Halaman

Sabtu, 09 Januari 2021

Tenanglah, Nak ... Masih ada Allah

Di usianya yang menginjak 13 bulan, Fatih (anak saya) sudah pandai bermain petak umpet (hide and seek). Seperti hari ini. 

Saya beberapa kali bersembunyi di balik pintu, atau di balik tiang. Kemudian saya akan memanggil namanya. Biasanya Fatih akan berjalan mencari saya. Untuk memastikan langkahnya aman, tentu saja sesekali saya munculkan kepala saya dari tempat persembunyian. 

Jika tatapan kami bertemu, terkadang Fatih mengehentikan langkah sejenak, lalu kami tersenyum. Saya kembali bersembunyi dan Fatih kembali mencari. Tawa kami akan pecah ketika Fatih berhasil menemukan saya 😊 hehe ...

Siang hari, saya mengangkat pakaian yang telah kering. Fatih bermain di bawah jemuran. Saat saya menyimpan pakaian ke dalam rumah, tiba-tiba sebuah motor lewat dengan bunyi knalpot yang sangat nyaring.

Fatih tampaknya terkejut, ia berusaha berdiri dan segera menemui saya. Namun karena Fatih bermain di bawah jemuran yang lebih pendek, ia sedikit kesulitan.

Saya (sebagai seorang ibu) bisa merasakan ketakutan Fatih. Seperti balita pada umumnya, Fatih masih 
mengekspresikan beberapa emosi dengan tangisan. Setelah berhasil mencapai posisinya, saya lantas memeluk untuk menenangkan Fatih.

Malam hari, saya biasanya rutin membisikkan beberapa kalimat doa, pujian atas usaha baiknya hari ini, cerita tentang apa yang kami lakukan sepanjang hari, atau apa saja. Termasuk jika saya melakukan kesalahan. Saya akan meminta maaf pada Fatih.

Malam ini, saya bisikkan di telinganya :
"Fatih ... Ami adalah makhluk yang fana. Ami tidak akan bisa selalu ada untuk Fatih. Tapi ... Fatih harus ingat. Allah itu ada. Selalu ada untuk kita. Dimana pun dan kapan pun kita berada. Allah selalu ada bahkan sangat dekat melebihi urat nadi kita sendiri. Oleh karena itu, jangan pernah takut kala sendiri, Nak. Karena masih ada Allah yang selalu ada. Selalu ada."

"Insya Allah, Fatih akan selalu dalam lindungan Allah. Itulah doa Ami untuk Fatih. Selamat, karena hari ini Fatih telah belajar mengelola rasa takut. Tenanglah, Nak ... karena masih ada Allah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar