Ketika hidup masih sendiri, apa-apa yang diinginkan bisa segera dipenuhi. Masa kuliah (sekitar 10-11 tahun lalu) sekali makan habis 70 ribu pun pernah dilakoni. Itu belum termasuk harga minuman.
Ya, saya memang suka "jajan". Meski bukan maniak juga. Hehe. Sudah bisa mendapat uang sendiri saat kuliah memang menyenangkan.
Kini saat sudah berumah tangga, tentu harus bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Tujuannya apa lagi agar tidak buar?
Buar /bu·ar/ dalam KBBI diartikan suka menghamburkan uang; boros; royal.
Saya kini sering membuat list belanja. Biar dompet tidak jebol. Sebisa mungkin menekan keinginan membeli kebutuhan non primer.
Namun, banyaknya tempat belanja online membuat saya kadang masih kedodoran juga. Entah mengapa belanja online selalu terasa lebih murah (dengan harga sama) bila dibandingkan membeli langsung.
Saya selalu beranggapan mungkin karena saat belanja online kita tidak melihat uang secara real. Oleh karena itu merasa selalu ada uang. Saat dompet online menipis, lihat saldo tabungan online masih ada, wah bisa tergoda juga untuk segera top up saldo.
Sejak kemarin malam hingga tadi menjelang magrib, di wilayah saya terjadi mati lampu. Gemas sekali rasanya karena saya harus upload video ke YouTube untuk Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) daring.
Tapi, di sisi lain saya rasa ada hikmahnya juga. Saya jadi tak bisa tengok-tengok toko online. Nggak bisa belanja online juga.
Sepertinya mati lampu kali ini memang mengharuskan saya untuk tidak buar lagi. Lebih bijak dalam menggunakan uang.
Hal ini mendukung program saya yang sejak sebulan lalu sudah memiliki wallet organizer. Sudah lama sebetulnya saya selalu membagi-bagi uang dalam kotak peruntukannya masing-masing. Hanya saja saya masih mengandalkan amplop. Agar lebih rapi dan praktis, saya pun membeli wallet organizer.
Selain dengan wallet organizer, saya juga menghitung persentase untuk setiap keperluan. Berapa persen untuk dana darurat, berapa persen untuk bayar tagihan (listrik, BPJS, dsb), berapa persen untuk kebutuhan pokok, dll.
Dengan langkah terakhir, saya jadi tahu berapa maksimal yang harus saya gunakan untuk setiap keperluan termasuk membeli apa yang saya inginkan. Saya harap langkah saya ini bisa membuat saya terhindar dari sifat buar.
Bagaiamana dengan Anda? Yuk berbagi tips ....
Makasih tipnya bu Widya. Tapi susah juga bagi bagi duitnya
BalasHapusHehe betul Pak BeJe. Saya juga pembagiannya masih mengikuti aturan umum hasil berselancar di internet. Lebih susah itu konsisten untuk menggunakan uang sesuai amplopnya. Hee
HapusMantap bu sudah membagi uang ke dalam posnya masing" lebih teekendali
BalasHapusIya Bu, alhamdulillah kalau yang saya rasakan memang jadi lebih terkendali.
HapusTerimakasih Bu Dita tipsnya... Semoga kita tak buar..
BalasHapusAamiin ...
Hapusbelanja online selalu terasa lebih murah (dengan harga sama). Iya juga yaaa, diiming-imingi harga murah, namun belanja onlinenya banyak jenis, akhirnya buar juga... Hehehhe
BalasHapusWallet organiZer bolej juga tuh dicoba Bu.
Haha iyya ya Pak. Tapi kalau untuk sendiri, sebisa mungkin saat belanja online saya pilih yang murah juga sih Pak sesuai list belanja. Lumayan lebihnya jadi bisa digunakan untuk keperluan lain. Meski begitu, kualitas produk dan seller tetap saya perhatikan. Hee
HapusTerima kasih tipsnya, wallet organizer. Harus konsisten yang kuat untuk membagi pengeluaran.
BalasHapusBetul Bu. Komitmen untuk konsisten membagi pengeluarannya harus kuat.
HapusWhat a good idea, wallet organizer! Makasih Bu Ditta sudah mengingatkan..
BalasHapusSama-sama Ambu ...
HapusMudahnya belanja online memang membuat kita jadi punya banyak banget pilihan. Intinya, kalau mau terhindar dari belanja online berlebihan, HP jangan diisi paket data atau wifi di rumah jangan dibayar, haha..
BalasHapusHahaha ... Ya ya ya ... Betul juga ya Pak. Atau isi paket hanya untuk chat dan sosmed saja ya. Hihihi
HapusTips nya bisa diadopsi ni. Bagus dlm mengelola dan mengatur keuangan biar lebih bermanfaat, efektif jg untk mempertahankan hidup.
BalasHapusAlhamdulillah ... Terima kasih
HapusWah keren ini, patut di tiru langkah2nya Budit. Secara emak2 kalau udah belanja kaya orang kesurupan😀
BalasHapusHaha, betul Bu Mae. Segala pengen dibeli ya. Hihi
Hapus