Halaman

Selasa, 22 Maret 2022

11-12: Membangun dan Mengisi Rumah

Sumber: pinterest Alifa siAngel

Ternyata ... membangun dan mengisi rumah itu 11-12 ya 😄😄😄

Memiliki rumah sendiri sebelum Fatih (anak saya) masuk usia sekolah merupakan salah satu target saya. Alhamdulillah di usia Fatih yang kedua, impian tersebut dapat terwujud.

Memasuki bulan Desember 2021, proses membersihkan lahan di belakang rumah orang tua saya dimulai. 8 Desember 2021, kami melakukan doa bersama sebelum peletakan batu pertama. Bismillah.

Proses membangun rumah (dokpri)

Pada saat awal membangun rumah, saya hanya fokus pada beberapa hal saja. Meski lahan yang tersedia ± 81 m², aturan daerah mengharuskan saya membangun rumah maksimal 70% dari luas lahan.

Saya lalu memutar otak bagaimana agar rumah saya nantinya ada 3 kamar tidur, 1 mushala plus ruang cuci jemur, 1 kamar mandi, living room dan tentu saja dapur. Biar mungil tapi paket komplit.

Menggunakan mezzanine pernah terpikirkan pula oleh saya. Pasti bisa lebih lapang meski rumah yang dibangun berukuran 7x7,5 meter. Tapi akhirnya saya coba rancang tetap satu lantai tanpa mezzanine. Hehe.

Sebetulnya, sepupu yang seorang arsitek pernah menawarkan akan membuatkan desain rumah untuk saya. Namun karena pertimbangan cuaca dsb, pembangunan jadi disegerakan. Akhirnya saya gunakan desain sendiri. 

Saya bersyukur rumah yang saya bangun tak jauh dari rencana anggaran biaya (RAB) yang saya buat. Yep, saya membuat RAB yang lumayan rinci meski amatir. Hal tersebut sungguh membantu terutama saat proses membeli bahan-bahan bangunan. Saya juga menggunakan jasa tukang borongan, sesuai saran dari sepupu yang arsitek itu.

Alhamdulillah 22 Januari 2022, saya sudah menerima kunci rumah Fatih. Ya, saya memang selalu bilang ke anak saya kalau rumah yang dibangun adalah rumah Fatih. Maka mulailah saya dan suami (dibantu anggota keluarga lain) berbenah. Pindah dari rumah nenek ke rumah Fatih.

Home sweet home. Salah satu sudut rumah kami (foto dadakan sebelum nulis).

Hihi, setelah menempati rumah baru, saya baru ngeh ternyata membangun dan mengisi rumah itu 11-12. Apalagi kalau bukan dalam hal biaya?! Maka muncul deh RAB baru. Khusus untuk mengisi ruang-ruang yang ada di rumah.

Tantangan tersendiri bagi saya untuk memikirkan apa-apa saja yang harus dibeli dan masuk rumah. Sebisa mungkin saya pilih yang fungsional. 

Tak jarang saya bertanya ke suami, keluarga maupun rekan kerja. Sekedar untuk mendapat 'bayangan' sebelum keputusan akhir.

Selain itu, saya juga harus kuat-kuat menahan diri. Membedakan keinginan dan kebutuhan. Menentukan mana yang harus ada terlebih dahulu dan mana yang bisa diakhirkan. 

Memikirkan berbagi jatah untuk keperluan bulanan, mengisi rumah baru dan agenda lainnya mesti kudu harus bin wajib untuk bijak dan cermat. Jika tidak demikian, wah wah ... bisa jebol nih dompet kami! 

Semoga saya dan suami bisa membuat keputusan yang tepat dalam mengisi rumah.

Nah pembaca yang baik hatinya, punya pengalaman unik apa nih saat membangun atau mengisi rumah? Barangkali bisa berbagi tips. 😁😁😁

Pesan untuk diri:

Hei Ditta ... keinginan manusia bisa jadi tak pernah bertepi. Maka pandailah menjadi pribadi yang senang bersyukur atas apa yang dimiliki. Belajarlah bersyukur bahkan dari hal-hal kecil yang mungkin jarang disadari.

Duhai Allah Yang Maha Memberi Rezeki ... terima kasih atas segala nikmat dan rezeki yang telah Kau beri. Limpahkanlah keberkahan pada kami dan berilah kami rezeki dari jalan yang baik lagi Engkau ridai. Aamiin.

6 komentar:

  1. Hone sweet home.... Semoga rumahnya berkah ya bu Dit...

    BalasHapus
  2. Rumahku surgaku. Semoga di dalam rumah kota semuanya aman dan nyaman sehingga dapat mewujudkan keluarga sakinah dan mawadah.

    BalasHapus
  3. Aamiin. Selamat menempati rumah baru, ya, Bu Ditta. Apa pun wujudnya dan apa pun isinya, jika hasil peruangan dan dihiasi dengan sholat dan bacaan al-Quran, insya Allah damai. Baiti jannati. Tinggal share loc agar saya bisa mampir, he ... he ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Kak Ros 🥰 insya Allah siap melaksanakan ...

      Hapus