Halaman

Senin, 08 Februari 2021

7 Langkah Meresensi ala King DAF

Minggu, 7 Februari 2021. Menjelang sore, King Doddi bertolak ke Subang. Ia berencana bertemu peternak ikan untuk produksi pelet mandiri dengan menggunakan maggot. Dilanjut esok harinya bertemu dengan Kepala SMPN 1 Cisalak beserta para guru, untuk rapat dan membicarakan rencana mendirikan Kampus Adiwiyata Tatakelola Sampah di SMPN 1 Cisalak, sekaligus menjadi kampus residensi pelatihan menulis untuk guru, siswa, pemuda, di SMPN 1 Cisalak, Subang.

     Oleh karena itu, di pertemuan kedua WhatsApp group Teknik Menulis Resensi, King Doddi menyampaikan materi melalui voice note. Setelah menyampaikan poin penting dari setiap langkah, Bu Siska Puspita Dewi dari Jendela Puspita membuka ruang diskusi. Ya, keinginan pemateri memang. Kelas hidup dengan diskusi. Mulai dari bertanya, dan materi pun akan mengalir.

     Berikut adalah hasil diskusi mengenai 7 Langkah Membuat Resensi yang bisa saya cerna :

1. Mengapresiasi buku yang akan diresensi, dengan cara membaca :

a. Membaca sekilas terstruktur (skimming). Misalnya bisa dengan membaca judul, daftar isi, profil penulis, lalu memilih bagian inti buku untuk dibaca. Lalu, bagaimana bisa kita meresensi buku hanya dengan membaca sekilas? 

     Berdasarkan pengalaman jurnalistik King Doddi, sebetulnya bagus tidaknya suatu karya bisa dilihat dari halaman pertama, paragraf pertama, kalimat pertama sebuah buku. Pendahuluan. At least 1-3 paragraf pertama. 

     Sebagaimana King Doddi dulu pernah harus memilih 1 cerpen untuk dimuat di media massa, sementara jumlah cerpen yang masuk bisa sampai puluhan. Maka, teknik skimming ini membantu. Dari bagian awal itu saja, sudah bisa memberi kita clue apakah suatu karya bisa dikatakan baik/tidak.

     Membaca skimming bisa membantu kita mendapat gambaran umum sebuah karya meski kita tidak membaca seluruhnya. Teknik ini bisa dipilih saat waktu resensi terbatas.

b. Membaca bersih. Kalau yang ini membaca habis full. Meski tiap orang berbeda, misal ada yang mulai dari akhir, tengah, loncat loncat bab, namun intinya tetap membaca keseluruhan buku.

2. Mencari dan membaca buku teori, sekaitan dengan tema buku yang akan diresensi.

3. Menganalisis kandungan isi buku. Untuk dapat menganalisis, pertanyaan paling mendasar adalah apakah kita paham dengan isi bukunya? Jika setelah satu dua kali membaca namun tetap tidak paham, ada dua kemungkinan. 

     Pertama, kita yang kurang pintar dalam memahami isi buku. Kedua, penulis yang kurang dapat membahasakan dengan mudah agar bisa dipahami. Untuk kepentingan jurnalistik terutama yang diterbitkan media massa, sebaiknya gunakan kata-kata yang lebih membumi. Karena massa itu luas. Tukang becak, pedagang asongan, kondektur pun masuk kategori massa. 

4. Memeriksa nalar tulisan. Nalar tulisan dapat terlihat dari kalimat-kalimat yang dituangkan. Inti dari kalimat adalah klausa. Inti dari klausa adalah predikat. 

     Jadi, suatu tulisan nalarnya akan baik jika mengandung predikat. Namun, ingat terlalu banyak predikat dalam kalimat pun bisa jadi membingungkan.

5. Membuat catatan-catatan pada atau untuk bagian ‘tertentu’ yang kita rasakan perlu dibahas dalam tulisan resensi. 

6. Mencari kelebihan dan kelemahan yang terdapat dalam buku.

7. Menulis Resensi, dengan kerangka acuan:

a. Mendeskripsikan verso buku. Verso adalah bagian halaman buku yang berisi informasi judul, penulis, penerbit, jumlah halaman, kapan buku dicetak, nomor ISBN, editor dsb. Biasanya verso ada di halaman setelah judul bagian dalam sebuah buku.

b. Mendeskripsikan temuan dalam buku, yang menjadi kelebihan dan kelemahannya.

c. Menyampaikan analisis dibarengi data, fakta, atau teori (pengalaman).

d. Penutup tulisan resensi.


Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat.






Ditta Widya Utami, S.Pd.

NPA. 10162000676



2 komentar: