Dulu, ketika masuk toko buku, tentu list belanjanya adalah buku-buku yang ingin saya baca. Kini, setelah memiliki anak, investasi saya mulai bergeser. Tak lagi untuk diri sendiri, tapi juga untuk buah hati saya.
Seperti saat ini. Saya tengah ikut pre-order dua seri buku pada dua teman saya. Satu seri Asmaul Husna sedangkan yang lainnya tentang Mahabatullah.
9 Seri Buku Asmaul Husna by Sakeena (source #akukenalallahseriasmaulhusna) |
Mengapa membeli buku saya katakan sebagai investasi? Padahal dalam KBBI, investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Dalam hal membeli buku, uang yang saya miliki saya ubah ke dalam aset buku. Ilmu yang terkandung di dalamnya tentu bisa memberi keuntungan bagi kami.
Menambah wawasan, menanamkan keimanan, mengembangkan daya imajinasi, membentuk akhlak, dan masih banyak lagi keuntungan yang bisa didapat dengan membeli dan membaca sebuah buku.
Preview buku Al Bashiir (Yang Maha Melihat), saat beraktivitas, tertidur lelap bahkan jika bersembunyi Allah selalu melihat kita. (source #akukenalallahseriasmaulhusna) |
Oleh karena itu, saya senang ketika bisa berinvestasi buku untuk Fatih. Terlebih edisi-edisi khusus seperti ini yang bisa jadi di tahun-tahun berikutnya tidak ada cetak ulang.
5 buku Mahabatullah (Mencintai Allah) karya Nurhayati Pujiastuti (sumber : Fey) |
So, meski terkadang ada buku yang diperuntukkan untuk usia 2+, 3+ bahkan 5+, ketika menurut penilaian saya buku tersebut baik, biasanya saya ambil.
Dari yang sudah-sudah, biasanya buku-buku untuk usia atas tersebut tetap bisa digunakan untuk anak dengan usia lebih rendah. Seperti saat ini, Fatih berusia 17 bulan.
Hanya saja, memang ada aktivitas yang belum bisa dilakukan Fatih. Misalnya menulis abjad sesuai alur yang ada di buku.
Walau demikian, saya tetap mengenalkan buku-buku tersebut ke Fatih. Mengenalkan benda apa yang tergambar di dalamnya, mengenalkan warna yang Fatih lihat, mengenalkan jumlah.
Semua dilakukan dengan menyenangkan (hanya mengenalkan secara berulang, tidak memaksanya untuk menghafal). Karena memang untuk usia Fatih, bermain itu sama dengan proses belajarnya. Semakin banyak bermain, semakin banyak ia mempelajari sesuatu.
Saat membaca buku tentang hewan misalnya, setelah membaca berulang, terkadang sesekali saya bertanya "Wah, kucingnya mana, ya???" Lalu, Fatih pun akan mencari dengan matanya (mengamati). Jika ia menunjuk dengan tepat gambar kucing, yeay! artinya Fatih sudah paham apa itu kucing.
Bermula dari buku, serta pengenalan dengan benda-benda real, kini Fatih sudah banyak mengenali objek. Tak hanya tahu, Fatih bahkan bisa menunjuk dan menyebutkan namanya.
Ini termasuk salah satu bagian penting dalam mengenalkan kosa kata pada anak. Tak sekedar menghafal a, b, c, d, namun anak dikenalkan dengan rangkaian huruf (kata) beserta maknanya.
Untuk buku-buku cerita, saya sering membaca nyaring untuk Fatih. Pernah dengar istilah membaca nyaring (read aloud) yang ditekankan oleh James Joseph Trelease (Jim Trelease)?
Menurut pendidik dan penulis Amerika ini, membaca nyaring kepada anak-anak merupakan cara untuk menanamkan dalam diri mereka cinta akan kesusastraan.
Read aloud itu ada tekniknya. Nggak sekedar membaca nyaring, tapi harus dirutinkan (10-15 menit per sesi) agar anak mau mendengar, menyimak kemudian bisa membaca. Read aloud juga harus penuh ekspresi.
Dari Webinar Asyiknya Read Aloud oleh Roosie Setiawan (Komunitas Read Aloud Indonesia - Penulis Buku Membacakan Nyaring) yang ditulis Novita, banyak manfaat dari membaca nyaring.
Dari segi neurologis, membaca nyaring pada masa keemasan anak (0-6 tahun) dapat membuat hubungan di antara sel-sel otak semakin menguat. Pada fase ini, kemampuan belajar anak akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan rentang waktu lainnya dalam hidup mereka.
Dari segi pendidikan, membaca nyaring kepada anak memiliki manfaat antara lain menambah rentang fokus anak, mengenalkan struktur kalimat, memperbanyak kosa kata, memperluas pengetahuan, dsb.
"Jika seorang anak tidak pernah mendengar kata, dia tak mungkin dapat mengucapkan kata itu ... dan kalau tidak pernah mendengar atau mengucapkan kata, dapat dipastikan akan sulit untuk membaca atau menuliskan kata." (Jim Trelease)
Sekarang, coba bayangkan apa jadinya anak kita nanti bila sedari kecil ia sudah mencintai buku? Anda yang senang membaca pasti menyadari betul manfaatnya. Nah, itulah investasi buku untuk buah hati.
So, sudahkah Anda berinvestasi buku untuk buah hati?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar