tingkat kesulitan, waktu yang dibutuhkan, materialnya apa saja, prosedurnya bagaimana, dst. Bagi yang ingin mengeksplorasi, silakan berkunjung ke https://www.sciencebuddies.org/

2. Learning Science

Sumber belajar online kedua yang saya eksplorasi adalah Learning Science (http://new.learningscience.org/wp/).

Di tampilan awalnya sih, Learning Science ini berisi simulasi, proyek, website, resources dan games. Terbagi ke dalam 3 tingkatan mulai dari sekolah dasar (elementary), middle hingga high school.

Sebagai guru IPA SMP, tentu saya mencoba membuka level middle school. Ketika diklik, ternyata ada 3 topik besar, yaitu : (1) Physical Science, berisi subtopik antara lain gaya, energi dan gelombang; (2) Life Science, berisi subtopik antara lain ekosistem dan sistem reproduksi; serta (3) Earth and Space Science, berisi subtopik antara lain space system dan earth system.

Saya lalu mencoba mengklik di bagian space system. Ternyata kita digiring ke berbagai alamat web yang terkait dengan space system. Salah satunya yang menarik bagi saya adalah WorldWide Telescope.

Waaaah ... Ini sih berasa di Boscha! Seolah kita memandang langit secara langsung, mengarahkan teleskop ke bagian yang ingin kita amati, lalu memperbesar agar semakin jelas!

Betapa luas alam semesta ini dan betapa kecilnya kita di hadapan Yang Maha Kuasa.

Ok fiks! Insya Allah akan saya gunakan atau minimal share ke anak-anak yang kepo sama alam semesta.

Demikian pengalaman saya meng-explore dua sumber media online ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi 🤗