Hari ini saya kembali merasakan naik bis umum. Kondisi badan yang masih dalam tahap pemulihan tak memungkinkan saya untuk mengendarai motor.
Cukup satu kali naik bis saja bila dari Subang kota untuk sampai ke rumah. Alhamdulillah masih dapat tempat duduk.
Saya duduk dekat jendela di kursi 3 seater. Baris kedua, di belakang supir. Tak lama beberapa penumpang masuk. Salah satunya duduk di samping saya. Tas gendong dari P4TK IPA menjadi pembatas di antara kami.
"Teteh guru, ya?" Tanya lelaki yang duduk di samping saya.
"Iya." Jawab saya singkat.
"Luar biasa ya ... tanggung jawabnya." Lanjut lelaki itu.
Kalimat itu membuat saya terdiam sejenak. Bisa dibilang jarang nih ngobrol dengan orang baru yang langsung membahas tanggung jawab guru.
"Iya ... membentuk pribadi-pribadi adalah tanggung jawab yang besar." Finally I said.
It's one of the hardest things that teacher have to do. Really.
Begitulah. Obrolan masih berlanjut. But that's the point.
Dari perbincangan selanjutnya saya tahu bahwa lelaki yang mengaku pengusaha tersebut ternyata dulunya pernah "papalidan naik truk". Yah, kalau anak sekarang bilangnya nge-BM alias berani mati (karena berani nyetop truk yang sedang melaju lalu naik). Suatu tindakan yang berbahaya tentu saja.
Meski begitu ia sebenarnya orang terpelajar. Terbukti dengan mampu menyelesaikan kuliahnya di jurusan komunikasi.
See, setiap orang selalu memiliki masa depan. Proses yang dilalui tampaknya membuat dirinya sadar bahwa menjadi guru itu tak mudah. Ada tanggung jawab besar di dalamnya bila disadari dan dijalankan dengan sungguh-sungguh. That's why he said tanggung jawab guru itu luar biasa. Bisa jadi saat mengatakannya ia pun teringat pada guru-gurunya.
Hey, unknown man yang ngakunya mau mendaki gunung untuk refreshing, terima kasih sudah mengingatkan saya bahwa seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar terhadap peserta didiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar