Halaman

Selasa, 26 Januari 2021

Ternyata + Covid-19

Ba'da Subuh, Bapak dan Mamah sudah masuk ke dalam rumah (selama isolasi mandiri, mereka tinggal di toko yang letaknya di depan rumah nenek). Mamah mengingatkan saya untuk memakai masker dan Bapak meminta kami untuk tetap tenang.

Dengan menahan tangis, mereka menyampaikan hasil swab PCR yang kami lakukan sebelumnya (22/01/2021). Dari seluruh keluarga yang tes, ternyata hanya mamah dan nenek yang negatif. Sementara sisanya positif.

Innalillahi ...
Ternyata saya, suami, dan bapak termasuk yang tanpa gejala. Sedangkan Fatih memang sempat menunjukkan gejala diare.

Dilansir dari halodoc.com, hasil tes real time reverse-transcription polymerase chain reaction (rRT-PCR) biasanya dinyatakan dalam nilai Ct (Cycle threshold), yang juga disebut dengan Cn (Cycle number) atau Cq (Cycle quantity). 

Setiap alat dan reagen mempunyai karakteristik dan cut off nilai Ct yang berbeda. Ada yang menggunakan nilai cut off Ct>30 sebagai hasil negatif, ada yang menggunakan nilai cut off Ct>35, >40, maupun >45.

Pada foto di atas, nilai Ct ditulis pada kolom sebelum keterangan positif/negatif. Tes yang saya lakukan, cut off-nya >40. So, saya yang nilai Ct-nya 30,01 tetap dinyatakan positif.

Masih dari halodoc.com, nilai Ct bukanlah nilai kuantitatif, tetapi berbanding terbalik dengan banyaknya virus yang ada pada spesimen yang diperiksa. Nilai Ct adalah banyaknya cycle saat grafik fluorescens menembus garis threshold. Semakin tinggi kadar virusnya, semakin cepat menembus garis threshold, sehingga nilai Ct-nya lebih kecil dibanding dengan spesimen dengan kadar virus yang lebih rendah.

Sumber : halodoc.com

Oh, tidak. Saya teringat sesuatu. Saya dan suami pun sempat menunjukkan gejala, yaitu mata merah. Ya, ya mata kami sempat merah untuk beberapa hari.

Teh Desi (yang lebih dulu terdeteksi positif karena melakukan rapid tes antigen) memang menunjukkan gejala dan kakak pun sama (baca kisah lengkapnya di sini). Berkurangnya kemampuan indera penciuman dan perasa.

Dilansir dari situs resmi WHO (cek di sini), memang ada beberapa gejala terkena Covid-19, yaitu :

Gejala yang paling umum:
demam
batuk kering
kelelahan

Gejala yang sedikit tidak umum:
rasa tidak nyaman dan nyeri
nyeri tenggorokan
diare
konjungtivitis (mata merah)
sakit kepala
hilangnya indera perasa atau penciuman
ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki

Gejala serius:
kesulitan bernapas atau sesak napas
nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu penting untuk menerapkan isolasi mandiri yang disiplin.

Saya bersyukur karena meski tidak bisa keluar rumah, tapi Allah tetap menolong kami melalui orang-orang pilihan-Nya. Ada yang mensuplai multivitamin dan alat pelindung diri (APD) seperti masker serta sarung tangan. Ada yang mengirimkan bahan makanan maupun makanan matang. Ada yang menyumbang dalam bentuk dana. Dan tak lupa mereka yang turut mendoakan untuk kesehatan kami. Alhamdulillah.

A Dhany, salah satu teman kami yang juga aktif di Satgas Covid-19 di Kabupaten Subang juga mengingatkan agar jangan sampai hasil ini membuat kami stress. Tetap tenang, jaga imun, berolahraga dan berjemur. Itu pesan beliau.

Ya Allah ... Semua ini kehendak-Mu. Insya Allah kami terima dengan senang hati. Semoga dengan ini, kami bisa menjadi lebih dekat pada-Mu. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar