Halaman

Selasa, 16 Maret 2021

Orientasi Perut atau Otak?

Beberapa hari lalu, Ketua Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB), Pak Prawiro Sudirjo, mengirim sebuah kutipan dalam bentuk foto. Berikut adalah fotonya :


Wahhh ... Hihihi aslinya saya sedikit tersindir dengan kata-kata Pak Kyai Haji Hamid ini. Pasalnya selain membaca buku, saya juga suka kuliner! 😄😁

Yah, meski untuk porsi sendiri saya belum pernah menghabiskan sampai 200 ribu, tapi sesekali saya memang suka "jajan" untuk mencoba berbagai makanan lezat.

Saat belum berumah tangga, tentu membeli buku itu mudah. Kapan saja saya bisa membeli buku dengan uang sendiri. Tinggal pergi ke toko buku dan pilih buku yang disukai atau dicari.

Tapi kini, setelah berumah tangga dan memiliki anak, tentu ada prioritas lain yang lebih penting. Selain menekan hobi kuliner, saya pun sedikit lebih ketat dalam membeli buku.

Saya bersyukur, meski masih menjadi guru honorer yang terkadang gajinya baru muncul per tiga bulan, masih bisa menyisihkan uang untuk membeli buku.

Selalu saja ada rizki tambahan sehingga keluarga kami dalam keadaan cukup. Alhamdulillah.

Nah, jika plot keuangan sudah aman, baru saya memutuskan untuk membeli kebutuhan sekunder atau tersier. Salah satunya menambah cemilan otak berupa buku. Seperti yang saya lakukan dua-tiga hari lalu.

Dokpri : cemilan baru

Hari ini, 5 buah (6 sebetulnya, 1 lagi buku untuk anak saya tidak ikut difoto. Hehe) telah mendarat dengan selamat di rumah.

Wah, rasanya senang sekali, karena beberapa ada yang sudah saya incar sejak lama. Hehehe ... 


Selena dan Nebula

Dokpri : Seri Bumi Tere Liye, alhamdulillah sudah lengkap


Dua buku ini adalah pelengkap untuk seri Bumi-nya Tere Liye. Selain Harry Potter dan buku-buku Agatha Christie, seri Bumi Tere Liye adalah buku berseri yang saya ikuti sampai tuntas.

Kisah anak remaja yang memiliki kekuatan super. Bisa menembus berbagai dunia dari dimensi yang berbeda. Meski fiksi, novel-novel ini masih berbau ilmiah. 

Khasnya Tere Liye. Selalu menyertakan informasi-informasi unik dalam setiap novelnya. Misalnya, dari kisah perjalanan menuju klan Komet, saya jadi tahu kelapa unik bernama "Coco de Mer". Silakan berselancar di internet, saya yakin Anda pun akan terpana dengan fakta buah yang satu ini.


Resign

Dokpri

Hehe, nah ini salah satu buku yang sudah saya incar sejak lama. Pertama kali membaca sinopsisnya, saya bahkan tertawa!

Bagaimana tidak? Saat dunia ini disibukkan dengan perebutan kekuasaan, buku ini justru menceritakan sebaliknya.

Sesuai judul, buku ini berkisah tentang para karyawan yang berlomba untuk resign dari sebuah perusahaan. Tapi ternyata, resign itu tak semudah yang mereka pikirkan.

Semoga saja isi buku ini semenarik sinopsisnya.


Rumah Lebah

Dokpri

Sebetulnya buku ini saya lihat pertama ketika memesan buku-buku yang lain. Saya tertarik dengan cover buku ini. Unik. Penuh misteri.

Dari blurb-nya (teks di cover belakang), buku ini menceritakan seorang anak yang senang membaca Ensiklopedia. Ia hanya tinggal bersama kedua orang tuanya. Namun, ia selalu menceritakan enam orang asing lain yang ada di dekatnya.

Wah ... Bikin penasaran, bukan? Apakah keenam orang asing yang dimaksud adalah para lebah? Hihi ... Saya jadi tak sabar membaca buku karya Ruwi Meita ini.


Tak Masalah Jadi Orang Introver

Dokpri

Bisa dibilang, sudah cukup lama saya tak membeli buku self improvement. Keinginan menjadi psikolog sepertinya masih membekas sehingga saya tertarik membaca buku ini.

Karena internasional best seller, sepertinya buku ini memang patut dibaca. Namun, sebagaimana karya terjemahan pada umumnya, lebih baik bila kita menyiapkan saringan pemikiran yang double. Karena perbedaan budaya dsb bisa jadi membuat beberapa hal tak boleh ditelan bulat-bulat.

Well ... Demikian kisah hari ini. Semoga saya (atau kita) tidak termasuk orang yang hanya berorientasi pada perut 😂🤭

Meski urusan perut bisa jadi segalanya.

End.


by Ditta Widya Utami



4 komentar:

  1. Buku-buku yang keren, Asumsi Gizi untuk otak yang penuh inspirasi.
    ehm, kalau saya nih : antara otak dan perut dua-duanya harus ke isi
    Ngemil untuk otak ya oke, ngemil untuk perut ya Ayoo...ha ha ha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi Iyya Pak. Ternyata sama sama suka ngemil ya ... Wkwkwk

      Hapus
  2. Subhanallah, Neng Ditta, perjuangan Iqro nya, pantesan bakat menulisnya, semakin terasah...👍💪💪

    BalasHapus