Halaman

Senin, 25 Mei 2020

Buat Fotomu Lebih Menarik dengan Template Canva

Tahun 2018 saya mulai mengenal Canva sebagai salah satu platform untuk membuat cover buku. Saat itu, saya sedang menulis di Wattpad. Template yang disediakan Canva ada yang gratis ada pula yang berbayar.

Tahun 2020 saya kembali membuka Canva. Hehe maklum, karena jumlah template Canva mencapai ribuan, jadi lumayan lemot bukanya kalo memori hp uda mulai full. Eh, ternyata banyak yang baru.

Tak hanya template untuk cover buku. Kini Canva menyediakan template untuk postingan atau story Instagram, status WA, sampul Facebook, kiriman Twitter, selain template umum seperti resume, logo, sertifikat, dll.

Anda bisa mengunduh aplikasi Canva di play store secara gratis atau mengunjungi websitenya langsung. Untuk bisa mengedit, dibutuhkan akses internet.

Ini merupakan salah satu template yang saya gunakan :
Taqobbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Semoga Allah menerima (puasa) kita. Semoga kita senantiasa dalam kebaikan. Aamiin.

Sabtu, 23 Mei 2020

Memberi Kejutan Sederhana yang Berkesan


Sabtu, 23 Mei 2020 00.03 WIB
Aku baru saja terbangun, melihat jam ketika setelahnya suamiku datang ke kamar. Di tangannya ada sebuah lilin yang menyala di atas dus beng-beng. Tentu saja aku tersenyum. Ini hari ulang tahunku 🥰

Hihihi, suamiku ini tak pernah lupa. Selalu memberi kejutan. Sederhana tapi sangat berkesan.

Terima kasih sayang,
Luv u always

Sabtu, 16 Mei 2020

Ternyata Minta Digendong

Sejak insiden pingsan sekejap saat menggendong Fatih (anak saya yang kini berusia 5 bulan) dua hari lalu, saya hanya menggendong Fatih sebentar-sebentar saja. Cari aman, saya memilih menempatkan Fatih di stroller untuk sekedar berjalan-jalan di halaman rumah.

Belakangan ini, jika mengantuk, Fatih senang ditempatkan di stroller. Keliling halaman rumah 3 sampai 5 kali saja, Fatih biasanya sudah tertidur.

Kadang sekitar magrib atau setelah saya berbuka, Fatih akan tertidur. Tapi hari ini sedikit berbeda. Menjelang magrib, Fatih masih melek. Posisi duduk nggak mau. Tengkurap nggak mau. Mimi ASI nggak mau. Bahkan di stroller pun nggak mau.

Lalu saya pandangi Fatih, bertanya "Ade mau apa?". Tangannya terbuka lebar, tanda minta digendong. Ya Allah, bukannya tak mau, Nak. Tapi Ami masih merasa sedikit pusing. Khawatir jatuh lagi. Ami nya sih nggak apa-apa kalo jatuh, tapi khawatir kenapa-napa sama Fatih.


Tak tega dan kangen juga, bismillah saya akhirnya gendong Fatih. Fatih nya langsung diam. Saya coba taruh di stroller, nggak mau. Saya coba duduk, Fatih nya juga nggak mau. Beneran minta digendong ternyata.

Akhirnya untuk jaga-jaga, saya gendong Fatih dengan geos (gendongan kaos). Lalu menyiapkan minum dan menghangatkan makanan untuk berbuka sambil tetap menggendong Fatih. Fatih nya asyik-asyik saja. Alhamdulillah.

Terakhir, ketika semua sudah siap dan hanya tinggal menunggu beberapa menit untuk berbuka, Fatih akhirnya mau minum ASI (masih digendong). Sebentar saja, lalu dilepas. Daaan ... 

Ini yang membuat saya trenyuh. Setelah Mimi, Fatih menengadahkan kepalanya memandangi wajah saya. Tentu saya balas menatapnya sambil tersenyum. Matanya terus saja menatap saya hingga akhirnya terpejam dalam lelap tidurnya. Masya Allah, qurrota a'yun.

Duhai Allah, jadikanlah Fatih anak yang shalih. Aamiin.

Kamis, 14 Mei 2020

Tetiba Gelap

Sekitar pukul 4 pagi, seperti biasa Fatih terbangun. Tidak seperti saat pukul 3 yang matanya masih terpejam tapi bisa mimi, kali ini matanya terbuka. Bangun.

Seperti biasa pula saya yang sehabis sahur datang menghampiri. Meng-ASI-hi dan karena menjelang imsak, mengajak Fatih pergi ke ruang tengah.

Kugendong anak lelakiku yang baru lima bulan itu. Pergi keluar kamar, dan ...

BRUUUUUUUKKKK

Entah apa yang terjadi, tapi saat sadar, posisiku sudah terduduk di lantai sementara Fatih tergeletak di lantai. Astaghfirullah.

Segera kugendong kembali Fatih. Ia mulai menangis. Entah karena kaget, entah karena sakit. Kuharap karena alasan pertama.

Sungguh gelap seketika. Aku bahkan tak tahu bagaimana aku bisa terjatuh. Tapi kemudian kurasakan sakit di kepala. Mungkin karena benturan dengan lemari. Kuharap aku saja yang terbentur. Tidak dengan Fatih.

Fatih masih menangis dalam dekapan. Aku terus meminta maaf padanya. Suami dan nenek juga tanggap, mengantarku dan Fatih duduk di kasur yang tergelar di ruang tengah.

Astaghfirullah ....

2 hari lalu aku memang baru bisa memejamkan mata pukul 2 malam. Harus bangun lagi jam 3 untuk sahur. Siangnya beraktivitas seperti biasa. Malam tadi sempat beberapa kali terbangun. Fatih menangis tidak seperti biasanya. 

Mungkin karena kurang tidur dan lelah, sepertinya tekanan darahku turun. Dan karena itu tadi semua tetiba gelap. Tapi aku ingat, saat mataku terbuka, posisi tangan kananku ada di bawah tubuh Fatih. Semoga (aku sungguh berharap), saat terjatuh, Fatih tidak lepas begitu saja dari tanganku.

Moms atau Paps, semoga cerita ini bisa jadi pelajaran ya. Jaga kondisi tubuh tetap fit. Paps juga tolong sesekali bantu mommy nya untuk bermain bersama anak. Biar sesekali bisa istirahat sejenak mengumpulkan tenaga kembali.

Keep strong and healthy
Semoga bermanfaat

Selasa, 12 Mei 2020

Pak Arif : Berbagi Pengalaman Juara Inobel di Ajang Nasional (2016 dan 2018)

"Ide inovasi bisa muncul dari sebuah masalah atau potensi." (Arif Darmadiansah, S.Pd., Gr)

Bagaimana rasanya jika harus mengajar dengan segala keterbatasan sarana prasarana? Apakah Anda akan menyerah dan melakukan hal-hal biasa? Atau justru Anda akan memanfaatkan potensi otak Anda untuk menghasilkan suatu karya inovatif yang bermanfaat?



Selasa, 12 Mei 2020, Pak Arif yang merupakan guru biologi asli Solo dan kini mengabdi di Alor, NTT, berbagi pengalamannya hingga bisa menjadi Juara II (2016) dan Juara I (2018) Lomba Inovasi Pembelajaran (Inobel) Jenjang SMA/SMK Tingkat Nasional.

Pak Arif yang juga meraih Juara I Guru Dedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 mengungkapkan bahwa keputusannya mengikuti lomba Inobel pada tahun 2016 berangkat dari sebuah ide atau gagasan sederhana : (1) ingin membuat kelas menjadi menarik dan menyenangkan; (2) kualitas pembelajaran kurang optimal; dan (3) tiada sarana prasarana yang mencukupi.

Dari permasalahan tersebut, muncul ide inovasi. Dari ide, Pak Arif kemudian memikirkan kira-kira bisa tidak diterapkan di sekolah dengan kondisi tidak ada listrik serta sinyal telepon apalagi internet. Ide yang ada lalu dikembangkan lagi menjadi sebuah produk (bisa media, bahan ajar, atau lainnya). Terakhir, menuliskannya menjadi sebuah karya ilmiah dan bersiap untuk mengikuti kompetisi inobel.

Inovasi dapat ditulis dalam format karya ilmiah apapun. Kalau pengembangan berarti mengikuti penulisan penelitian Rnd. Kalau penerapan atau penggunaan maka mengikuti penulisan penelitian PTK atau eksperimen. Bahkan apabila kita mencoba sesuatu yang baru kemudian kita tulis saja secara deskripsi itu termasuk dalam penulisan best practice. 


Tahap Perlombaan Inobel
Sebagaimana umumnya sebuah lomba, tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui. Berikut ini adalah tahapan yang pernah diikuti oleh Pak Arif saat mengikuti lomba Inobel jenjang dikmen (setiap jenjang kaidahnya berbeda).

  1. Daftar melalui portal kesharlindung. Untuk dikmen bisa di akses portal kesharlindung.pgdikmen.kemdikbud.go.id dan untuk dikdas kesharlindung.pgdikmen.kemdikbud.go.id.
  2. Seleksi administrasi dan penilaian proposal penelitian. Apabila lolos maka akan mendapatkan undangan bimtek dari kemendikbud. Adapun syarat administrasi yang diminta misalkan surat peryataan aktif mengajar, surat bukan kepala sekolah, dan lainnya.
  3. Melakukan penelitian yang dilaksanakan di sekolah.
  4. Dilakukan seleksi lagi sehingga didapatkan peserta finalis yang akan kembali di undang untuk mempresentasikan hasil karya ilmiahnya. Untuk jenjang SMA ada 3 bidang, yaitu SMA, SMK dan Sekolah Inklusi. Pada tahun 2016 diambil 100 peserta yang lolos sebagai finalis. SMA 50 dan SMK 50 (saat itu belum ada inklusi). Tahun 2018 format dibedakan kembali. Ada kategori utama bagi peserta yang pernah juara, madya yang pernah masuk finalis namun belum juara dan pemula bagi yang pertama kali mengikuti.
  5. Tes pada babak final yang meliputi tes tertulis, tes presentasi dan laporan hasil penelitian. Tes tertulis berisi soal peadagogik pilihan ganda 100 soal.

Salah satu hal yang harus diingat adalah instrumen penilaian produk inobel itu banyak. Bahan yang dipakai (apakah memanfaatkan barang bekas atau yang modern) hanya salah satu aspek yang dinilai. Aspek mudah digunakan, mudah didapatkan, mudah ditiru, dan seberapa manfaat produk itu menjadi penilain yang tinggi.

Inovasi yang Dilakukan Pak Arif
Sekolah Pak Arif berada di ujung Alor, wilayah perbukitan, berbatasan langsung dengan negara tetangga Timur Leste yang dipisahkan oleh selat. Daerah 3T kalau orang bilang. Terpencil, terluar, terdalam dan ter ter lainnya. Secara garis besar, tahap an inovasi adalah : ide - pembuatan produk - validasi ahl i- uji coba dan produk final. 

a. Millea 2016
Minimnya sarana prasarana membuat kegelisahan dan tantangan untuk berbuat lebih baik. Di tahun 2016, Pak Arif terinspirasi dari sebuah proyektor hologram 3D. Pak Arif ingin menjelaskan tentang invertebrata tapi anak-anak tidak punya gambaran sama sekali. Agar menarik, ia pun mencoba membuat proyektor tersebut dimana  hp android berperan sebagai penayang video atau gambarnya.

Langkah pertama, dari mika tutup CD bekas, dibentuk seperti prisma sebagai tempat hologramnya. Namun diganti ganti menjadi akrilik setelah lolos masuk finalis sehingga tampilannya lebih jelas, gambarnya juga detail tidak kusam.

Pak Arif menggunakan metode pengembangan atau RnD dalam penelitiannya. Setelah jadi, produk diberi ke pengawas sekolah untuk dinilai apakah hasilnya valid atau layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelahnya, produk diujicobakan ke anak dan mendiseminasikan ke teman guru lain. Hasil yang didapat adalah minat dan hasil belajar anak meningkat.

Media ini diberi nama Millea : Mikroskop lensa laser tenaga surya.

b. Mikroskop 2018
Tahun 2018, Pak Arif sudah punya gambaran dan pengalaman sebelumnya. Jadi lebih siap dengan apa yang harus dilakukan. Ia mendapat ide saat pembelajaran struktur tumbuhan. Tidak ada mikroskop untuk pengamatan. Padahal, 40% praktek Biologi di lab membutuhkan alat yang salah satunya adalah mikroskop.

Media yang dibuat sederhana. Hanya hp yang ditambahi lensa laser bekas mainan anak-anak yang biasa dipakai untuk sorot-sorot itu sehingga perbesarannya bertambah. Walaupun belum maksimal, namun ada hal baru yang anak dapatkan dan mikroskop sederhana tersebut sudah cukup untuk dapat melihat struktur anatomi tumbuhan.

Bagi Pak Arif, dari 2 ide itu, ia merasa beruntung mendapatkan nomor juara karena dari awal, niatnya adalah untuk belajar sementara sisanya adalah bonus.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Sabtu, 09 Mei 2020

Jangan Khawatir jika Pup Bayi Semakin Jarang

Mommy, pernah nggak sih ngerasa khawatir karena pup bayi kita jadi semakin jarang? Wah, ini sih saya banget. 

Awalnya, Fatih (anak saya) rutin pup tiap hari. Di usia 4 bulan, frekuensi pupnya mulai berubah. Dari yang setiap hari, jadi 2 kali seminggu, bahkan pernah seminggu hanya satu kali.

Saya tentu cemas memikirkan apakah Fatih mengalami konstipasi? Tapi, saya perhatikan setiap pup (yang semakin jarang itu), Fatih nggak nangis. Biasa aja malah. 

Sampai akhirnya saya lihat salah satu postingan di Instagram berikut :
Fiuh ... Jadi lebih tenang deh sekarang. Karena insya Allah semua nutrisi dalam ASI terserap baik oleh Fatih.

Jadi Moms, tak perlu khawatir saat bayi semakin jarang pup ya. Periksakan ke dokter jika saat pup bayi menangis kesakitan.

Semoga bermanfaat 😊🤗

Selasa, 05 Mei 2020

Menulis Bahkan Saat Sibuk? Bisaaaaa!!!


Selasa, 5 Mei 2020, kelas belajar menulis bersama Omjay Gelombang 7 mendapat materi dahsyat dari Pak Emcho, sapaan hangat untuk Much. Khoiri. Beliau adalah dosen dan penulis 42 buku dari Unesa Surabaya.

Materi yang disampaikan oleh Pak Emcho sungguh telah membakar kembali semangat untuk menulis di tengah kesibukan mengolah nilai rapot, mengasuh anak yang masih berumur 4 bulan, belum lagi kegiatan lain seperti mencuci baju, menyiapkan hidangan berbuka, dsb. Ya, tiap kita (baca manusia) pasti punya kesibukan masing-masing. Dalam postingannya, Pak Emcho bahkan mengawali dengan kalimat "Sopo Ora Sibuk?".

Jika dipikir lagi, tentu tak ada orang yang tak sibuk. Di jalan, di kantor, di pasar, di sekolah, dimana pun, kita akan temui kesibukan. Hal ini terjadi karena manusia adalah subjek yang tanpa kata kerja maka ia hanya entitas yang mati, tanpa makna kontekstualitasnya. Misalnya "saya" (subjek) jika tidak diikuti kata kerja seperti makan, menulis, membaca, memasak, bekerja, dsb. Maka keberadaan "saya" akan menjadi tak bermakna.

Oleh karena itu, karena manusia tak pernah lepas dari kesibukan, maka salah satu cara agar bisa menulis di tengah kesibukan adalah dengan menikmati kesibukan itu sendiri. Ingatlah, penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk menghasilkan tulisan - andaikata ia tidak sedang menulis, penulis sejati pastilah memikirkan apa yang hendak ia tulis.

Pa Emcho juga mengingatkan bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan, maka di balik kesibukan pun pasti ada kesempatan. Jadi, cobalah memanage kesibukan kita masing-masing. Jika sikap kita positif terhadap kesibukan, maka hal tersebut dapat mendorong kita melakukan aksi yang positif pula. Begitu pun sebaliknya.

Bud Gardner mengatakan, "When you speak, your words echo only across the room or down the hall. But when you write, your words echo across the ages."

Tips selanjutnya agar bisa menulis di tengah kesibukan adalah dengan mendidik diri untuk menulis. Bukan hanya mendidik agar lebih kompeten menulis, tetapi mendidik diri untuk berani melakukan reward and punishment. Berilah penghargaan pada diri sendiri jika mampu mencapai atau melalui target menulis. 

Jadilah penulis yang bijak. Orang bijak berbicara karena ia memiliki sesuatu untuk disampaikan. Sementara orang bodoh akan selalu berbicara tak peduli apakah yang disampaikannya penting/tidak.

Berikut adalah 17 jurus jitu menurut Pak Emcho yang dapat digunakan untuk menyiasati menulis dalam kesibukan :


Nah, masih merasa sibuk? Temukan kesempatan mu lalu mulailah menulis!

Sabtu, 02 Mei 2020

Belajar Efektif dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 membuat siswa dan guru tak bisa bertatap muka secara langsung. Walaupun demikian, proses pembelajaran harus tetap berjalan. Pasca diterapkannya social dan physical distancing sebagai salah satu bentuk pencegahan Covid-19, proses belajar formal yang seyogyanya dilakukan di sekolah kini harus dirumahkan. Para guru, mau tidak mau harus belajar menggunakan teknologi agar proses belajar daring bisa terlaksana.

Dalam SE Mendikbud RI No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) disebutkan bahwa proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan :
  1. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
  2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;
  3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah ;
  4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tnpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Jangan Baper Saat Mengasah Skill Menulis

Jumat, 1 Mei 2020, kelas belajar menulis bersama Omjay mendapat materi luar biasa dari Pak Dadang Kadarusman tentang Menulis Setiap Hari dan Menerbitkan Buku. Beliau adalah orang yang sering didatangi penerbit. Banyak dari buku-bukunya yang ternyata hasil dari permintaan penerbit. Bukan dari naskah yang disodorkan Pak Dadang ke penerbit.

Mau tau rahasianya?
Pembaca yang berbahagia, taukah Anda bahwa saat ini, menerbitkan buku sangat mudah sekali. Jika belum masuk penerbit mayor, kita bisa menerbitkan buku di penerbit-penerbit indie yang mulai menjamur. Berbeda dengan beberapa tahun silam, dimana jika seseorang ingin menerbitkan buku, maka harus melalui seleksi ketat di penerbit mayor.

Tantangan terbesar kita saat ini BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARInya. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Mereka yang datang kepada kita. 

Pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Gampang banget.

Orang yang orientasinya menerbitkan buku, bisa saja menyewa ghostwriter. Menerbitkan satu dua buku. Beda halnya jika kemampuan menulis dulu yang diasah. Maka, kapan pun ia akan berkemampuan untuk menerbitkan buku.

Percayalah bahwa, penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari. Jadi, karena skill menulis itu penting, maka pembahasan materi difokuskan kepada cara menulis setiap harinya.

Yang kedua, menulislah setiap hari karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa.

Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya yaitu, selembar kertas dengan pena (kalau dulu). Sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana. Menulis setiap hari itu merupakan healing remedy.

Menulis setiap hari Idenya dari mana?
Nah ini penting untuk disampaikan. Bapak ibu,  segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita olah saja. Pegang teguh prinsip itu

Berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita? Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak.

Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?
Ada bunyi AC? Itu sumber ide.
Ada suara seseorang yang lewat didepan rumah? itu sumber ide.
 Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide.
Dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan. Karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari

Yang ketiga, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.

Kenapa perlu menulis setiap hari? Karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.

Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Seberapa banyak? Boleh 3 alinea seperti yang pernah Omjay latih. 1 hari 1 artikel (minimal).

Artikel itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya. Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya.

Kenapa "KALAU"? Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu. Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak ada yang baca. Nah, ini penting bapak ibu.

Di tahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak (duh menohok tapi bener sih hhe). Kenapa? Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya? Tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif. So, yang penting menulis saja dulu.

Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca.

Setelah membahas tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu Sekarang kita bahas WHATnya.

WHAT makes you write something?
Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis? Pertanyaan ini sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa sih tujuan kita menulis?

Contoh. Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang? Ada. Dulu, Pak Dadang  pernah berada di level itu. Beliau menulis untuk mendapatkan uang, karena saya untuk biaya sekolah. Apakah berhasil? Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan

Saat itulah Pak Dadang sadar bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadinya. Sampai sekarang, saya menulis BUKAN untuk uang.

Bapak, ibu boleh nggak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis? Tentu boleh saja. tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita.

Kedua, menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat beliau; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.