Halaman

Selasa, 23 Juni 2020

Sosok ini Memang Luar Biasa : Menulis Bahkan Saat Sakit

Sudah seminggu ini saya lebih fokus ke Diklat Daring Massive dan Terbuka (Didamba) PPPTK IPA Angkatan 3 Tahap 1. 

Tugas-tugas Didamba di kelas yang saya ikuti sebetulnya sederhana : membuat blog edukasi. Hanya saja, karena masih newbie dengan beberapa aplikasi/situs-situsnya, banyak yang harus saya pelajari.

Hal tersebut membuat saya jadi sesekali atau melihat sekilas saja ke grup WA kelas menulis bersama Omjay. Tentu agar tidak ketinggalan info dan agar tetap bisa menyimak paparan materi.

Tapi toh, saya hanya manusia biasa. Tetap saja ada yang terlewat. Kabar Omjay sakit. Bukan dari grup, saya justru mendapat kabar ini pertama kali dari Pak Brian.

Saya lantas kembali membuka grup WA Gelombang 7. "Oh, ternyata tulisan ini", pikir saya dalam hati. Berikut adalah tulisan yang Omjay buat sendiri :

"Tiba tiba saya terjatuh. 

Mata saya tiba tiba gelap.  Tangan sebelah kiri tidak bisa digerakkan. 

Saya terjatuh dari kursi duduk.  Untunglah ada bu sijo yang secara sigap memegang tubuh saya. 

Saya jatuh telentang.  Tak bisa bersuara.  Tiba tiba semuanya gelap dalam sekejap.

Saya terbangun ketika petugas poliklinik datang.  Langsung diperiksa tensinya.  Ternyata tinggi.  Gula darah juga tinggi. Mungkin itu salah satu pemicunya. 

Sekarang sudah agak enakan.  Cuma belum minum obat.  Saya minta teman guru menelpon istri untuk menjemput ke sekolah. 

Saya merasa tidak mampu membawa mobil.  Kepala ini masih terasa berat.  Mohon doanya kembali sehat. 

Salam blogger persahabatan

Omjay
Guru Blogger Indonesia 
Blog http://wijayalabs.com"

Masya Allah ... 
Saya hanya baca paragraf awalnya saja. Saya pikir ini cerpen atau hasil tulisan peserta yang dishare di blog beliau.


Seketika saya lemas. Beliau adalah salah satu tokoh yang menginspirasi saya untuk kembali menulis di blog. Untuk terus menulis sesibuk apa pun dan dalam kondisi bagaimanapun juga.

Beliau sudah seperti orang tua saya sendiri. Saya berharap semoga Omjay lekas sembuh. Sahabat, mari kita doakan untuk kesembuhan guru kita ini.

Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi bukan slogan semata. Omjay telah membuktikan bahwa dalam kondisi yang kurang fit pun, beliau masih menyempatkan diri untuk menulis.

Omjay, lekas sembuh ya ....
Semoga sehat selalu.

Salam,
Ditta Widya Utami
Kelas Menulis Bersama Omjay
Gelombang 7



Senin, 22 Juni 2020

Keunikan Kelas Maya, Panggil Pak atau Ibu?

"Terima kasih, ya, Bu."
"Iya, sama-sama. Oh ya, saya Pak, bukan Bu."
😁😁😁

Pernahkah Anda mengalami hal di atas? Dalam suatu chat, bingung untuk memanggil Bapak/Ibu? Hehe, kalau saya sering 🀣

Banyaknya grup yang diikuti di WhatsApp katakanlah, terkadang membuat saya tidak menambahkan setiap nomor hp anggotanya ke dalam kontak baru.

Bukan tak ingin kenal tentunya. Hanya saja, bahkan tanpa tambahan pun, kontak di HP saya saat ini sudah melampaui angka 500 πŸ˜… 

Untunglah di aplikasi WhatsApp sekarang, tanpa harus menyimpan kontak terlebih dahulu, kita bisa melihat nama tampilan dari setiap anggota grup atau bahkan dari nomor baru yang chat ke kita.

Sebagaimana bumi yang berpasangan dengan langit atau malam yang datang mengganti siang, setiap kelebihan tentu ada kekurangan. Begitu pula dengan nama tampilan WA.

Karena saat chatting yang muncul hanya nomor dan nama tampilan (tidak beserta foto), kita -mungkin saya saja, hee- jadi sering salah menulis sapaan. 

Hal ini dikarenakan ada beberapa nama yang kita anggap gendernya sesuai dengan persepsi kita. Akhirnya, yang seharusnya dipanggil Pak, malah disapa Bu. Begitu pun sebaliknya. 

Nah, biasanya, sebelum menyapa (jika tidak buru-buru), saya lihat dulu foto profilnya. Hal ini untuk menghindari aksi salah sapa.

Syukur kalau foto diri yang dipakai. Kita jadi bisa tahu pemilik nomor tersebut apakah insan berkumis atau tipe berdaster 😁 Kalau ternyata bukan foto selfie yang dipasang, ya ... bismillah, semoga kita tak salah sapa πŸ˜„

Meminjam istilah Bu Melan dari grup Edublog Didamba A3T1, "Itulah keunikan kelas maya." 😊😊😊

Jumat, 19 Juni 2020

Sport Jantung Gegara Pengumuman PPG

Sejak corona datang tanpa diundang, banyak orang dirumahkan. Bahkan kegiatan di beberapa grup WA pun menjadi sepi. Seolah ikut bersembunyi.

Grup WA PPG SMP yang saya ikuti memang lebih sepi saat pandemi. Tentu saja karena memang sampai bulan Mei pun belum ada pengumuman peserta PPG 2020.

Di sisi lain, segala kegiatan yang di-online-kan membuat grup WA semakin menjamur. Ratusan bahkan ribuan chat dalam sehari datang bertandang ke hp ini. Memukul mundur grup PPG hingga tak terjamah (apaan sih duh?).

Tuing. Ada chat masuk di grup PPG SMP kemarin (18/06). Waduh! Ini dia yang bikin sport jantung! Ternyata sudah ada pengumuman peserta PPG dalam jabatan angkatan 1 untuk tahun 2020!

Saya langsung close WA dong dan segera meluncur ke laman sergur.id. Memasukkan nomor UKG untuk mengecek hasilnya. Aiiiiih ... sport jantung ternyata masih belum berhenti!
Begitulah tampilan setelah saya memasukkan nomor UKG. Saya rasa panik karena lupa tampilan yang lulus jadi peserta PPG itu bagaimana 🀭

Akhirnya saya bertanya di grup, berharap ada yang punya cuplikan lulus jadi peserta. Alhamdulillah Pak Anton Wardani membalas dengan mengirimkan foto berikut :
Hihihi ... Fiuh ... Tenanglah saya kemudian. Karena ternyata saya masih ada di daftar antrian calon peserta PPG. Maklum, saat ini ada diklat online yang sedang saya ikuti. Wahaaa tak terbayang kalau seumpama bersamaan jadwalnya πŸ˜†

Ya Allah, semoga diterima jadi peserta PPG dalam jabatan di waktu dan kondisi yang tepat. Aamiin 🀲🏻

Rabu, 17 Juni 2020

Hasil Ngubek 2 Sumber Belajar Online : Science Buddies dan Learning Science

Seharian ini di sela-sela mengasuh anak yang masih berusia 6 bulan, alhamdulillah saya bisa meng-explore berbagai sumber belajar online (total ada 15) yang linknya telah disediakan di kelas Edublog Didamba A3T1.

Dua sumber belajar online yang akan saya share pengalaman dalam mengeksplorasinya adalah Science Buddies dan Learning Science.

1. Science Buddies

Science Buddies ini sederhananya adalah tempat untuk berbagai proyek IPA. Kita bisa mengetahui berbagai macam proyek IPA, bertanya pada ahlinya, berkunjung ke blog yang berisi berbagai inspirasi, tips dan trik hands-on STEM, bahkan kita juga bisa berbelanja KIT Science untuk proyek yang kita butuhkan! 

Untuk menemukan proyek yang sesuai, kita bisa klik di bagian Find a  Science Project.

Ada dua pilihan yang muncul : (1) Help Me Find a Project, dan (2) Browse All Projects.

Saya coba klik yang pertama. Weits ... Langsung muncul bejibun pertanyaan donk! Hee, nggak langsung sih, sebelumnya ada pemberitahuan bahwa kita akan diminta mengisi kuisioner terkait ketertarikan dan hobi kita. Jawaban kita yang nantinya akan mengarahkan ke berbagai proyek sains yang diperkirakan cocok dengan hobi dan minat kita.

Di bagian pertama kuisioner, kita hanya perlu menjawab 5 pertanyaan. Seperti berapa lama waktu proyek kita atau proyek kita tuh dalam lingkup apa sih? Fisika? Biologi? Ilmu Bumi?

Nah, di bagian kedua yang bikin saya mangap lebar. Hehe, karena muncul 26 pertanyaan seputar hobi dan ketertarikan kita. Misalnya, ketika sebelumnya saya memilih proyek biologi, di bagian kedua saya ditanya apakah saya senang berkebun?

Terakhir (ni kuisioner nggak ada ujungnya apa yak?), di bagian ketiga, kita akan ditanyai tentang gender dan ras. Wah, apakah rasis? Heheh tentu tidak.

Di website Science Buddies kan ada lebih dari 1.200 proyek sains. Pertanyaan yang begitu detail termasuk gender dan ras tentu akan memudahkan sistem untuk merekomendasikan ide-ide proyek yang paling sesuai dengan diri kita.

Nah, berikut salah satu saran yang saya dapatkan :

Lengkap ya? Ada tingkat kesulitan, waktu yang dibutuhkan, materialnya apa saja, prosedurnya bagaimana, dst. Bagi yang ingin mengeksplorasi, silakan berkunjung ke https://www.sciencebuddies.org/

2. Learning Science

Sumber belajar online kedua yang saya eksplorasi adalah Learning Science (http://new.learningscience.org/wp/).

Di tampilan awalnya sih, Learning Science ini berisi simulasi, proyek, website, resources dan games. Terbagi ke dalam 3 tingkatan mulai dari sekolah dasar (elementary), middle hingga high school.

Sebagai guru IPA SMP, tentu saya mencoba membuka level middle school. Ketika diklik, ternyata ada 3 topik besar, yaitu : (1) Physical Science, berisi subtopik antara lain gaya, energi dan gelombang; (2) Life Science, berisi subtopik antara lain ekosistem dan sistem reproduksi; serta (3) Earth and Space Science, berisi subtopik antara lain space system dan earth system.

Saya lalu mencoba mengklik di bagian space system. Ternyata kita digiring ke berbagai alamat web yang terkait dengan space system. Salah satunya yang menarik bagi saya adalah WorldWide Telescope.

Waaaah ... Ini sih berasa di Boscha! Seolah kita memandang langit secara langsung, mengarahkan teleskop ke bagian yang ingin kita amati, lalu memperbesar agar semakin jelas!

Betapa luas alam semesta ini dan betapa kecilnya kita di hadapan Yang Maha Kuasa.

Ok fiks! Insya Allah akan saya gunakan atau minimal share ke anak-anak yang kepo sama alam semesta.

Demikian pengalaman saya meng-explore dua sumber media online ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi πŸ€—

Selasa, 16 Juni 2020

Pengalaman Tes Awal dan Vicon Pertama Didamba Edublog G3

Bersamaan dengan diresmikannya Diklat Daring Massive dan Terbuka (Didamba) PPPPTK IPA Gelombang 3 Tahap 1 (15/06), maka sejak kemarin pula para peserta dapat mengakses kelas masing-masing.

Saya sendiri baru bisa membuka kelas tadi pagi. Karena entah apa gerangan kemarin malam terasa ngantuuuuk sekali.

Setelah selesai mengecek pengumuman, menulis profil (perkenalan), saya lanjut membaca tentang panduan dan pendahuluan.

Nah di bagian pendahuluan ini ada tes awal. Waktu pengerjaan adalah 45 menit (dihitung mundur sejak kita menjawab soal pertama).

Karena ini semacam pretes untuk mengetahui kemampuan dasar peserta Diklat, maka saya jawab sesuai kemampuan saya.

Dari 35 soal, ternyata saya mampu menjawab benar 25 soal πŸ˜† nilainya 71,43 masuk kategori cukup lah ya. Hihihi 😁

Tes awal ini disesuaikan dengan kelas yang dipilih. Karena saya memilih Edublog, maka pertanyaannya ya terkait dengan blog, sumber serta media pembelajaran baik yang online ataupun tidak.

Beberapa memang ada yang masih asing bagi saya. Namun, karena saya memiliki blog serta pernah menggunakan aplikasi google form, dan berdiskusi tentang beberapa aplikasi pembelajaran online bersama teman, sedikit banyak hal itu membantu saya menjawab soal.

Dari tes awal ini, saya juga akhirnya sadar bahwa Edublog ternyata sebuah platform untuk membuat blog. Mirip blogspot dan wordpress gitu. Hee ... Tadinya saya pikir Edublog itu ya blog biasa (seperti blog Ruang Inspirasi ini) hanya saja kontennya khusus tentang edukasi alias pendidikan.


Dari hasil video converence (vicon) pertama dengan pengajar kelas Edublog, Ibu Lia Zalilia, S.Kom., M.T., saya jadi tahu bahwa kita (baca: pengguna) juga bisa membuat kelas di platform ini. Selain itu, bisa juga menambahkan infografis di menu atau mengundang siswa untuk ikut menulis di blog kita meski tak punya akun Edublog.

Vicon yang berlangsung selama satu jam (13.00-14.00 WIB) membahas tentang gambaran sesi pendahuluan dan sesi 1 kelas Edublog. Setelah pemaparan dari Bu Lia, para peserta diberi kesempatan untuk bertanya.

Yuhuuu ... Makin semangat untuk terus belajar dan berkarya nih! 

Cuuus ah, lanjut belajar Sesi 1 Kelas Edublog Didamba Gelombang 3 (G3) πŸ˜‰

Senin, 15 Juni 2020

Opening Ceremony Didamba Angkatan 3 Tahap 1

Senin, 15 Juni 2020, program Diklat Daring Massive dan Terbuka (Didamba) Angkatan 3 Tahap 1 PPPPTK IPA resmi dibuka. Kegiatan opening ceremony ini ditayangkan langsung di channel YouTube p4tkipa kemdikbud pada pukul 09.00-11.00 WIB.

Tak ingin ketinggalan, saya sebagai salah satu peserta Didamba Angkatan 3 membuat catatan di hp. Meski sempat tertinggal selama 30 menit pertama, alhamdulillah saya bisa mengikuti acara pembukaan itu. Hee ... walaupun harus sambil meng-ASI-i dan sesekali merespon anak saya yang baru berusia 6 bulan. Syukurlah rekaman acara pembukaan dishare oleh PPPPTK IPA (cek di sini) sehingga saya bisa mengetahui apa yang disampaikan 30 menit pertama.

Susunan Acara
Susunan acara pada pembukaan Didamba Angkatan 3 Tahap 1 terdiri dari :
1. Pembukaan, Pembacaan Doa dan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
2. Laporan Pelaksanaan Diklat 
3. Pengarahan dan Pembukaan Diklat secara Resmi 
4. Tanya Jawab
5. Penjelasan Teknis Didamba Angkatan 3 Tahap 1
6. Penutup

Selain itu, ditayangkan pula kompilasi video testimoni dari alumni Didamba Angkatan sebelumnya.

Laporan Diklat Didamba
Selayang pandang Didamba tergambar utuh melalui laporan Diklat Didamba yang disampaikan langsung oleh Kepala PPPPTK IPA, Emang Ahmadi, S.Pd., M.Pd.. Selain laporan Didamba angkatan 1 dan 2, beliau juga menyampaikan hal-hal yang terkait dengan Didamba Angkatan 3. Salah satunya adalah jumlah peserta.

Dari 1.959 guru yang mendaftar, ada 1.636 guru yang menjadi peserta Didamba Angkatan 3. Sementara sisanya masuk daftar antrian Didamba Angkatan 4. Peserta Didamba Angkatan 3 terbagi ke dalam 36 kelas dengan kategori : Biologi, Fisika, Kimia (SMA), IPA SMP dan SD, serta Media dan Umum.

Adapun yang termasuk peserta Didamba adalah :
1. Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dari SD hingga SMA/SMK di lingkungan Kemdikbud di seluruh wilayah Indonesia.
2. Perwakilan Pengurus AGSI (Fisika, Biologi, Kimia)
3. Duta Sains
4. Kepala Sekolah dan Guru Sekolah berbasis sains.

Berdasarkan rancangan Didamba, diperkirakan akan ada 12.937 PTK IPA yang dilatih pada tahun 2020. Faktanya, tercatat ada 265.808 PTK IPA Kemdikbud. Jika dihitung, dibutuhkan waktu ± 20 tahun bagi PPPPTK IPA untuk dapat menyentuh seluruh PTK tersebut.

Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya agar semua PTK tersentuh selama 4 tahun ke depan adalah dengan pemberdayaan dan kemitraan (Duta Sains, Asosiasi Guru Fisika, Kimia, Biologi, IPA, Tenaga Lab. IPA, dan Disdik Provinsi serta Kab/Kota).

Pembukaan Diklat
"Jika ada kendala teknis, ini adalah seni dari pembelajaran jarak jauh atau online". Kalimat tersebut merupakan salah satu kalimat pembuka yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.

Selain memberi pengarahan dan motivasi, beliau menyampaikan permohonan maaf dari Dirjen GTK yang seyogyanya membuka acara ini. Di akhir sesi, Ibu Nunuk berpesan kepada para peserta agar ilmu yang didapat jangan sampai berhenti pada diri sendiri akan tetapi imbaskan pada guru-guru yang lain.

Penjelasan Teknis Didamba
Setelah sesi tanya jawab, Kepala Bidang Fasilitasi dan Peningkatan Kompetensi PPPPTK IPA, Ibu Dr. Lina Herlina, M.Ed. menyampaikan tentang teknis Didamba Angkatan 3 antara lain sebagai berikut :
Beliau menekankan agar para guru mau membaca Panduan Didamba sampai selesai karena hal tersebut sangat penting.

Baiklah, Diklat Didamba Angkatan 3 Tahap 1 sudah dimulai. Bismillah, semoga bisa melakukan yang terbaik! 

SEMANGATTT!!!

Minggu, 14 Juni 2020

Yang Mau MPASI Pertama Kali, Wajib Baca

Memberi Makanan Pendamping ASI (MPASI) terbaik tentu menjadi impian semua Moms and Dads. But, tau nggak sih ternyata memberi MPASI pun butuh perjuangan? 

Menu MPASI 4 Bintang
Apa sih yang harus diberikan saat MPASI awal? Nah, sebagian Moms mungkin pusing ya. Tapi, kalau Moms sudah kenal menu MPASI 4 Bintang dari WHO, Moms bisa persiapkan lebih matang tentunya.

MPASI 4 Bintang berarti menu MPASI yang mencakup 4 nilai gizi, yaitu :
1. Karbohidrat seperti nasi, jagung, dan kentang.
2. Protein hewani (prohe) seperti ikan, ayam dan daging.
3. Protein nabati (prona) seperti tahu dan tempe atau kacang-kacangan lainnya.
4. Serat (biasanya dari sayuran).

Menu MPASI 4 Bintang ini sebaiknya diberikan bahkan saat mulai MPASI. Jadi, gak perlu lagi tuh ngenalin satu-satu jenis makanan buat baby kita. Misal, Senin cuma makan pisang, Selasa cuma makan ikan, dst.

Pengenalan satu jenis makanan saja tentu membuat anak kurang mendapat asupan gizi. Inilah salah satu sebab mengapa anak-anak di Indonesia terkena stunting.

Pengalaman pertama
Empat hari sebelum Fatih mencapai usia 6 bulan, saya mencoba memberikan menu MPASI 4 Bintang. Hasilnya? Hihih silakan lihat di foto ini :
Fatihnya mungkin merasa aneh ya, dan sebabnya melakukan GTM (Gerakan Tutup Mulut). Tapi entah mengapa kalo dikasih Snack organik seperti Yummy Bites, ekspresinya seneng-seneng aja tuh 🀣

Rahasia agar bayi mau MPASI 4 Bintang
Jadi Mommy tetep harus kreatif dong biar MPASI 4 Bintangnya jalan. Saat awal-awal MPASI, tentu makanannya tak perlu ditambahkan garam dan gula apalagi penyedap dsb. Masalahnya ada beberapa makanan yang kalau dimasak dan dihaluskan punya aroma khas yang bisa menghilangkan selera makan.

Melihat ekspresi Fatih, sepertinya anak saya ini sudah punya cita rasa tinggi terhadap makanan (eah). Jadi makanan tawar atau beraroma biasa bakalan lewat dah.

So, ini beberapa tips yang saya lakukan dan mungkin bisa Moms coba juga di rumah :
1. Tambahkan kaldu homemade. Yup, kaldu. Buatan sendiri dong tentunya. Cukup rebus ayam dengan wortel, tomat, bawang putih (baput) geprek, daun salam dan seledri. Ayam, wortel dan tomat kemudian bisa dihaluskan dengan nasi untuk MPASI. Baput dan daun salam sisihkan yo. Jangan ikutan diblender.

2. Tambahkan EVOO (Extra virgin olive oil) atau UB (unsalted butter). Keduanya merupakan sumber lemak yang baik untuk bayi. Dikasi keju untuk beberapa makanan boleh juga (hati-hati terutama yang punya alergi). Selain EVOO, UB dan keju, Mommy juga bisa coba dengan menambahkan ASI ke menu MPASI-nya ya.

Berapa banyak bikin MPASI?
Nah, saya biasanya sekali bikin MPASI tuh mesti cukup untuk 2-3 kali makan. Disimpan di wadah tertutup. Kalau Fatih mau makan, saya ambil sebagian lalu dipindah ke mangkok lain. Baru deh ditambah EVOO, UB, keju atau ASI (salah satunya saja) di mangkok yang dipakai makan.

MPASI sisa di wadah tertutup saya simpan di kulkas. Jika tiba waktu makan lagi, tinggal dihangatkan dengan dicampur air kaldu homemade yang sudah dibuat.

Dengan cara ini, alhamdulillah Fatih makannya jadi lebih baik dan banyak. Oh iya, beberapa Mommy ada juga loh yang nyimpen stok MPASI dalam cetakan ice cube gitu. Disimpen di freezer tentu bisa awet lebih lama.

Kelak, saat Fatih makin lahap dan makannya banyak, insya Allah MPASI-nya lebih sering bikin yang fresh setiap saat ya.

Well, itulah resep rahasianya. Semoga bermanfaat dan menginspirasi πŸ€—

Sabtu, 13 Juni 2020

Masuk Program Didamba Angkatan 3 Tahap 1

Satu minggu yang lalu (06/06/2020), melalui grup WA MGMP IPA Kabupaten Subang, saya mendapat info tentang Didamba. Program Diklat Daring, Massif dan Terbuka (Didamba) ini berada di bawah payung PPPPTK IPA. Saat ini, sudah sampai Angkatan 3 Tahap 1.

Seat yang terbatas (hanya menerima 55 orang/kelas) membuat saya ancang-ancang untuk ikut start daftar di awal. Alhamdulillah karena sudah punya akun Didamba, saya bisa daftar.

Banyak kelas yang ditawarkan dalam Didamba. Mulai guru SD hingga SMA (Guru Fisika, Kimia atau Biologi) bisa mengikuti kelas tersebut. Tapi, cukup satu kelas saja.

Ketika melihat daftar kelasnya, wiiih aslinya saya ngilerrrr ingin mengikuti semua kelasnya. Hehe. Sungguh pilihan yang sulit. Saya sampai baca berulang setiap judul diklatnya.

Syukurlah dalam pilihan Diklat, disediakan sedikit bocoran mengenai kelas tersebut. Sehingga kita (calon peserta) bisa memiliki gambaran awal tentang apa yang akan dipelajari. Dengan demikian, calon peserta bisa lebih bijak untuk memilih kelas yang tepat.

Mengingat bahwa di tahun ajaran baru kemungkinan besar akan dilaksanakan blanded learning (campuran offline-online), serta saat ini banyak sekali program guru menulis, maka saya tetapkan hati memilih satu judul. 

Kelas Blended Learning IPA dengan Edublog telah saya pilih. Alhamdulillah, hari ini (Sabtu, 13/06/2020 sejak pukul 18.00 WIB) diumumkan siapa saja yang lulus seleksi untuk menjadi peserta Didamba Angkatan 3 Tahap 1. Saya termasuk salah satunya.

Untuk menjawab rasa penasaran, saya mencari peserta yang berasal dari Subang. Ternyata dari keseluruhan kelas, hanya ada 4 orang. Saya sendiri dan tiga orang guru SD.

Bismillah. Semoga kami yang telah terpilih menjadi peserta bisa mengikuti materi, mengerjakan tugas dan melaksanakan tes dengan baik.


Kamis, 11 Juni 2020

Bermula dari 20 Eksemplar (Pengalaman Menerbitkan Buku)

Sebelum rampung membuat buku "Lelaki di Ladang Tebu", saya sudah sibuk mencari informasi tentang penerbit indie. Maklum, ini adalah buku tunggal pertama saya berupa kumpulan cerpen bertema pendidikan.

Januari 2020, malu-malu kucing, saya memberanikan diri bertanya ke Bu Khususiatul. Beliau adalah salah satu guru inspiratif dari SMPN 3 Pagaden Subang yang telah menerbitkan 5 buku tunggal. Alhamdulillah, dengan ramahnya beliau mau menjelaskan kepada saya seluk beluk penerbitan.

Yang saya tahu, menerbitkan buku sendiri di penerbit indie tentu butuh modal yang besar. Beda halnya jika naskah buku kita layangkan ke penerbit mayor. Kalau diterima, buku kita bisa dicetak tanpa harus banyak mengeluarkan modal uang.

Nah, dari penjelasan Bu Susi (panggilan akrab Bu Khususiatul), saya akhirnya tahu dalam penerbitan ada yang namanya biaya pracetak dan biaya cetak.

Biaya pracetak tuh biaya yang dibutuhkan sebelum naskah siap cetak. Misalnya untuk editor, layout, cover dan mengurus ISBN.

Sementara biaya cetak, ya tergantung jenis kertas, jumlah halaman, berwarna atau nggak, hard cover atau soft. Gitu.

Beberapa penerbit indie biasanya sudah menggabungkan biaya pracetak dan cetak. Jadi, kita tinggal terima beres. Kirim naskah terus nunggu deh bukunya sampe ke kita.

Mau cetak berapa?
Singkat cerita, naskah saya sudah rampung. Penerbit sudah saya pilih. Tapi masih bingung juga. Mau cetak berapa?

Untuk syarat anugerah 100 Guru Penulis Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), saya harus menyerahkan dua buku. Setelah itu untuk saya sendiri mesti ada dong! Kemudian untuk mereka yang teristimewa, orang tua, sahabat, dan pemberi testimoni di buku tentunya.

Baiklah. 10 saja cukup sepertinya. Tapi ... saya masih mikir (haha kebanyakan mikir). Barangkali nanti ada teman-teman yang mau beli buku saya? Lebihin dikit ga papa kali ya.

Well, akhirnya angka 20 eksemplar saya pilih. Ada yang minat beli alhamdulillah, kalau pun tidak ya tidak apa-apa. Kan bisa dihibahkan, toh?

Doa Best Seller
Ketika posting di medsos, sebagai pengingat diri bahwa saya pernah menulis buku. Ternyata banyak yang komen dan mendoakan. Bahkan sampai ada yang bilang semoga jadi best seller.

Saat itu hendak saya jawab, "Hee, cuma dicetak 20 kok". Tapi, saya mikir lagi (tuh kan mikir mulu). Bukankah ucapan itu doa? Dan kita tidak akan pernah tau doa siapa yang akan diijabah?

Maka saya ubah jawaban saya kala itu menjadi "aamiin". Ya, saya aminkan saja doanya semoga jadi buku best seller.

Saya bersyukur karena saat itu telah mengaminkan doa dari adik kelas saya sewaktu SMP tersebut. Karena kini, (buku) Lelaki di Ladang Tebu telah berkelana ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Subang, Legonkulon, Cisalak, Purwakarta, Bekasi, Karawang, Depok, Cirebon, Garut, Cimahi, bahkan Kalimantan Barat dan Sumatera Utara.

Semula 20, dalam dua bulan alhamdulillah sudah 55 buku tersebar. Dan kini, saya sedang menunggu pengiriman cetakan selanjutnya. Alhamdulillah.

Bagi sebagian orang, angka 55 mungkin masih kecil. Tapi bagi saya, hal tersebut sangat membahagiakan. Terlebih, karena mereka yang telah membeli buku saya, adalah orang-orang yang saya tahu, juga peduli dan mencintai pendidikan.

Terima kasih,
Insya Allah menuju best seller 😊
Aamiin

🌸🌸🌸

Silakan berkunjung ke Instagram saya @dittawidyautami untuk mengetahui berbagai testimoni tentang buku Lelaki di Ladang Tebu.

Informasi dan pemesanan :
WA 085659083111 (Ditta)

Rabu, 10 Juni 2020

Mengenal MPASI 4 Bintang

Siapa pun yang punya buah hati berusia 6 bulan mungkin akan was-was, senang, dan/atau bersemangat menyiapkan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Saya sendiri sebelum Fatih (anak saya) berusia genap 6 bulan, sudah sibuk mencari info tentang MPASI.

Jika dahulu MPASI sering diawali dengan mengenalkan satu jenis makanan, misal memberi pisang saja atau pepaya saja. Maka sekarang dikenal menu MPASI 4 Bintang.

Menu MPASI 4 bintang dari WHO ini mencakup 4 nilai gizi :
1. Karbohidrat (seperti beras, jagung, umbi)
2. Protein hewani (seperti ayam, ikan, daging)
3. Protein nabati (seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan)
4. Serat (dari sayuran)

Menu MPASI 4 bintang ini dipercaya mampu mencegah bayi dari stunting loh. 

Nah untuk menambah efektivitas penyerapan zat-zat yang terkandung dalam sayuran dll, Moms bisa menambahkan UB (unsalted butter) atau EVOO (extra virgin olive oil). Baik UB ataupun EVOO keduanya merupakan sumber lemak yang baik untuk MPASI.

Sudah punya ide membuat MPASI 4 Bintang? Yuk share pengalamannya di kolom komentar ya πŸ€—

Minggu, 07 Juni 2020

Pentingnya Membuat Note

Di masa pandemi, banyak aktivitas yang berubah menjadi daring. Tak hanya proses pembelajaran di sekolah, berbagai pelatihan, seminar, meeting, dsb pun dilaksanakan online.

WhatsApp Group, Telegram, Zoom, Streaming YouTube, Webex adalah beberapa aplikasi yang digandrungi untuk melakukan kegiatan online. Tak jarang, karena serba daring, jadwal pun saling bertumpuk bertabrakan.

Sudah dua kali saya kehilangan kesempatan mengikuti kegiatan online yang saya minati. Apalagi jika bukan karena lupa?

Satu notifikasi link via email, dan satu lagi undangan via WhatsApp. Saya sering mengecek email. Mengaktifkan notifikasinya. Mungkin memang belum beruntung. Di hari-H saat link streaming YouTube dibagikan, saya justru lupa mengecek email.

Saya memang bisa mengikuti rekamannya, tapi sensasinya tentu berbeda. Mengapa? Karena perlu seleksi untuk bisa mendapatkan link tersebut.

Kedua via WhatsApp. Kalau ini sepertinya lumrah dialami banyak orang. Chat pemberitahuan link zoom nya tertutup oleh puluhan chat lainnya.

Biasanya saya siapkan white board atau kertas pengingat di kamar untuk semua jadwal. Namun, karena ada sedikit renovasi, di kamar sekarang tak ada lembaran pengingat itu.

Tidak mau terulang kembali, tentu saya mencari cara menyiasatinya. Seperti note di PC, saya pun menggunakan pengingat yang muncul di layar android hp saya.

Ternyata tak perlu aplikasi tambahan. Di kalender bawaan hp, cukup tambahkan catatan di tanggal yang sesuai. Setelah itu, di layar depan, tambahkan widget jadwal. Beres.

Bismillah. Semoga setelah ini saya tak lagi kehilangan kesempatan-kesempatan emas untuk belajar.

Senin, 01 Juni 2020

Persiapan MPASI

Hello Moms ...
Sudah berapa bulan anaknya sekarang? Hee ... Kalau Fatih sudah 5 bulan 22 hari, sebentar lagi MPASI πŸ˜ŠπŸ‘

Tapi Moms tau nggak sih ciri-ciri anak siap MPASI? Setelah membaca dari berbagai referensi, ternyata ada beberapa ciri anak siap MPASI loh. Bahkan, tanda ini bisa mulai muncul sejak bayi berusia 4 bulan. Apa saja tandanya?
1. Bayi tertarik saat melihat ada yang makan. Hihi, kalau Fatih biasanya sampe pengen ikut megang piringnya Moms 😁
2. Kepalanya sudah tersangka baik. Yup, pastikan ketika duduk atau digendong, kepala bayi sudah bisa tegak mantap ya Moms.
3. Posisi duduknya sudah baik. Nah, ini Fatih tinggal dikit lagi. Semoga sebelum 6 bulan sudah bisa tegak duduknya.

Lalu apa saja yang harus disiapkan?
1. Tentunya peralatan makan bayi ya Moms. Mulai dari piring, mangkuk, gelas, sendok, garpu khusus bayi. Pengalaman dari kakak ipar, jika kita menyiapkan MPASI panas, sebaiknya gunakan piring alih-alih pakai mangkuk. Luas permukaan yang lebih besar menyebabkan makanan di piring akan lebih cepat dingin dan siap disantap si mungil, Moms.

2. Celemek makan. Ini sih optional sifatnya. Saya siapkan supaya kalo Fatih mau belajar makan sendiri, bajunya gak belepotan. Hhe ... Tapi beberapa Moms ada yang memilih membuka baju anak saat makan. Jadi, meski belepotan gampang bersihinnya, langsung lap atau mandikan si kecil (eits tapi tunggu beberapa waktu dulu ya supaya makanan turun dg baik ke lambung).

3. Food processor. Nah bagi Moms yang mau menyiapkan sendiri MPASI, sebaiknya memiliki food processor. Kenapa nggak cukup pakai blender? Ingat ya Moms, pemakaian blender biasanya harus ditambah sejumlah cairan agar makanan mudah dilumatkan. Oleh karena itu, MPASI yang dihasilkan kandungan airnya bisa jadi lebih banyak. Hal ini mengakibatkan asupan nutrisi pada bayi bisa berkurang. Jika kita paksakan menggunakan blender dengan jumlah air yang sedikit, bisa-bisa cepat rusak tuh blender ya.

Nah, kurang lebih 3 hal itu yang perlu kita siapkan. Bagaimana membuat MPASI yang baik? Tunggu postingan saya berikutnya πŸ€—