Halaman

Senin, 30 Maret 2020

Menyulap Foto (Kucing dan Ketoprak) Menjadi Tulisan

Masih dalam latihan menulis di WA Grup bersama Omjay dkk, salah satu hal yang selalu menantang adalah bagaimana kita bisa membuat tulisan dari sebuah foto.

Menjadi penulis tidak boleh kehabisan ide, karena ide bisa didapat dari mana saja. Bahkan dari sebuah foto.

Sambil menunggu materi yang dijadwalkan dari pukul 19.00-21.00 WIB, biasanya Omjay akan memosting sebuah foto untuk diubah menjadi tulisan tiga alinea oleh para peserta.


Setelah foto Somay Bandung dan Bayi, Sabtu dan Ahad lalu (28-29/03/2020), Omjay memosting foto kucing dan ketoprak. Berikut adalah tulisan saya tentang kucing dan ketoprak :

Felis catus
Kucing domestik atau Felis catus selalu menggemaskan. Meskipun beberapa orang ada yang alergi terhadap rambut hewan mamalia ini, namun jumlah orang yang menyukainya pun tak kalah banyak.

Kucing peliharaan banyak jenisnya. Mulai dari kucing kampung yang terkadang datang tak diundang, pulang tak dijemput; hingga berbagai macam kucing ras seperti Sphynx yang hampir tanpa rambut, Bengal yang seperti macan tutul, Persia dan Angora yang rambutnya halus panjang, Russian Blue yang berambut abu mix biru, atau Scottish Fold dengan ciri khas daun telinga yang mengatup yang bisa dibanderol hingga harga puluhan juta hanya untuk memilikinya.

Terlepas dari jenis kucing apa yang dimiliki, hewan peliharaan ini dipercaya bisa mengusir lelah dan stres karena polah tingkahnya yang lucu. Salah satu konsekuensi jika kita ingin memelihara kucing, tentu kita harus merawatnya dengan penuh kasih sayang, beri makan dan minum yang cukup serta sesekali bermainlah dengan mereka. Nah, sudahkah Anda memelihara kucing di rumah? 

BERBURU KETOPRAK
Di pasar dekat rumahku ada penjual ketoprak. Antreannya tak pernah sepi. Selalu mengular panjang. Maklum, kelezatannya sudah terkenal kemana-mana.

Sepiring ketoprak cukup membuat perutku kenyang. Jika ingin mendapatkan ketoprak yang legendaris itu, aku harus pergi di pagi hari. Karena biasanya menjelang siang ketopraknya sudah habis.

Minggu ini aku bangun pagi. Berniat berburu ketoprak favoritku. Aku memutuskan untuk berjalan kaki sejauh satu kilometer biar sekalian olahraga. Setelah sampai, aku celingukan mencari penjual ketoprak. Sayang, ia tak berjualan akibat ramai virus corona.

Ditta Widya Utami, S.Pd.
SMPN 1 Cipeundeuy Subang, Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar