Halaman

Jumat, 16 Desember 2022

Kejang Pertama

Kamis, 15 Des 2022 malam hari ...

Fatih demam. Tinggi.

Mengigau sepanjang malam. Tak bisa tidur.

Padahal sore masih baik baik saja, masih ceria.


Jumat pagi, suhu Fatih mencapai 39,4°C.

Makanan sulit masuk, hanya banyak minum dan sedikit makan roti dan snack.

Siang usai Jumatan, baru saja akan menyuapi Fatih makan ... Mata Fatih berputar hingga hanya putihnya saja yang terlihat.

Badannya kaku, bibirnya berubah biru. Syukur Abi sudah pulang. Segera kami bawa ke IGD RS terdekat.

Kami benar-benar panik karena ini kejang pertama Fatih. Saturasi dan denyut jantung Fatih juga tidak normal.

Di layar monitor tertera 163 untuk denyut jantung dan saturasi oksigennya kurang dari 70. Indikator di monitor berwarna merah. Saya pikir itu kondisi berbahaya.

Pihak RS akhirnya meminta kami pergi ke RS yang lebih besar. Khawatir harus masuk ICU.

Maka pergilah kami.



Di IGD yang baru, Fatih segera diberi obat penurun panas yang dimasukkan melalui anus. Setelah diambil darah dan dipasang infus serta obat pertama melalui suntikan, Fatih dipindah ke ruang rawat anak.

Kurang lebih 5 jam setelah kejadian siang tadi ... Suhu Fatih kini sudah normal. Alhamdulillah.

Jika baca di Alodokter, kejang demam ini bisa jadi karena infeksi dan masih mungkin tidak berdampak buruk pada anak.

Duhai Allah, mohon sembuhkanlah Muhammad Fatih Musyfiq ❤️


Jumat, 18 November 2022

MGMP Kalijati

Hari ini (18/11) sebagaimana telah dijadwalkan, saya mengikuti kegiatan MGMP IPA di Komisariat Kalijati. Berbagi tentang menyusun modul ajar kurikulum merdeka.

Kegiatan MGMP IPA Komisariat Kalijati (foto: Muttaqien)

Sebelumnya, para pengurus telah mendapat materi yang sama dari Bu Fera, guru SMPN 1 Subang. Beliau juga merupakan seorang guru penggerak.

Tentu saya senang karena setelah sekian lama, akhirnya kegiatan MGMP di Komisariat kembali menghangat. Semoga ke depan akan semakin bermanfaat lagi.

Saat berbagi tentang modul ajar (foto: Muttaqien)




Sabtu, 06 Agustus 2022

Penganugerahan dan Festival Literasi GLN Gareulis Jabar 2022

Sejak November 2020 hingga Agustus 2021, saya bersama Komunitas Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa) Grup B mengikuti tantangan Gerakan Literasi Nasional (GLN) Gareulis Jabar. 

Selain West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC), tantangan GLN Gareulis Jabar ini termasuk tantangan literasi terlama yang saya ikuti.

Peserta tantangan ini bisa perorangan, tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS), tim Gerakan Literasi Masyarakat (GLM), maupun tim Gerakan Literasi Keluarga (GLK).

Ada 10 tantangan yang harus dituntaskan peserta, yaitu:

  1. Membuat pantun (individu)
  2. Membuat cerpen (individu)
  3. Membuat Diorama Buku (minimal 3 buku yang dibaca, dibuat kelompok)
  4. Membuat carpon (individu)
  5. Membuat English story (individu)
  6. Membuat artikel (individu)
  7. Membuat best practice (kelompok)
  8. Membuat dongeng (individu)
  9. Meriview Buku yang Dibaca (dilakukan setiap bulan)
  10. Membuat buku (minimal 1)

Selain menuntaskan tantangan, para peserta juga wajib mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh panitia. Syukurlah satu poin tantangan boleh diselesaikan dalam waktu satu bulan. Sehingga kami (peserta) masih bisa membagi waktu dengan kegiatan-kegiatan yang lain. 

Selasa, 02 Agustus 2022

Inaugurasi Guru Penggerak Angkatan 3 Kabupaten Subang

Hari ini (2/8) Komunitas Guru Penggerak (KGP) Kabupaten Subang mengadakan kegiatan inaugurasi. Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Subang (wabup dan sekda), kadisdikbud, sekdis beserta Panitia PGP Daerah Subang (Bidang GTK), KCD Wilayah IV, kepala sekolah, pengawas, Pengajar Praktik Angkatan 3, Guru Penggerak (GP) Angkatan 3 dan perwakilan CGP Angkatan 6 turut hadir dalam acara ini.

Kegiatan yang inisiatif dan dananya berasal dari para GP Angkatan 3 Kabupaten Subang ini mengambil tema "Bersama Guru Penggerak Sukseskan Subang Merdeka Belajar, Subang Jawara Daya". 

Persembahan tari jaipong dari SMAN 3 Subang dan angklung dari SMPN 3 Pagaden menjadi pembuka acara. Kegiatan inti berlanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, laporan ketua panitia, sambutan-sambutan dan doa.

Sumber: panitia

Sandi Wijaya, S.Pd., koordinator KGP sekaligus ketua panitia menyampaikan dalam laporannya bahwa inaugurasi ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi para guru penggerak. Motivasi untuk dapat mengimplementasikan dan mengimbaskan ilmu, pengalaman, praktik baik, serta aksi nyata yang telah didapatkan melalui Pendidikan Guru Penggerak (PGP).

Minggu, 26 Juni 2022

Haru Biru Lokakarya 9 PGP Angkatan 3 Kabupaten Subang

 

“Ternyata menyulam hati pascalokakarya 7 itu gagal. Buktinya tak hanya hati, bahkan wajah saya pun kini banjir air mata.”

Kalimat di atas saya ungkapkan setelah kegiatan Lokakarya 9 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 3 Kabupaten Subang selesai dilaksanakan. Sabtu, 25 Juni 2022 menjadi akhir perjalanan para Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 3. Selanjutnya hanya tinggal menghitung hari untuk menunggu hasil pleno kelulusan. Para CGP kemudian akan wisuda dan yang lulus pendidikan mendapat gelar “Guru Penggerak”.

Sesaat setelah pembukaan (foto: Egi)

Lokakarya 9 diawali dengan sambutan oleh Dr. Agus Mulyadi, M.Pd. sebagai perwakilan dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat. Dilanjut dengan sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Subang, Tatang Komara, S.Pd., M.Si. yang sekaligus membuka acara.

Partner Room B Nalendra (foto: Arie)

Para pengajar praktik (PP) kemudian memfasilitasi lokakarya dalam 6 kelas kecil yang tersebar di tiga hotel: Nalendra, Grant dan Lotus. Saya sendiri berpartner dengan PP-050 Yanto dan PP-061 Arie Insany di Kelas B Hotel Nalendra. Alhamdulillah para CGP masih tetap semangat menempuh pendidikan.

Sabtu, 04 Juni 2022

Lokakarya 8 : Antara Senang, Sedih, dan Was-was

"Sesungguhnya setiap orang adalah guru sekaligus murid ..."

Sabtu, 4 Juni 2022

Saya melaju mengendarai motor dengan kecepatan di atas 60 km/jam (entah 70, 80 atau hanya 65). Yah, bagi sebagian orang mungkin masih kecepatan standar. Tapi saya sudah seperti kebakaran jenggot (meski tak punya jenggot juga sih).

Ketika berpapasan dengan kelompok CGP saya di jalan, saya tetap melaju mendahului (maaf ya genks, ada yang harus saya siapkan). Bersyukur masih ada cukup waktu sebelum Lokakarya 8 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dimulai.

Kabar duka

Belum juga di swab dan masuk kelas, saya mendapat kabar duka. Ayah dari Pak Iyan (salah satu CGP yang saya dampingi) telah berpulang kepada Dzat Yang Maha Menghidupkan (Al Hayyu) lagi Maha Mematikan (Al Mumit). Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun.

Senin, 28 Maret 2022

Proses Perekaman Video Lomba Puisi Gerbang Cita

Saya ini tak jago puisi. Tapi entah kenapa, selalu saja didekatkan dengan hal-hal berbau puisi.

22 Maret 2022, saya mendapat informasi dari kepala sekolah tentang Anugerah Gerbang Cita. Salah satu program dari Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Subang.

Saya segera menghubungi para guru bahasa Indonesia. Tentu saja untuk bertanya terkait siswa yang memiliki potensi dalam membaca puisi, berpidato dan bercerita.

Hehe, saking semangatnya, saya jadi melewatkan bagian penting. Di bagian ketentuan lomba, tertulis bahwa peserta adalah perwakilan komisariat. Wadidaw.

Selasa, 22 Maret 2022

11-12: Membangun dan Mengisi Rumah

Sumber: pinterest Alifa siAngel

Ternyata ... membangun dan mengisi rumah itu 11-12 ya 😄😄😄

Memiliki rumah sendiri sebelum Fatih (anak saya) masuk usia sekolah merupakan salah satu target saya. Alhamdulillah di usia Fatih yang kedua, impian tersebut dapat terwujud.

Memasuki bulan Desember 2021, proses membersihkan lahan di belakang rumah orang tua saya dimulai. 8 Desember 2021, kami melakukan doa bersama sebelum peletakan batu pertama. Bismillah.

Proses membangun rumah (dokpri)

Pada saat awal membangun rumah, saya hanya fokus pada beberapa hal saja. Meski lahan yang tersedia ± 81 m², aturan daerah mengharuskan saya membangun rumah maksimal 70% dari luas lahan.

Saya lalu memutar otak bagaimana agar rumah saya nantinya ada 3 kamar tidur, 1 mushala plus ruang cuci jemur, 1 kamar mandi, living room dan tentu saja dapur. Biar mungil tapi paket komplit.

Menggunakan mezzanine pernah terpikirkan pula oleh saya. Pasti bisa lebih lapang meski rumah yang dibangun berukuran 7x7,5 meter. Tapi akhirnya saya coba rancang tetap satu lantai tanpa mezzanine. Hehe.

Sabtu, 19 Maret 2022

Bandung Zoological Garden

Hari ini saya senaaaaaang sekali. Sejak Fatih berusia 1 tahun, saya punya keinginan mengajaknya pergi ke kebun binatang. Melihat berbagai makhluk yang Allah ciptakan dengan begitu sempurna. Dari berbagai belahan bumi maupun nusantara.

Namun, karena pandemi, saya harus bisa menahan diri terlebih dahulu. Beside, bonbinnya (kebon binatangnya - kebon, B. Sunda = kebun) juga sempat tutup.

Sekarang, dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan, saya akhirnya bisa menunaikan hajat saya untuk Fatih. Alhamdulillah saya, Fatih, Abi Kholil serta keluarga kakak (Wawa Pepen, Wawa Desi, Kakak Banis dan Bembi) bisa jalan-jalan bersama.

Di pintu masuk Bandung Zoological Garden

Mulanya saya berniat pergi menggunakan motor saja. Sambil sesekali berhenti untuk sekedar berfoto atau ngopi pagi. Tapi Abah Timas menyarankan kami pergi menggunakan mobil. Maka pergilah kami bertujuh (anak, menantu dan cucu) dengan mobil Abah yang sudah dilengkapi bensin plus e-toll. Hehe, nuhun Bah!

Berangkat sekitar pukul 7 pagi, kami sampai di lokasi 90 menit kemudian. Kebun binatangnya memang masih tutup. Tapi, kami jadi bisa sarapan dulu. Sengaja berangkat pagi. Perkiraan kami, pengunjung di awal waktu buka tak kan terlalu banyak. Menghindari kerumunan.

Saya sempat berpikir Fatih tak akan dikenakan tiket masuk karena usianya masih 2 tahun. Tapi ... ternyata standarnya tinggi badan. Kalau lebih dari 80 cm, dikenakan tiket masuk. Karena weekend, harga tiket masuknya Rp 50.000/orang.

Tak sabar ingin menerobos pintu masuk 🤣

Di tempat membeli karcis, Fatih sudah sangat bersemangat ingin menerobos pintu masuk. Hehehe ... yah, sejak turun dari mobil pun sebetulnya ia sudah sangat bersemangat. 

Dua buah balon bahkan sampai meletus karena kalah oleh semangat Fatih 😂. Masya Allah ....

Syukurlah ada kera hitam yang beratraksi. Bergelayutan dari satu dahan ke dahan lain. Fatih jadi bisa sedikit 'tenang' karena memerhatikan. 

Asyiknya melihat jerapah dan hewan Afrika lain sedang makan

Mulai dengan menjelajahi bagian selatan, kami melihat tapir, berbagai hewan Afrika (zebra, jerapah, dll), buaya, harimau, beruang madu dan ular. 

Hal yang menggemaskan terjadi saat  kami melihat harimau. Harimau yang kami lihat sedang tertidur di kandangnya. Posisi kami lebih tinggi dari kandang harimau. Saya sampai harus menggendong Fatih agar Fatih pun bisa melihat.

Saat sudah tahu di bawah sana ada harimau, Fatih menarik lengan saya. Ia lalu berkata, "Awas ... tajam." Hihi, duh duh ... lucunya anakku yang satu ini. Yah, setidaknya hal itu menandakan Fatih sudah tahu bahwa harimau termasuk binatang yang berbahaya. Perlu waspada saat melihat hewan seperti harimau.

Memberi makan rusa

Lanjut ke bagian tengah, terdapat berbagai spesies aves (burung). Pelikan dari Australia, burung garuda, rajawali, elang, merak hingga burung unta pun ada. 

Fatih dan Banis juga sempat melihat berbagai macam rusa. Kakak Banis berbagi buncis dan wortel yang dijual tak jauh dari kandang-kandang rusa. Fatih dan Kakak Banis pun lalu memberi makan para rusa. Nyam nyam nyam ... 

Unta berpunuk satu menjadi daya tarik yang eksotis. Tapi karena tempatnya dekat dengan area taman bermain, maka Fatih pun sempat banting setir 😄

Usai menikmati sebuah es krim, Fatih menarik saya ke taman ban warna warni. Area untuk bermain scooter mini atau otopet sewaan. Dan tentu saja Fatih mengajak saya naik kereta! Haha, salah satu mainan favorit Fatih. 

Syukurlah cukup membayar 1 tiket saja yang berlaku untuk 1 anak dan 1 pendamping. Saya akhirnya ikut naik kereta dan berputar-putar.

Naik kereta dan mobil wisata .... Tuuut tuuut ....

Tak lama, kakak ipar dan keluarganya yang juga datang ke kebun binatang, mengajak naik 'mobil wisata'. Ada pemandu yang menjelaskan fauna-fauna yang terlewati.

Di area luas seperti kebun binatang, menggunakan jasa pemandu dan naik mobil berkeliling memang jadi salah satu opsi yang baik. Istilahnya bisa keubek deh lokasi yang luas itu. 

Kami sampai bisa melihat macan tutul, harimau sumatera yang dilindungi, singa, kelelawar besar, hingga orang utan yang senang duduk sendiri di tengah kandangnya.

Berbagai satwa di kebun binatang Bandung

Saat melihat gajah sumatera, saya tersenyum mendengar Fatih bilang "Gajah, sembur airnya". Hihihi, efek YouTube nih. Fatih pernah melihat gajah menyemburkan air dengan belalai. Sayang, gajahnya tak mau menyemburkan air. Mungkin suara Fatihnya kurang terdengar ya. Hehe ...

Pemandu bilang gajah sumatera adalah gajah terkecil di dunia. Yah kalau dibandingkan dengan gajah India atau Thailand, pasti kalah deh. Hoho.

Bersyukur atas penantian setahun (kurang lebih), satwa di kebun binatang Bandung kini sudah kembali ramai. Maklum, berdasarkan cerita kakak, saat pandemi beberapa waktu lalu jumlah satwanya sangat sedikit. Jangankan harimau, bahkan ular pun tak ada.

Well, itulah keseruan kami bermain di kebun binatang Bandung. Semoga kapan-kapan bisa berkunjung lagi dan satwanya tetap sehat juga gemuk-gemuk. Aamiin.

Jumat, 11 Maret 2022

One of The Hardest Things

Hari ini saya kembali merasakan naik bis umum. Kondisi badan yang masih dalam tahap pemulihan tak memungkinkan saya untuk mengendarai motor.

Cukup satu kali naik bis saja bila dari Subang kota untuk sampai ke rumah. Alhamdulillah masih dapat tempat duduk.

Saya duduk dekat jendela di kursi 3 seater. Baris kedua, di belakang supir. Tak lama beberapa penumpang masuk. Salah satunya duduk di samping saya. Tas gendong dari P4TK IPA menjadi pembatas di antara kami.

Kamis, 17 Februari 2022

Apresiasi dari Canva

"Ditta Widya Utami. Congratulations on creating 100 designs in Canva. Another big achievement in your design journey." The Canva Team

Hari ini setelah jeda kurang lebih satu bulan, saya kembali melaksanakan tugas sebagai Pengajar Praktik (PP). 

Sebulan sekali, PP akan berkunjung ke sekolah Calon Guru Penggerak (CGP) untuk melaksanakan Pendampingan Individu (PI).

Hal ini kami (PP) lakukan di program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 3 selama 9 bulan.

Saat membuat laporan maupun presentasi persiapan lokakarya, saya terkadang menggunakan Canva.

Tak hanya di PGP. Saat PPG atau membuat flyer berbagai kegiatan hingga presentasi untuk pembelajaran, saya pun sering menggunakan Canva.

Tak disangka, ternyata saya mendapat apresiasi dari Canva. Apresiasi karena saya telah membuat 100 desain menggunakan aplikasi Canva. Wah, alhamdulillah.

Apresiasi ini sederhana karena saya hanya mendapat Canva 100 Design Milestone Badge. Tapi ... sungguh, walau sederhana saya merasa sangaaaaat senang. Membuat saya semakin semangat untuk sering-sering menggunakan Canva.

Terima kasih Canva .... sudah membantu kami menghasilkan karya dengan tampilan yang lebih baik.

Senin, 14 Februari 2022

Setiap Orang Memiliki Jalan Berbeda

Ada jalan yang berliku. Ada pula yang lurus.

Ada yang datar. Ada yang curam.

Ada yang mulus. Ada yang berbatu.

Setiap orang punya jalannya masing-masing.

Tak peduli seperti apa pun jalannya ... sampai atau tidaknya kita pada tujuan akan kembali lagi pada tekad kita masing-masing.

Bukankah orang yang berada di jalan tol pun bisa jadi tak sampai ke tujuan? 

Bila ia memutuskan berhenti. Bila ia memutuskan kembali. Bila ia berpikir perjalanan akan terlalu panjang, dsb.

Maka ... seberapa kuatkah tekadmu???

Nikmati prosesnya. Tetap ikhtiar lalu tawakal.

Bismillah ...

#SelfReminder

Ditta Widya Utami


Kamis, 10 Februari 2022

Begini Rasanya Diwawancara oleh Mahasiswa

Pagi ini sekitar pukul 08.00 pagi, saya dihubungi oleh seorang teman. Teman blogger dan sama-sama pernah menulis buku solo maupun antologi.

"Pagi Bu Ditta. Nanti jam 1 siang kosong nggak? Ini ada mahasiswa ingin wawancara terkait nulis blog dan buku (solo)." Begitu sapa Raimundus Brian Prasetyawan di pagi hari.

Saya berpikir sejenak. Mengingat apakah ada agenda siang ini. Akhirnya saya pun mengiyakan.

Maka masuklah saya ke ruang zoom yang telah dibuat Alya, mahasiswi Darma Persada Jakarta Timur. Pukul 13.00 saya coba masuk room. Masih belum dibuka. Hehe, tapi memang sih undangannya pukul 13.12 WIB. 

Maka saya pun melakukan aktivitas lain terlebih dahulu. Eh, ketika kembali masuk ternyata sudah ada Pak Brian, Pak Dail, Bu Widya dan tentu saja Alya.

Waahh ... mantap nih. Pak Dail dan Bu Widya juga sama-sama penulis hebat! Belum lagi ditambah Bu Rita Wati dari Bali yang penghargaan menulisnya kece abis. Wow!

Tanya jawab pun dimulai. Alya bertanya kepada kami secara bergiliran. Katanya untuk menunaikan tugas salah satu organisasi di kampusnya.

Bersama Alya dan para blogger keren.

Pertanyaannya cukup lengkap. Kapan kami mulai menulis di blog dan mengapa. Apa yang jadi tema tulisan kami. Kesulitan yang dihadapi saat menulis. Suka duka menjadi blogger. Pandangan kami terhadap blogger saat ini. 

Adapun terkait buku, beberapa pertanyaannya adalah cerita tentang buku solo pertama kami. Berapa lama kami menulis buku solo. Buku apa yang berkesan. Serta tips dan pesan apa yang ingin kami sampaikan untuk penulis pemula khususnya.

Jadi, bagaimana rasanya diwawancara oleh mahasiswa? Hehe ... Saya sih senang-senang saja.

Diberi kepercayaan dan kesempatan berbagi bersama para blogger dan penulis hebat adalah sesuatu yang patut disyukuri. Alhamdulillah.

Tak hanya ikut sesi wawancara, sore ini saya bersyukur masih bisa ikut ruang kolaborasi virtual. Yep. Ada jadwal Calon Guru Penggerak (CGP) belajar bersama Fasilitator.

Bersama para CGP dan Fasilitator PGP Angkatan 3

Saya sebagai pendamping praktik tentu senang bisa menemani proses belajar para CGP. Semoga tetap semangat selalu.

Ya Allah, hamba senang sekali hari ini. Terima kasih ....

Rabu, 02 Februari 2022

Diskusi Lanjutan Materi-8 Gel. 23 dan 24

Malam ini kembali saya diberi kesempatan luar biasa untuk berbagi. Berbagi di kelas Belajar Menulis bersama PGRI Gelombang 23 dan 24.

Kelas dibuka dengan manis oleh Ibu Widya Setianingsih sebagai moderator. Ratu puisi asal Lebak tersebut mampu menyulut semangat peserta untuk mengikuti pelatihan.

Sesuai namanya grup "Belajar Menulis", maka saya mengajak peserta untuk menulis terlebih dahulu. Sederhana saja. Saya meminta peserta pelatihan membaca artikel berjudul "Ketika Kita Berbuat Salah". Lalu, peserta harus membuat tulisan yang berkaitan dengan apa yang sudah saya tulis.

Alhamdulillah 31 peserta membuat tulisan langsung di kolom komentar dan lainnya ada yang langsung dikirim di grup WA.

Dilanjut pemaparan materi dan diskusi, rupanya waktu jua yang harus memisahkan. Masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Oleh karena itu, di tulisan ini saya mencoba mengerjakan PR saya. Hehe: menjawab pertanyaan yang belum sempat dibahas.

P 11

Assalamualaikum  ibu Widia, ibu widia😀😀🥰.

Salam kenal saya Icut fiqa 

Dari Aceh 

Sebelumnya materi hari ini mantap bgi saya, sehingga malam ini saya mengalami contoh dari WB karena jujur wa web tiba2 MLM ini  bermasalah heheh.  Hmpir buat saya strees, ketik dihp layar tidak besar😁😀, geser kesana sini,namun Alhamdulillah masih saya ingat kata materi dari ibu berikan, alhasil WB bisa dibasmi

Yang ingin saya tanyakan. 

 saya terkadang sering muncul ide barengan, seperti, puisi , cerpen, dan artikel, yang mana kita utamakan, soalnya saya bingung buk, sehingga terkadang terserang penyakit WB, alhasil jadi tumpang karya. Saya.😁

Terimakasih buk

Jawab:

Wa 'alaikum salam Buk Icut. Saran saya coba buat skala prioritas, jadwal dan buat folder atau file per tema. 

Ketika punya ide tentang cerpen, masukkan ke folder cerpen. Ketika punya ide tentang puisi, masukkan ke folder puisi.

Tentukan dari berbagai tema tersebut, mana yang akan diprioritaskan. Maka selesaikan yang utama terlebih dahulu.

Bila perlu buat jadwal. Contoh jadwal menulis puisi hari Rabu. Cerpen Kamis. Artikel Sabtu. Jika bisa istiqomah, insya Allah gak akan terserang WB.

P 12

Ibu Ditta.

Pak Zaki bertanya kembali 🙏

Menurut ibu Ditta;

Virus WB dan virus overthinking itu berbeda.  

Bisa jadi overthinking menyebabkan WB.

Ibu Ditta Mohon penjelasannya??

Jawab:

Begini, dari artikel berjudul "Mengenal Apa Itu Overthinking" yang saya baca di situs ugm.ac.id, seringkali kita memang tidak sadar sedang mengalami overthinking.

Overthinking sendiri bahkan ternyata tidak hanya masalah khawatir atas apa yang akan terjadi. Tapi, bisa juga berupa ruminasi, yaitu terlalu memikirkan masa lalu. Misal, jika saja kemarin saya tidak pergi, mungkin saat ini ... dsb.

Bagi seorang penulis, ketika ia mengalami overthinking maka hal tersebut bisa saja menyebabkan writer's block. Overthinking dalam dunia seorang penulis, bisa jadi erat kaitannya dengan sikap perfeksionis.

Misal, ketika kita terlalu "khawatir memikirkan" apakah naskah kita sudah baik? Apakah sudah sesuai EYD? PUEBI?

Buku pertama laris manis. Harus bikin yang bagaimana agar bisa laris manis lagi ya? Apa teman-teman akan suka dengan tulisan saya kali ini? dsb.

Jika kita biarkan "pikiran-pikiran" seperti itu berkembang, bisa jadi hal tersebut "memperlambat" kita dalam menghasilkan sebuah karya.

Bukankah menulis lebih lambat dari biasanya adalah salah satu tanda terkena WB? Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa overthinking bisa jadi menyebabkan WB.

P 13

Selamat malam bu Widya

Saya Lastika dari kota Pematangsiantar

Saya mau bertanya buk

Jika saya sdh banyak melahirkan tulisan-tulisan misalkan pada blog, apakah saya harus segera menerbitkan buku solo, dapatkah blog itu yg saya jadikan conten buku saya, lantas bagaimana langkah-langkahnya?

Terimakasih ibu sdh diberikan kesempatan pada ruang diskusi, bertanya dan sharing ,mohon maaf kalau ada yang salah 😇🙏

Jawab:

Halo Bu Lastika ... Salam kenal yaaa ...

Kalau sudah sering menulis di blog, yukkk segera terbitkan jadi buku solo. Banyak loh alumni pelatihan Belajar Menulis PGRI yang sudah menerbitkan buku hasil kumpulan tulisannya di blog.

Tak hanya alumni kelas pelatihan, buku-buku best seller di toko buku besar pun ternyata ada yang merupakan kumpulan tulisan di blog. Contohnya buku Raditya Dika (Kambing Jantan) atau Arry Rahmawan (Studentpreneur Guidebook).

Ada dua cara agar tulisan di blog dapat dibukukan:

1. Menerbitkan sendiri. Kumpulkan tulisan yang terserak di blog. Buat judul yang menarik. Hubungi penerbit (sekarang sudah banyak self publishing), naskah yang kita kirim pasti bisa terbit. Kecuali kalau dikirim ke penerbit besar, pasti ada seleksi dulu ya.

2. Dihubungi editor dari penerbit. Ini seperti kisah Arry Rahmawan. Rutin menulis di blog, tau-tau dihubungi editor buku. Eh, setelah dicetak ternyata laris manis hingga terjual lebih dari 3500 eksemplar dalam waktu singkat. Wow!

Nah, semoga belum puas dengan pemaparan saya yaa ... Biar makin semangat belajarnya. Hehe ...

Terima kasih atas sesi yang luar biasa berkesan. Terima kasih pula bagi Bapak/Ibu yang telah berkenan membuat resumenya.

Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.

Salam literasi 👆🏻

Rabu, 26 Januari 2022

Let Children be Free

Malam ini saya kembali menangis. Setelah melihat sebuah postingan Instagram dari akun @tipsmpasibayi.

Pasalnya, postingan tersebut seolah menjadi teguran dari Sang Pencipta atas apa yang saya lakukan di siang harinya.

Saya mengajak Fatih (anak saya yang berusia 2 tahun 1 bulan) dan sepupunya (2 tahun 11 bulan) ke rumah baru. Ketika membersihkan lantai, mereka justru bolak balik bermain air keran.

Senin, 24 Januari 2022

Dua Kabar Duka

Hari ini saya mendapat dua kabar duka. Pertama, di kampung Cihuni, Desa Cimayasari terjadi puting beliung (23/01). 

Tidak ada korban jiwa, alhamdulillah. Hanya saja 70 rumah terkena dampaknya. Ditambah dua ruang belajar SDN Utama Jaya rusak parah serta satu tower BTS ambruk.

Di balik musibah ini, saya masih bersyukur ambruknya sekolah terjadi saat puting beliung menerpa di Minggu malam. Tak bisa dibayangkan bila ambruk hari ini di saat anak-anak sedang sekolah. Astaghfirullah.

Kondisi SDN Utama Jaya pasca diterpa angin puting beliung (foto: a Dhany)

Kabar kedua saya dapatkan dari suami. Saudara dari keluarga ibu mertua ada yang meninggal di Jakarta. Insya Allah dikebumikan di Cirebon. Berangkat dari Jakarta besok sekitar pukul 03.00 WIB.

Saya memang tidak bisa ikut ke Cirebon. Suami memutuskan pergi dengan motor (perjalanan ± 3 jam). Namun, saya pun turut mendoakan semoga almarhumah diterima iman dan Islamnya.

Selamat jalan Ang Halimah Binti Abdul Karim ....

Allahummaghfirlaha warhamha wa 'afihi wa'fuanha.

Jumat, 21 Januari 2022

Saat Kita Berbuat Salah

Judul tulisan ini masih sangat umum. Sangat luas. Karena berbuat salah bisa dalam berbagai hal. Berbagai bidang. Berbagai profesi. Berbagai usia.

Di dalam KBBI pun, "salah" memiliki beberapa arti, yaitu: 1 tidak benar; tidak betul; 2 keliru; khilaf; 3 menyimpang dari yang seharusnya; 4 luput; tidak mengenai sasaran; gagal; 5 cela; cacat; 6 kekeliruan.

Manusia dikatakan sebagai tempat salah dan dosa. Namun, jangan sampai kalimat itu menjadikan kita pribadi-pribadi yang tak mau belajar dari kesalahan.

Kamis, 20 Januari 2022

Sosialisasi Komunitas Praktisi Komisariat Kalijati dan PGP Angkatan 6

oleh : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.
Pengajar Praktik PGP Angkatan 3
Guru di SMPN 1 Cipeundeuy

Awal Mula

Rabu, 8 Desember 2021, saya dihubungi oleh Bu Ati Sumiati, M.Pd. Beliau adalah salah satu Pengajar Praktik (PP) Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 3 di Kabupaten Subang. 

Bu Ati menyampaikan bahwa ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di Komisariat Kalijati ingin bertemu dengan PP dan Calon Guru Penggerak (CGP) sekomisariat.

Beliau (ketua MKKS Komsat Kalijati) mendorong kami untuk membentuk komunitas praktisi sekomisariat. Minimal di tingkat SMP terlebih dahulu. Aksi nyatanya dengan mengundang pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekomisariat.

Senin, 17 Januari 2022

Masih Dipandang Sebelah Mata?

Oleh : Ditta Widya Utami

Dalam kehidupan sosial, kita tak akan pernah bisa mengatur orang lain. Menuntut mereka untuk sama dengan kita. No.

Setiap orang bebas menilai apa pun yang dilihat, dirasa maupun didengarnya.

Masalahnya, terkadang kita--kita? Mungkin saya saja--cukup "terganggu" dengan penilaian orang lain. Bahkan bisa jadi, penilaian-penilaian tersebut membuat kita putus asa bahkan terpuruk.

Sosialisasi PGP Angkatan 6 bersama MGMP IPA Subang

Kamis, 13 Januari 2022. Bu Hj. Rita Rosidah, M.Pd. ketua MGMP IPA Subang sekaligus pengajar praktik (PP) pendidikan guru penggerak (PGP) angkatan 3 menghubungi saya.

Beliau mengajak berkolaborasi melakukan sosialisasi PGP Angkatan 6. Bersama dengan para guru IPA yang juga merupakan calon guru penggerak (CGP) angkatan 3.

Tentu saya senang. Persiapan yang dilakukan sungguh sangat singkat. Hanya 4 hari. Kami harus membuat flyer, menentukan waktu acara, dan berbagi peran.

Alhamdulillah, Senin 17 Januari 2022, sosialisasi daring terkait PGP Angkatan 6 digelar. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Pak Kabid GTK Disdikbud Subang.

Sebagai upaya penerapan budaya positif, acara dimulai pukul 13.00 sesuai yang telah ditentukan dan di tulis dalam edaran.

Di luar dugaan, ternyata walau seat sudah penuh (100 orang) masih ada yang minta di admit. Jumlah itu bertahan hingga menjelang akhir. Alhamdulillah.

Sabtu, 15 Januari 2022

Sosialisasi PGP Angkatan 6 bersama PGRI Cipeundeuy

Hari ini saya senang sekali. Tentu karena pada akhirnya saya bisa berbagi. Berbagi pengalaman kepada para guru di kecamatan sendiri.

Saya berkolaborasi dengan Pak Juandi Azi Wijaya, S.Pd., calon guru penggerak (CGP) angkatan 3. Guru SMPN Satu Atap Karya Utama yang juga sekretaris PGRI cabang Cipeundeuy, Subang itu memberi kabar bahagia ini di hari Kamis.

Alhamdulillah ada 39 peserta lintas jenjang yang hadir. Aula PGRI cabang Cipeundeuy menjadi saksi kegiatan kami.

Terima kasih Pak Asep Rochmat A.M., S.Pd. (Ketua PGRI cabang Cipeundeuy) atas kesempatannya. Terima kasih pula pada para pengurus yang membantu kelancaran acara ini.

Mari, bergerak untuk Indonesia yang lebih baik.

Selasa, 11 Januari 2022

Sosialisasi PGP Angkatan 6 di Patokbeusi

Selasa, 11 Januari 2022, para calon guru penggerak (CGP) di Patokbeusi, Subang berkolaborasi dengan PGRI setempat. Mereka mengadakan sosialisasi Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 6.

Bersama Ketua PGRI cabang Patokbeusi

Kegiatan ini sudah direncanakan jauh jauh hari. Bahkan sejak satu dua bulan sebelumnya.

Saya dan para CGP Kecamatan Patokbeusi

Saya sebagai pengajar praktik (PP) juga turut diundang dan berkolaborasi. Senang sekali.

Bertempat di SMKN 1 Patokbeusi, tercatat 46 orang menjadi peserta sosialisasi ini. 

Terima kasih para CGP hebat. Sukses juga untuk PGRI Patokbeusi. Terima kasih atas kolaborasinya.