Halaman

Kamis, 11 Februari 2021

2 Buku Antologi Mengawali Kiprah di Tahun 2021

Baru-baru ini, 2 buku antologi karya bersama yang saya ikuti telah sampai di tangan. Rasanya senang sekali mengawali tahun ini dengan karya nyata berupa buku. Kedua buku antologi ini dicetak bulan Januari 2021 dan lahir dari kelas menulis yang saya ikuti. Pertama bersama Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB) Regional Subang dan yang kedua hadir dibidani oleh Komunitas Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa).


Dendang Asa Dalam Untaian Kata

Pertengahan tahun 2020, saya mengikuti kelas menulis pentigraf yang diadakan oleh KPPJB Regional Subang yang diketuai oleh Pak Abas, S.Pd.. Sebetulnya saya sendiri sudah tidak asing dengan pentigraf karena di awal tahun 2020 saya pun mengikuti pelatihan yang sama. Hanya saja, penyelenggaranya langsung dari pusat (KPPJB). Kala itu, hasil pelatihan mengabadikan karya peserta dalam bentuk buku berjudul Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf.

Di tingkat regional, setiap peserta ditargetkan mampu membuat tiga buah pentigraf. Pentigraf sendiri merupakan akronim dari cerpen tiga paragraf. Pentigraf merupakan hasil gagasan Dr. Tengsoe Tjahjono, seorang sastrawan sekaligus dosen yang tinggal di kota Malang.

Di buku ini, alhamdulillah saya bisa menyumbang tiga tulisan sebagaimana yang ditargetkan. Ketiga pentigraf tersebut adalah Desa Siluman (saya buat berdasarkan mitos Desa Siluman, Kabupaten Subang), Kecoak Sakti (full fiction), dan Sekotak Cokelat (based on true story).

Membuat pentigraf itu sebetulnya gampang-gampang susah. Berbeda dengan flash fiction (karya fiksi yang sangat singkat) yang masih bisa terdiri dari banyak paragraf, cerpen dalam pentigraf harus benar-benar hanya memuat TIGA PARAGRAF. 

Bayangkan, segala unsur cerpen mulai dari alur, tokoh, latar, konflik, dll harus tetap muncul dalam pentigraf! Sederhana namun butuh pemikiran matang agar pentigraf yang dihasilkan tetap nikmat dibaca. Nah, mau mencoba membuat pentigraf?

Sumbu Saihu Lisangbihwa 

Hampir bersamaan dengan buku pertama yang saya dapat, buku ini pun merupakan buah pelatihan menulis yang saya ikuti bersama komunitas Lisangbihwa di pertengahan tahun 2020. Bisa dibilang, saya nekat ikut menulis antologi ini. Hehe, kenapa? Karena buku ini adalah kumpulan puisi.

Yap! Dalam pelatihan ini, saya harus mampu membuat puisi! Salah satu jenis karya sastra yang (bagi saya) termasuk kategori "paling sulit". Namun, sulit bukan berarti tidak bisa kan? Oleh karena itu saya mau belajar. Toh, puisi yang dibuat pun masih mendapat masukan dari mentor sehingga hasilnya bisa lebih baik.

Bukan puisi sembarang yang harus kami buat. Lisangbihwa mengusung tema Puisi Saihu, Saihula dan Saihudan yang diperkenalkan oleh Dadan Andana, M.Pd.. Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Lisangbihwa, Ibu Arum Handayani, M.Pd. dalam sambutannya, puisi saihu ini sarat pesan penghambatan manusia kepada Tuhan. Terfokus pada asal usul manusia dan mau kemana manusia pada akhirnya.

Puisi saihu sangat unik, indah, religius dan visioner karena fleksibel (dapat dikolaborasikan dengan puisi apa pun) dengan tidak melupakan kaidah aturan saihu. Menurut founder-nya, puisi saihu terdiri dari saihu murni (Saihu), Saihula (saihu plus gambar/latar), serta Saihudan (saihu yang dipadukan dengan puisi lain atau prosa).

Dalam pelatihan yang telah diikuti, ada 10 tema puisi saihu yang harus kami buat. Wohooo .... Di setiap tema, peserta tidak dibatasi dalam berkarya (boleh membuat lebih dari 1 puisi saihu untuk setiap tema).

Aturan dalam menulis saihu antara lain, di larik pertama harus mengenalkan benda, sosok, warna dan atau bunyi. Kemudian polanya adalah 2556 atau 3456. Misal, jika kita memilih pola 2556, maka dalam puisi saihu yang kita buat, di bait pertama, baris pertama harus terdiri dari 2 suku kata, baris kedua 5 suku kata, baris ketiga 5 suku kata dan baris keempat 6 suku kata.

Contoh :

AL-MUSHAWWIR

Ditta Widya Utami


Rupa

Lengkap sempurna

Manis rupawan

Milik Sang Pencipta


Subang, 3 Mei 2020

Saihu_2556sk


Nah, jika ingin membuat Saihudan (saihu yang ditambah puisi/prosa lain), maka baiknya puisi/prosa yang ditambahkan pun mengikuti pola saihu di bait pertama. Hanya saja batasannya menjadi kata, bukan suku kata.


Contoh :

KAMU

Ditta Widya Utami


Henti

Tiada degup

Melambat waktu

Kala jumpa kamu


Bilakah tertakdir

Senyummu merekah hangatkan bumi sepi

Tawamu tenangkan hati nan kelam

Tuhan izinkan waktu berhenti kali ini


Subang, 15 Mei 2020

Saihu_Saihudan 2556sk_2556k


Puisi berjudul Kamu ini saya tulis untuk anak saya, Muhammad Fatih Musyfiq. Bagaimana ... tertarik membuat puisi saihu? 


Semoga bermanfaat,

Salam literasi!


(Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog PGRI bulan Februari 2021)


Ditta Widya Utami, S.Pd.

NPA. 10162000676




15 komentar:

  1. Balasan
    1. Aamiin alhamdulillah. Terima kasih Bu Latifah yang lebih keren ruarrr biazzah 😉👍🏻

      Hapus
  2. Trimakasih bu Dita sudah menjadi kontributor buku yg sangat menginspirasi, goresan tintanya keren abis 🙏👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belum bisa sehebat Bu Ketu. Hee, terima kasih sudah berkunjung, Bu 😊🙏🏻

      Hapus
  3. Ilmu lagi... Tentang puisi.
    Terimakasih, semakin seru berliterasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terima kasih kembali karena sudah berkunjung 🙏🏻

      Hapus
  4. Pandemi jadikan inspirasi berliterasi memaknai kehadiran diri. Terima kasih untuk semua crew Lisangbihwa atas apresiasinya kepada puisi pola tuang saihu saihudan. ☆Happy☆ salam literaai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya Allah ... Sungguh suatu kebahagiaan dan kehormatan tersendiri bagi saya karena dikunjungi langsung oleh penggagas puisi Saihu 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

      Terima kasih Pak, melalui saihu, saya belajar berpuisi.

      Hapus
  5. Masya Alloh Kereeen Neng Ditta ...sukses selalu Yaa ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Bu mentor yang cantik lagi baik hatinya. Terima kasih telah membimbing kami dalam bersaihu 😊🙏🏻

      Hapus
  6. Terima kasih kepada Bapak Dadan Andana,M.Pd. Founder Saihudan dan Megasaihudan Indonesia yang sudah berkenan memercayakan ilmunya kepada kami semua untuk mempelajari dan mengaplikasikan menjadi sebuah karya indah yaitu Puisi Saihu Saihudan ... Semoga menjadi amal ibadah Bapak yang tiada putus hingga Yaumil akhir ... Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

    BalasHapus