Halaman

Selasa, 31 Maret 2020

Gudeg Termanis

Mengikuti kelas menulis bersama Omjay rasanya seperti naik kereta cepat sekelas Shinkansen. Jika kita tidak sigap, niscaya akan tertinggal.

Omjay tampaknya benar-benar ingin agar semua anak didik di kelas yang diampunya terus menulis dan menulis. Hal ini tentunya akan semakin mengasah kemampuan menulis dari setiap peserta.

Di sela materi, Omjay tidak membiarkan para peserta mengobrol "ngaler ngidul". Beliau akan memposting foto untuk kemudian diminta dibuat tulisan yang berhubungan dengan foto tersebut.


Seperti hari ini, di pagi hari beliau memposting foto sepiring gudeg dan meminta para peserta membuat tulisan 3 alinea tentang gudeg.

Well, meski kali ini agak telat, saya tetap berhasil (alhamdulillah) membuat tulisan 3 alinea tentang gudeg seperti berikut 😊

GUDEG TERMANIS
Siapa yang tak tahu gudeg? Salah satu makanan tradisional khas Daerah Istimewa Yogyakarta. Rasanya manis, beragam isinya.

Berbicara gudeg, saya pernah mencicipi gudeg di Sentra Gudeg Sleman sekitar enam tahun lalu. Saat itu, saya sedang menjadi backpacker bersama teman-teman. Lidah kami dimanjakan dengan sepiring gudeg di warung Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad. Letaknya tidak jauh dari kampus UGM.

Entah karena lapar, atau karena saya menyantapnya bersama teman-teman. Rasanya itulah gudeg ternikmat yang pernah saya cicipi. Ya, sepiring gudeg di pagi itu menjadi gudeg termanis bagi saya. Termanis, karena saya tak akan pernah lupa.

Ditta Widya Utami, S.Pd.
SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar