Halaman

Rabu, 10 Februari 2021

Apa yang Harus Dilakukan Saat Positif Covid?

Tulisan ini saya buat karena salah satu teman bertanya tentang tindakan apa yang keluarga saya terapkan saat terpapar Covid-19. Sebelumnya saya memang pernah membuat tulisan tentang pengalaman swab PCR (baca di sini), tulisan tentang hasil swab PCR sekaligus info gejala Covid-19 berdasarkan WHO (baca di sini), hikmah terpapar Covid-19 (baca di sini), serta pengalaman rapid antigen pasca isolasi mandiri (baca di sini).

Saat terpapar Covid-19, saya sempat membagikan beberapa postingan tersebut. Kemudian banyak teman-teman maupun saudara yang memberikan berbagai tips agar lekas sembuh. Berikut saya tuliskan saran-sarannya. Meski setiap orang mungkin akan berbeda pengalaman, namun setidaknya ini bisa menjadi pilihan alternatif agar lekas sembuh. Insya Allah.


Terapkan 5M

Saat keluarga menunjukkan salah satu gejala Covid-19, segera terapkan 5M (memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas). Saya akui, sebelum terpapar saya lebih sering menerapkan 5M ini saat keluar rumah. Saat di dalam rumah bersama keluarga, saya masih sering mencuci tangan dan menjaga jarak. Hanya saja tidak memakai masker.

Nah, setelah di swab PCR, 5M ini benar-benar kami terapkan. Anggota keluarga yang rapid antigennya sudah diketahui positif, segera isolasi mandiri di rumah. Diam di kamar dengan pintu tertutup. Keluar hanya untuk kepentingan tertentu. Sementara yang lain, meski berada satu rumah namun penerapan 5M lebih diperketat lagi.

Kami menggunakan masker setiap saat. Mencuci tangan bahkan untuk keperluan tertentu sampai menggunakan sarung tangan. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas. Jangan sampai, virus yang sudah ada di dalam tubuh bertambah lagi jumlahnya dengan virus baru yang berasal dari luar.


Suplemen dan Makanan

Kunci penting agar bisa lekas sembuh adalah dengan meningkatkan imunitas. Sistem imun untuk melawan penyakit memang ada dalam tubuh kita. Namun, saat lemah kinerjanya bisa berkurang. Oleh karena itu, ketika kita terkena penyakit, sistem imun ini harus ditingkatkan. 

Karena sedang berperang, maka tidak cukup dengan hanya mengonsumsi makanan sehat. Saya dan keluarga membeli berbagai suplemen tambahan. Alhamdulillah ada saudara yang ikut mensuplai. Kami juga mendapat rekomendasi dari saudara kami tentang suplemen yang harus dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh (sistem imun). Saudara kami ini bekerja di bidang obat-obatan dan memiliki pengalaman anaknya pernah terpapar Covid-19.

Begitu tahu keluarga kami ada yang positif, beliau lantas menyarankan untuk mengonsumsi vitamin C, vit D3, vit E, madu dan habbasauda. Vit C, E, madu dan habbasauda memang sudah umum diketahui bagus untuk daya tahan tubuh. Lalu, mengapa harus ada vit D yang dikenal untuk kesehatan tulang dan gigi?

Saya pun berselancar di internet dan menemukan artikel manfaat vitamin D3 dari laman alodokter.com. Intinya, vitamin D3 ini dipercaya merupakan jenis vitamin paling alami dari vitamin D. Vitamin D3 akan terbentuk secara alami dalam tubuh saat kita terkena sinar matahari. Suplemen vitamin D3 baik dikonsumsi bagi orang yang sering berada dalam ruangan/jarang terkena sinar matahari. Wah cocok nih, kami sedang isolasi mandiri dan matahari sering sembunyi akhir-akhir ini sehingga tidak bisa berjemur.

Selain berfungsi untuk memperlancar penyerapan kalsium dan fosfor yang baik untuk tulang, ternyata vitamin D3 juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan ginjal. Saat terpapar Covid-19, dan tubuh mendapat banyak suplemen tambahan, jika tidak dibarengi dengan konsumsi air yang cukup tentu dapat merusak ginjal.

Nah, masih bersumber pada alodokter.com, berdasarkan berbagai studi ternyata vit D3 ini memiliki peran untuk mencegah perburukan gagal ginjal bahkan memperbaikinya. Maka, pahamlah saya mengapa saudara saya menyarankan kami mengonsumsi vitamin D3.

Oh iya, berdasarkan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) untuk wanita dibutuhkan kadar vit D3 600iu (sekitar 15 mikrogram) sedangkan untuk lansia dibutuhkan 800 iu per hari. Saat membeli online, vit D3 ini saya temukan dalam dosis 400 iu, 600 iu bahkan ada yang 1000 iu. Jadi, tinggal disesuaikan saja.


Minyak Kayu Putih

Penggunaan minyak kayu putih untuk memulihkan pasien Covid-19 mungkin sudah tidak asing lagi. Murah mudah didapat tapi khasiatnya baik. Tapi bagaimana penggunaannya? Dari video yang dikirim teman (suaminya adalah dokter), serta dari beberapa teman yang pernah terpapar, ternyata penggunaanya sederhana.

Minyak kayu putih bisa kita hirup langsung. Jangan dituang ke air hangat lalu uapnya dihirup ya, karena (saran dari adik ipar yang juga bekerja di bidang obat-obatan) hal tersebut justru bisa menyebabkan terlalu banyak cairan dalam paru-paru kita.

Selain dihirup langsung, bisa juga dengan ditetes ke masker. Atau jika mau Anda bahkan bisa meminumnya. Hehe, belum berani? Beli saja permen minyak kayu putih. Sudah ada kok.

Jika anggota keluarga ada yang berkurang kemampuan indera penciumannya akibat Covid-19, sering-seringlah melatihnya. Misal dengan menghirup berbagai makanan yang berbau tajam.


Berkumur dan Ber-gargle

Virus corona memang bisa menyerang sel-sel saraf yang berhubungan dengan indera penciuman dan menyebabkan radang tenggorokan (makanya diantara gejalanya adalah batuk). Mulut dan hidung menjadi pintu utama penularan virus ini. Oleh karena itu, menjaga kebersihan mulut dna hidung juga penting.

Jika masih gatal/batuk, kemungkinan besar virus masih berada di sekitar tenggorokan. Oleh karena itu segera ambil langkah untuk berkumur dan ber-gargle dengan obat kumur khusus. Karena jika virus terus dibiarkan masuk bahkan hingga ke paru-paru, akibatnya bisa fatal. Saya pernah menyaksikan video dari pasien yang dirawat di rumah sakit. Katanya, paru-parunya seperti ditusuk-tusuk jarum yang banyak saat bernapas.

Berkumur mungkin sudah tidak asing lagi dan hampir setiap orang mampu melakukannya. Tapi, bagaimana dengan gargle? Dilansir dari alodokter.com, jika berkumur hanya mengocok cairan di mulut saja, ber-gargle bisa sampai ke tenggorokan.

Caranya? Tengadahkan kepala lalu keluarkan nafas dari mulut dengan berkata "aaaah ...." selama 30 detik. Jika Anda belum terbiasa, cobalah berlatih dengan air minum terlebih dahulu.

Berkumur dan ber-gargle baiknya dengan menggunakan obat kumur khusus yang mengandung povidone-iodine. Kandungan ini dari hasil penelitian mampu menekan infeksi yang disebabkan virus, bakteri/jamur akibat paparan air liur (droplet).

Pastikan tidak menggunakan alat yang sama untuk berkumur. Jika hanya memiliki satu obat kumur yang tutupnya memiliki takaran, tuanglah ke gelas sebelum berkumur. Lakukan berkumur dan ber-gargle sesuai petunjuk dalam kemasan.


Qusthul Hindi

Belakangan populer di berbagai media bahwa qusthul Hindi atau kayu India bisa menyembuhkan "gejala" Covid-19. Saya sendiri tidak pakai, tapi teman-teman yang pernah terpapar ada yang memakai dan cepat dapat hasil negatif. Tidak salah memang, karena qusthul Hindi ini memang antiperadangan, bisa meringankan gejala flu dan pilek serta dipercaya sebagai antivirus yang baik.


Berolahraga, berdoa dan jangan lupa bahagia

Dampak yang ditimbulkan saat terpapar virus corona bisa berbeda pada setiap orang. Resiko akan meningkat apabila orang yang terpapar memiliki penyakit penyerta seperti jantung, darah tinggi, dll. Oleh karena itu, teruslah berdoa. Karena sebaik apa pun usaha kita, Tuhan lah penentu akhirnya. 

Meski sedang isolasi mandiri, bukan berarti kita harus terus menerus mengurung diri di kamar. Kita masih bisa melakukan aktivitas seperti berolahraga yang baik untuk kesehatan. Pastikan saat berolahraga kondisinya aman ya (tetap di halaman rumah, tidak berdekatan dengan anggota keluarga lain).

Hal yang penting lainnya adalah jangan lupa bahagia. Jika Anda bahagia dan yakin akan sembuh, maka sungguh itu adalah kekuatan yang dahsyat. Tutup telinga saja dulu bila ucapan tetangga atau teman tak mendukung kita. Sabar saat dijauhi. Bersyukur kita masih bisa bertahan. Ikhtiar (berusaha) untuk sembuh. Dan pasrahkan hasilnya pada yang Maha Kuasa.


Apakah yang sembuh menjadi kebal terhadap corona?

Berita pagi ini di harian kompas.com, dilansir dari Healthline, sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menemukan bahwa memori sistem imunitas terhadap Covid-19 bisa bertahan selama delapan bulan.

Intinya, saat virus corona masuk ke tubuh kita, maka tubuh akan membentuk antibodi. Nah ada antibodi yang tugasnya mengingat musuh yang menyerang mereka. Jadi, andaikata kita sudah sembuh kemudian virus corona datang lagi, tubuh akan mengenali mereka sebagai musuh dan lebih siap dalam berperang.

Hanya saja kemampuan ingatannya terbatas. Bisa bertahan beberapa bulan atau beberapa tahun masih menjadi "dugaan". Dengan kata lain, yang sembuh dari Covid-19 pun, masih ada kesempatan terpapar kembali meski kemungkinannya lebih kecil daripada yang belum pernah terjangkit sama sekali.

So, tetap waspada ya kawan. Jaga kesehatan. Terapkan 5M. Sayangi diri, keluarga, sahabat dan sesama.

Semoga bermanfaat 😊🙏🏻


Ditta Widya Utami, S.Pd.

NPA. 10162000676

8 komentar:

  1. Mantap,terimakasih informasinya melalui artikel ini,sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Waha ... Ada master artikel! Hatur nuhun King, sudah berkunjung.

      Hapus
  3. Subhanallah,terimakasih ilmunya Neng Ditta

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama ibuku. Terima kasih juga sudah berkunjung. Sehat selalu yaaa .... 🥰

      Hapus
  4. Terimakasih neng Ditta atas informasi pentingnya sukses yaa neng..🙏👍

    BalasHapus